Potensi bisnis dan perdagangan di Surabaya memang luar biasa. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan menjadi salah pintu gerbang perdagangan utama bagi kota-kota lainnya di Jawa Timur bahkan wilayah Indonesia Timur, perputaran uang di Kota Pahlawan itu sangat signifikan, sekitar Rp 20 triliun. Sementara itu, jumlah penduduknya 3,2 juta jiwa, jelas potensi pasar yang besar.

Potensi AREA PERDAGANGAN SURABAYA

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya, pertumbuhan ekonomi di 2012 mencatatkan produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar Rp 264 triliun dan tahun 2013 diprediksi mencapai Rp 333 triliun. Sementara, data Badan Pusat Statistik menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode 2012 mencapai 7,27%. Lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 6,23%.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi Surabaya itu tidak terlepas dari dukungan infrastruktur dan fasilitas perdagangan yang komplit. Ada Pelabuhan Tanjung Perak yang menghubungkan antara Indonesia bagian Barat dengan Timur; kawasan industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Brebek dan kawasan pergudangan Margomulyo. Aktivitas dagang ini juga didukung pusat-pusat perkantoran seperti Wisma Intiland, BRI Tower dan Bumi Mandiri. Di kawasan Surabaya Barat kini lahir pusat bisnis baru seperti kawasan perkantoran di Jalan HR Muhammad dan pusat perbelanjaan Supermall Pakuwon.

Jumlah pasar tradisional dan modern di Surabaya pun banyak. Diantaranya, pasar tradisional seperti Kaputran, Wonokromo, Pabean dan Genteng. Sedangkan yang modern seperti Pusat Grosir Surabaya (PGS), ITC Mega Grosir, Pasar Atom serta Kapasan.

“Cita-cita Surabaya adalah ingin menjadi kota seperti Singapura,” ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya, Agus Eko Supiadi. Maklum, Surabaya sepenuhnya ditopang dari aktivitas perdagangan, baik domestik mupun internasional. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) kontribusinya cukup besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi Surabaya.

Bagaimana peranan BCA dalam mengembangkan potensi bisnis di Surabaya? Kepala Kantor Wilayah III BCA, Freddy Suliman menuturkan, banyak hal yang telah dilakukan di antaranya bekerja sama dengan pengelola pusat perbelanjaan dan asosiasi pedagang, seperti Himpunan Pedagang Pasar Atom (HIPPA). Termasuk juga dengan para pedagang untuk melakukan penetrasi dan memberikan berbagai kemudahan bagi pedagang dan konsumen untuk bertransaksi. Di mana setiap toko akan dipasang mesin Electronic Data Capture (EDC) yang dapat melayani transaksi pembayaran menggunakan kartu debit maupun kredit.

Untuk mempermudah nasabah dalam bertransaksi dan berbisnis serta terus mendekatkan diri dengan nasabah, di setiap pusat perdagangan dibuka Kantor Cabang Pembantu BCA, beberapa di antaranya memberikan layanan Weekend Banking tetap buka hari Sabtu dan Minggu. Didukung juga oleh keberadaan Kantor Kas serta layanan BCA Bizz, yaitu layanan khusus untuk para pedagang atau pelaku bisnis.

Tak ketinggalan, BCA memperbanyak mesin ATM (tunai maupun non tunai) dan Cash Deposit Machine di pusat perdagangan seperti di Pasar Atom, Jembatan Merah Plaza, Plaza Tunjungan, Pusat Grosir Surabaya, dan Hitech Mall. 25 April 2013 lalu juga diresmikan EBC BCA di Ciputra World. Tidak hanya menyediakan ATM tunai dannon tunai, namun dilengkapi informasi dan fasilitas dengan teknologi terkini. Nasabah juga dapat melakukan teleconference dengan agenHalo BCA melalui layar monitor secara real time.

Profil nasabah BCA di Surabaya sangat lengkap. Mulai dari kelas atas, menengah hingga bawah. Hingga saat ini, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun di Surabaya berkisar Rp 37 Triliun.

“Transaksi dengan mesin EDC BCA dapat meningkatkan omset. Sebab, bisa diakses dengan kartu kredit, debit dan Flazz. Konsumen makin mudah menggunakan, cukup digesek kartunya, belanjanya beres,” kata Hartono Kosasih, pemilik brand fashion wanita Caroline Kosasih yang membuka beberapa toko di Mall Pasar Atom, Surabaya. (****)

BCA Senantiasa di Sisi Anda