Youngster Inc. StartUp

EnvyMe, Wujud Rasa Iri Diana kepada Dunia Kecantikan

EnvyMe, Wujud Rasa Iri Diana kepada Dunia Kecantikan

Merasa prihatin karena masih jarang produk kosmetik sehat di Indonesia, ditambah minatnya yang besar di dunia kecantikan, serta modal latar belakang pendidikan farmasi ditangannya, membuat Diana Anggriani yakin ketika mendapat dorongan kuat memproduksi dan memasarkan produk kosmetik di Bandung. Maka, di bawah CV Kosmetika Safi Adikarya, akhir 2011, lahirlah produk kosmetik EnvyMe yang berarti “iri kepadaku” – sebuah penyataan yang bermakna ganda: iri karena terpikat dan ajakan untuk mengikutinya.

Diana Anggriani

Menurutnya, ia berani terjun membesut sendiri bisnis kosmetik karena pasarnya di Indonesia sangat besar. Maklum, kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan primer wanita Indonesia. “Sehingga saya memilih berbisnis kosmetik,” katanya menegaskan. Karena baru merintis bisninya, Diana melakukan produksi di pabrik orang lain (toll manufacturing). Pabrik rekanannya ini memiliki kapasitas produksi yang besar dan sudah mendapat sertifikat Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

“Produk kami hydroquinone free, mercury free, dan paraben free sehingga aman dipakai jangka panjang karena menggunakan ekstrak alami dalam setiap produk,” ujar Diana berpromosi. Ekstrak alami yang dipakai adalah ekstrak pepaya yang mengandung enzym papain sebagai exfoliator alami, dan apple serum stem cell sebagai anti-ageing yang mengandung anti-oksidan kulit. Segmen pasar yang dibidik adalah wanita muda berusia 15-25 tahun. “Biasanya di usia seperti itu belum mempunyai kosmetik yang cocok atau dalam pencarian produk yang tepat untuk dirinya. Sehingga, lebih mudah kami edukasi,” katanya.

Kisaran harga produk yang dipasarkannya, Rp 28-130 ribu. Untuk yang Rp 28 ribu adalah toner. Adapun yang paling mahal adalah appleserum. Ia juga menjual dalam paket, yaitu Papaya Deluxe whitening series Rp 280.000/paket, dengan isi: facial foam, toner, night cream, daycream, dan serum. Produk Papaya Deluxe dan juga dua produk lainnya, yaitu peeling dan kefir mask, termasuk yang paling banyak diburu pelanggan. “Saat ini, 60% penjualan berasal dari tiga rangkaian produk tersebut,” cetusnya. Saat ini ia memiliki reseller di Sumatera (Medan), Jawa (Jabodetabek, Jawa Barat), Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan NTB (Lombok). Konstribusi terbesar, yaitu 40%, berasal dari reseller di Jabodetabek dan Ja-Bar.

Sejatinya, bukan perkara mudah bagi Diana untuk membesarkan bisnisnya. Terlebih, dalam bisnis kecantikan diperlukan kepercayaan yang tinggi dari pelanggan untuk menggunakan produknya. Itu sebabnya, selain dirinya juga menggunakan produknya, juga pada saat awal berbisnis, ia merawat wajah tantenya yang memilki flek menahun selama 12 tahun. “Saya rawat bukan hanya menggunakan krim dan serumnya. Tetapi asupan makanan, olahraga dan keseluruhannya. Ketika akhirnya kondisi kulitnya semakin baik, saya senang dan akhirnya teman-teman tante pun mencoba produk EnvyMe karena melihat perkembangan kulitnya,” ungkapnya mengenang.

Ia pun terus memperluas pasar dengan melakukan promosi di media online atau media sosial, blogger dan marketplace. Melalui media online ini, selain mempromosikan produknya, ia juga mengumpulkan berbagai testimoni dari pelanggan yang telah menggunakannya sehingga EnvyMe semakin dipercaya. Ia juga akan memperbanyak video blogging untuk memberikan tutorial penggunaan produk kosmetik, atau apa saja kosmetik yang ia gunakan, olahraga yang ia lakukan, yaitu yoga, dan hobinya minum jus untuk menunjang kecantikan luar dan dalam. “Saya ingin membagikan kepada sebanyak-banyaknya orang. Dan untuk campaign EnvyMe di 2016 adalah #cantikalami #nomakeup,” katanya menginformasikan.

Promosi via media online cukup ampuh mendongkrak penjualan. “Kontribusi penjualan online 80%, dan offline 20% yang salah satunya melalui penjualan di Alun-Alun Grand Indonesia Jakarta dengan sistem konsinyasi,” katanya. Adapun target penjualan di tahun ini diharapkan bisa meningkat 2-3 kali lipat. Dengan demikian, promosi pun akan terus ditingkatkan. Dan, saat ini EnvyMe sudah memilki duta merek untuk produk, yaitu seorang celebgram atau nitizen yang aktif di media sosial Instagram bernama Helmi Nursifah (@helminursifah)

Wasiaturrahma Gafmi, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya, menilai EnvyMe bisa bersaing dengan kosmetik lainnya bila mempunyai nilai lebih. Selain itu, strategi yang harus dikembangkan EnvyMe adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan cara meningkatkan kualitas produk dan harga yang terjangkau, serta terus melakukan inovasi melalui riset yang berkualitas. “Peluang pasarnya cukup bagus karena dalam promosinya, EnvyMe menggunakan media sosial yang sangat cepat diketahui oleh masyarakat/netizen,” katanya.(*)

Dede Suryadi dan Tiffany Diahnisa


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved