Marketing Trends zkumparan Automotive

Ekspor Toyota Cetak Rekor Tertinggi

Kijang Innova yang siap diekspor. (dok. TMMIN)

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sepanjang 2017 mencatatkan performa ekspor kendaraan dalam bentuk Completly Built-Up (CBU) mencapai 199.600 unit atau naik 18% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 169.100 unit.

Angka ini juga merupakan pencapaian volume tertinggi sejak kegiatan ekspor Toyota Indonesia dimulai tahun 1987 yang lalu.

Kontribusi terbesar pada pencapaian ekspor Toyota berasal dari model SUV (Sport Utility Vehicle) Fortuner yang mencapai 69.700 unit. Jumlah ini juga merupakan rekor tertinggi ekspor Fortuner dalam 5 tahun terakhir. Produk ekspor lainnya adalah model sedan Vios dengan jumlah 28.450 unit. Kijang Innova, Sienta dan Yaris turut melengkapi performa ekspor kendaraan bermerek Toyota dengan total 18.700 unit.

Dari sisi laju pertumbuhan, Sienta menempati urutan tertinggi mencapai 51,0%, diikuti Fortuner 42,2%, sedangkan Vios 19,3%. Selain itu, Toyota juga mengekspor beberapa model lain yakni Avanza, Rush, Agya (Wigo) dan Town/Lite Ace yang diproduksi oleh grup Toyota di Indonesia yaitu Astra-Daihatsu Motor dengan jumlah total sebanyak 82.700 unit.

“Komposisi ekspor kendaraan bermerek Toyota yang didominasi oleh model SUV ini sekaligus membuktikan bahwa kapabilitas industri otomotif Indonesia telah mampu bersaing dalam memenuhi keinginan konsumen global. Di sisi lain, model sedan Vios yang telah kami produksi secara lokal sejak tahun 2013 lalu, menjadi keistimewaan tersendiri karena 97% dari total produksinya ditujukan untuk pasar ekspor,” ujar Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono.

Selain dalam bentuk CBU, tahun 2017 TMMIN juga telah mengekspor 47.600 unit kendaraan dalam bentuk terurai/Completely Knock Down (CKD)mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin sebesar 123.200 unit dan mesin TR berbahan bakar etanol sebesar 5.700 unit. Sedangkan ekspor mesin tipe NR berbahan bakar bensin mencapai 93.300 unit dan NR berbahan bakar etanol 3.700 unit.

Peningkatan kerja sama dengan pemasok dalam penggunaan komponen lokal juga akan terus ditingkatkan. Tahun lalu, TMMIN antara lain berhasil mendorong suplier untuk menggunakan bahan baku non-woven material (material untuk pelapis atap bagian dalam) dan resin polyproylene impact copolymer (plastik) yang diproduksi perusahan dalam negeri.

Tahun ini, TMMIN akan fokus pada upaya penggunaan beberapa bahan baku lokal seperti aluminium dan baja yang bekerjasama dengan beberapa perusahaan lokal negara.

“Peningkatan penggunaan bahan baku komponen dari produk lokal merupakan salah satu target perusahaan. TMMIN tidak hanya meningkatkan penggunaan komponen lokal, tapi juga bahan baku yang diproduksi di dalam negeri dan diharapkan dari tahun ke tahun terus meningkat,” kata Warih.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.coid


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved