Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

Sejoli Orbitkan Tas Kulit

Sejoli Orbitkan Tas Kulit

Anwar Syafrani dan Gina Adityalugina

Anwar Syafrani dan Gina Adityalugina

Mengamati kebiasaan keseharian sang ayah, rupanya bisa menjadi inspirasi bisnis. Terkadang dengan melihat kebiasaan orang yang ada di rumah, bisa memancing ide untuk memulai bisnis tertentu yang memang dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Hal itu pula dialami pasangan muda, Anwar Syafrani dan Gina Adityalugina, yang kini mengorbitkan bisnis tas kulit, dengan merek Gammara. Ide bisnis produksi tas kulit ini dimulai karena Gina sering mengamati ayahnya yang biasa menggunakan tas kulit yang ternyata bagus dan tahan lama. Bahkan Gina pun sering meminjam tas ayahnya.

Dari titik tersebut pasangan yang tinggal di Bandung ini terpikir untuk berbisnis tak kulit karena melihat ada pasarnya. Mereka memulainya dengan iseng, dengan membeli tas kulit custom tanpa merek yang sudah jadi, lalu Gina bersama suaminya, Anwar, menjual tas-tas kulit tersebut. Ternyata sambutan kawan-kawannya sangat bagus, sehingga mereka berkesimpulan bahwa tas kulit memiliki banyak peminat.

Pasangan ini lalu aktif berjualan tas kulit meski tanpa merek dengan cara membeli tas kulit jadi dari pihak lain. Tepatnyasejak 2010. Baru setahun berselang, mereka akhirnya memutuskan mencari tempat untuk memproduksi sendiri, dan sejak itu pula dipakailah merek Gammara. “Gammara itu bahasa Makassar, artinya bagus,” kata Gina.

Pada tahun pertama, pasangan ini banyak belajar tentang proses, pasar dan bahan baku kulit. “Awalnya kami hanya tahu kulit itu ya hanya kulit saja. Belum tahu bagaimana kulit yang bagus, karakter masing-masing jenis kulit, kualitas benang, cara menjahit, sistem penyamakan, dan sebagainya. Sama-sama kulit asli, harganya bisa jauh berbeda karena kualitasnya juga berbeda,” papar Anwar. Hingga saat ini, bahan baku kulit yang dipakai Gammara 90% dari kulit sapi, sisanya kulit kerbau dan kulit domba. Adapun bahan baku kulit dibeli dari Surabaya, Tangerang dan Jakarta, sedangkan sebagian dari pemasok Australia dan Italia.

Dari sisi pemasaran, produk tas kulit Gammara punya positioning lebih kasual, menggarap pasar orang tua ataupun anak muda. Dari sisi harga, dua sejoli ini menawarkan 30%-40% lebih murah dari produk tas kulit branded. Rentang harga produknyaRp 600 ribu–2,25 juta. “Harga kami dibawah branded karena biaya advertising mereka lebih tinggi. Dari bahan baku dan kualitas kulit, sama bagusnya,” kata Gina meyakinkan. Untuk mengenalkan produknya, Gina dan Anwar aktif mengikuti pameran. Misalnya ikut pameran yang digalang Disperindag Kota Bandung, lalu Inacraft, Krafina, Indonesian Fashion Week, Gelar Sepatu Fashion, serta biasa mengikuti program bazar yang digalang anak muda seperti Trademark.

Saat ini pasar Gammara sudah masuk ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Surabaya, Kalimantan, Pontianak, Pekanbaru, Makassar, Lombok, dan bahkan sudah menembus ke luar negeri, seperti

Norwegia, Hungaria, Prancis dan Australia. Pembeli Eropa merupakan end user atau pembeli individu, bukan perusahaan ritel. “Banyak perusahaan ritel yang menawari kami sebagai pemasok. Bahkan seorang pemilik merek top dunia ada yang minta produksi disini. Tapi kami belum layani karena mintanya kapasitas bulanan 500 tas, dan berani ambil kontrak dua tahun. Kami putuskan belum kesana, kembangkan pasar sendiri dulu,” Gina menuturkan.

Bermula dari modal Rp 1 juta, kini Gammara bisa menghabiskan 1.000 feet bahan baku kulit tiap bulannya. Pemesanan berkisar 100-200 tas per bulan dan kebanyakan pembeli tas pria. “Sekarang kami lagi coba bikin produk second line yang harganya tidak sampai Rp 1 juta. Rencananya juga mau buka gerai sendiri, langsung bersandingan dengan merek terkenal agar ada komparasi. Para pengelola mal online juga sudah mulai aktif menghubungi Gina agar bisa menjualkan barangnya,” Anwar memaparkan. Sambutan pasar tampaknya memacu sejoli ini untuk semakin agresif melebarkan pasarnya.

Ferdi Julias Chandra dan Sudarmadi

Riset: Hana Bilqisthi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved