Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

NoLimit, Kendaraan Empat Sekawan di Jalur Media Sosial

NoLimit, Kendaraan Empat Sekawan di Jalur Media Sosial

Juni 2012, perusahaan start-up lokal bernama NoLimit berhasil meraih juara ketiga di ajang Startup Arena 2012 tingkat Asia yang diselenggarakan Tech In Asia. Siapa NoLimit? Perusahaan start-up ini merupakan penyedia layanan berbasis Web untuk memantau dan melihat respons publik terhadap sebuah merek, organisasi, ataupun tokoh di jejaring media sosial. Pendirinya adalah empat anak muda asal Bandung, yaitu Aqsath Rasyid Naradhipa (CEO), Andi Taufan Garuda Putra (CFO), Adiska Fardani dan Anwari Ilman (Pengembangan Bisnis). Keempat alumni Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung ini memiliki pandangan sama bahwa jejaring sosial akan menjadi media penting untuk pemasaran dan branding. “Revolusi marketing dan branding ke depan arahnya ke media sosial. Sedangkan iklan banner, sign ad, TVC akan menurun, karena tidak ada interaksi,” kata Andi yakin.

Aqsath Rasyid Naradhipa

Aqsath Rasyid Naradhipa

Sejatinya, layanan yang disediakan NoLimit bukan sesuatu yang baru. Lantas, apa yang membedakan NoLimit dengan perusahaan sejenis lainnya? “Kami menciptakan sebuah tool yang bisa menganalisis secara detail semua aktivitas di jejaring sosial. Tool ini tidak dapat disediakan oleh agensi mana pun,” ujar Aqsath, sang CEO start-up ini, mengklaim.

Dijelaskan Aqsath, timnya telah menciptakan peranti cerdas untuk memonitor dan menganalisis media sosial yang disebut Social Media Monitoring & Analytics tool. Peranti ini bisa digunakan oleh commercial brand, organisasi nonprofit, figur publik, UKM ataupun pengelola event, guna mengoptimalkan penggunaan media sosialnya untuk kepentingan pemasaran dan kehumasan. “Kami bisa memberikan dashboard yang cukup detail kepada klien untuk menganalisis aktivitas media sosial suatu merek atau personal secara day-to-day,” ujar Aqsath. Untuk marketing tools-nya tersedia infografis yang menggambarkan jam berapa saja terjadi hit tinggi, berapa kali suatu merek atau nama disebutkan, siapa saja, dan sebagainya.

Aqsath Rasyid NaradhipaAndi menambahkan, NoLimit juga bisa memberikan solusi bagaimana pelanggan dapat lebih dekat dengan merek tersebut. Dengan kata lain, pemilik merek bisa memahami apa maunya pelanggan. Berdasarkan riset, pemilik merek bisa mengetahui mana pelanggan yang sebaiknya disasar dan bagaimana efektivitasnya. Solusinya juga dibuat di jejaring media sosial. “Pendeknya, kami memberi mereka solusi media sosial, klien tinggal fokus pada strategi.”

Saat ini, NoLimit telah memiliki beberapa klien, antara lain Garudafood, Super O2 dan Microsoft. Untuk tiap merek ada timnya sendiri. Garudafood awalnya memiliki tim sendiri (internal) untuk mengampanyekan produk Kacang Garuda di jejaring sosial. Namun, mengingat karakteristik media sosial yang butuh perhatian 24 jam, mereka pun keteteran. Padahal, pesaingnya, kacang Dua Kelinci, sudah memiliki 16 ribu pengikut di akun Twitter-nya. Adapun Kacang Garuda baru 6.000 pengikut. Maka, pihak Garudafood pun memercayakan penanganan kampanyenya di jejaring sosial kepada NoLimit. Hasilnya, hanya dalam waktu empat bulan dikelola NoLimit, jumlah pengikut di akun Twitter Kacang Garuda meroket menjadi lebih dari 20 ribu. “Untuk Garudafood, kami analisis bagaimana engagement produk kacang mereka dengan media sosial, dan bagaimana produk mereka dibicarakan di jejaring sosial,” ucap Andi.

Klaim Aqsath dan Andi diamini Agus Nadi, eksekutif Garudafood yang menangani urusan media sosial. Menurut Agus, Garudafood bermitra dengan NoLimit sejak Juni 2012, persisnya sejak Euro 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah follower akun Twitter Kacang Garuda yang masih kecil. “Saat ini follower Kacang Garuda sudah mencapai 20.200. Kacang Garuda merasa puas atas kinerja NoLimit dan akan terus bekerja sama,” ujar Agus.

Dengan Microsoft Indonesia, pihak NoLimit membantu kampanye Imagine Cup yang digelar untuk partisipan dari kalangan mahasiswa. Kampanye aplikasi-aplikasi yang ada di Microsoft dihubungkan dengan mahasiswa atau para developer. Semua aktivitasnya melalui media sosial. Proyeknya dikerjakan pada Mei 2012. “So far mereka puas, karena impact-nya langsung terhubung dengan komunitas. Semua kami hubungkan,” ujar Aqsath. “Kami sedang mendapat order dari luar negeri untuk menganalisis FMCG (fast moving consumer goods). Kami banyak dikontak agensi dari luar untuk menggarap banyak proyek,” Andi menambahkan. (*)

Herning Banirestu & A.Mohammad B.S./Riset: Adinda Khalil


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved