Bergelar pendidikan tinggi tidak menjamin masa depan cerah. Setidaknya itu yang dibuktikan Putra Rueshi. Meski hanya lulusan diploma satu (D1), pemuda kelahiran 27 Maret 1984 ini mampu menunjukkan kemampuannya di dunia bisnis.

Bersama tiga rekannya, Putra membangun bisnis jual beli online (e-commerce) bernama Ever. Perusahaan digital itu dibangunnya sejak 1 Juni 2012 dengan bermodalkan Rp 2 juta rupiah. “Kami melihat usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produksi yang bagus tapi mereka tidak mengerti bagaimana distribusinya. Sementara di Indonesia sendiri suka meremehkan produk dalam negeri.” tutur Putra menjawab alasan dibentuknya Ever.

Putra Rueshi, Pendiri Ever (sebelah kiri)

Ever membidik konsumen luar negeri. Pembelinya datang dari Eropa dan Amerika. Semenjak berdiri, perusahaan ini telah mengirim 100 ribu barang ke luar negeri dan menghasilkan pemasukan sekitar US$ 200 ribu- US$ 300 ribu per bulan. Penjualan tertinggi masih didominiasi produk tas dan dompet. “Lumayan signifikan dari awal berdiri. Itu merupakan bukti bahwa produk Indonesia diakui di luar negeri,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Putra berambisi ingin menjadi distributor online produk-produk Indonesia. Dia berharap, bisa membantu produk UKM dalam hal pemasaran ke luar negeri. . “Tantangan terberat adalah soal edukasi ke pasar. Kami akan lakukan itu pelan-pelan,” ungkap Putra.

Meski tanpa gelar akademik yang tinggi, Putra optimis bisnis yang dirintisnya bertambah maju. Ia berencana membesarkan merek dan membuat ekosistem yang baik. “Saya termasuk orang yang beruntung. Ketika masa kuliah, saya justru tidak mau kuliah dan tidak masuk perguruan tinggi negeri di Bandung. Saya hanya ingin kerja, kerja dan langsung kerja. Saya suka bekerja, dan jatuh cinta ke dunia e-commerce ini sejak lima tahun lalu. Dari situ saya belajar mati-matian membangun bisnis e-commerce,” kenang Putra membangkitkan semangatnya. (Nidauul/Ario)