Berita BCA Berita BCA

Eko Nugroho, Mengubah Kesan Negatif Bisnis Hiburan Malam Melalui Boshe

Eko Nugroho, Mengubah Kesan Negatif Bisnis Hiburan Malam Melalui Boshe

Kesan negatif biasanya menempel pada bisnis hiburan malam karena dunia malam biasanya identik dengan hal negatif seperti narkotika dan zat adiktif lainnya. Namun, seorang R. IG Eko Nugroho mampu mematahkan anggapan negatif tersebut.

Sejak awal, Eko, pemilik Boshe VVIP Club di Bali dan Yogyakarta, memang bercita-cita ingin menciptakan tempat hiburan yang bersih, tidak dipenuhi dengan hal negatif seperti yang dibayangkan masyarakat tentang dunia malam. “Dunia malam kerap diidentikkan oleh narkotika dan ini juga menjadi tantangan untuk kami,” jelas Eko.

Eko Nugroho, Boshe, Bali

Eko Nugroho, Boshe, Bali

Mematahkan anggapan negatif tersebut, setiap minggunya Eko rutin menggelar pengajian setiap hari Jumat di Boshe Yogyakarta. Pengajian ini, kata Eko, dipimpin oleh seorang ustadz terkenal. Pada akhir pekan setiap minggunya, Boshe Yogya juga mengadakan kebaktian. Tak hanya itu, Boshe Yogya juga selalu menutup usahanya setiap bulan Ramadhan untuk memberikan kesempatan bagi karyawannya lebih fokus menjalankan ibadah puasa. Eko bangga menjadi satu-satunya club malam yang melakukan hal ini.

Tak cukup sampai situ, Eko bahkan rutin melakukan razia terhadap karyawan serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes obat-obatan. Ia khusus mendatangkan dokter untuk keperluan tersebut.Karyawan yang bekerja di Boshe pun ada yang tidak diperkenankan minum minuman beralkohol. Bahkan, Eko mengaku dirinya tidak dapat menenggak minuman beralkohol.

“Karyawan yang mengalami sakit gula kami istirahatkan karena minuman yang mengandung alkohol memiliki kadar gula yang tinggi. Di Jogja, Boshe Jogja bahkan bekerja sama dengan Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Jogja. Ini saya lakukan karena narkotika bisa menghancuran anak bangsa. Dari sisi bisnis, narkotika bisa menghancurkan bisnis saya juga karena karyawan bisa menjadi pribadi yang tidak jujur,” ujar Eko.

Dengan modal inilah Eko Nugroho ingin memperkenalkan atmosphere baru bisnis dunia malam. Eko ingin menciptakan suasana yang nyaman di tempat hiburan. Tak hanya memagari bisnis hiburan malam dengan berbagai hal positif.

Perjalanan Boshe

Lahirnya Boshe diawali saat Eko memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pada tahun 2005, ayah empat anak ini memutuskan membuka café kecil bernama Radikal di atas lahan seluas 300 meter persegi dibantu oleh 20an orang karyawan. Pembukaan cafe ini dilakukan pertama kali di Yogyakarta. “Awalnya saya ingin membuka bisnis kuliner yang di dalamnya menghadirkan live music sebagai hiburan,” ungkap Eko.

Usaha ini terpaksa ditutup oleh Eko saat Yogyakarta diguncang gempa bumi dahsyat tahun 2006 silam. Penutupan bisnisnya tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu tahun. Tak berputus asa, dengan dukungan dari karyawan-karyawannya, Eko kemudian mengembangkan bisnis entertainment atau club malam bernama Boshe di Yogyakarta (Boshe Yogya).

Seiring perjalanan waktu, Boshe kemudian menarik minat investor. Manajemen Boshe Yogya lantas diadopsi oleh pengusaha asal Bali. Maka pada tahun 2008 lahirlah sebuah club di Bali dengan concept seperti Boshe di Yogya dengan skema franchise.

Namun, perjalanan bisnis Club tersebut tidak berjalan mulus. Sang pemilik kemudian menjual club kepada pihak lain. Sehingga, Eko memilih memisahkan diri dari manajemen Club tersebut. Kemudian, pada 2010 manajemen Boshe di bawah kepemimpinannya membuka club sendiri dengan nama Boshe VVIP Club di Bali.

Inovasi dan Kreativitas

Menurut Eko, menjalankan bisnis di dunia hiburan perlu inovasi dan kreativitas. Inovasi yang telah dilakukan Eko antara lain memberi kesempatan kepada anak muda untuk menunjukkan karyanya di atas panggung seperti mengundang band indie. Ternyata inovasi ini berhasil mendatangkan banyak minat sponsor untuk mengenalkan produknya di Boshe.

“Ide dan kreativitas harus terus digali untuk menciptakan inovasi. Ide tidak hanya dari dalam saja tapi juga bisa berupa masukan dari luar,” ungkap dia. Untuk itu, Eko memiliki prinsip khusus yang selalu ia tularkan ke karyawannya, yaitu ‘Disaat orang masih tidur, kita harus sudah terbangun. Disaat orang bangun, kita harus sudah berjalan. Disaat orang berjalan, kita harus sudah lari. Dan disaat orang lain berlari, kita sudah terbang’. “Ini sering saya sampaikan kepada karyawan saya untuk direnungkan,” katanya.

Peran perbankan dalam bisnisnya sangatlah besar. Saat mulai mendirikan Boshe Yogya, Ia mendapatkan dukungan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

“Di awal mendirikan Boshe Yogya, saya mengenal BCA. Hanya BCA yang percaya memberikan kredit untuk saya membangun usaha ini. Bank lain tidak ada yang percaya dengan saya. Kalau tidak ada BCA, maka bisnis ini mungkin tidak pernah ada,” ucap Eko.

Eko yang telah menjadi nasabah BCA Prioritas inimengatakan bahwa menjadi pebisnis maka harus berani mempelajari dan memanfaatkan layanan perbankan. Karena dengan layanan perbankan, bisa mendapatkan kemudahan. “Selain itu, jadi pengusaha harus siap punya utang dan menjaga totalitas dalam bekerja,” kata Eko.

BCA Senantiasa di Sisi Anda


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved