BFI Finance, yang punya nama resmi PT BFI Finance Indonesia Tbk., dikenal sebagai salah satu pemain penting di bisnis multifinance nasional. Terutama, di bidang pembiayaan kendaraan bermotor. Kiprah bisnisnya di Tanah Air didukung jaringan bisnis yang cukup luas dan sistematis, terdiri dari 400 unit operasional dan pemasaran di seluruh Indonesia.

Pada ajang penilaian merek kali ini, meskipun masih berada di bawah posisi 50 teratas dalam daftar Indonesia’s Most Valuable Brands, BFI Finance mencatat kemajuan cukup berarti. Peringkat merek perusahaan pembiayaan ini naik dari sebelumnya (tahun lalu) di posisi 70, kali ini berada di posisi 63, dengan nilai merek sebesar US$ 84 juta dan rating AA.

Sebagai perbandingan, Adira Finance, pemain terkemuka lainnya di bisnis pembiayaan nasional, berada di peringkat lebih bagus, yakni 43 (turun dari posisi sebelummya di peringkat 40). Adapun kalau dilihat secara keseluruhan sektor keuangan, dari 17 merek perusahaan yang masuk dalam daftar Top 100, BFI Finance berada di urutan 15. Di atasnya adalah bank-bank yang umumnya kategori BUKU 4 dan BUKU 3, selain Adira.

Bagaimana BFI Finance bisa menjaga bahkan meningkatkan nilai mereknya? Menurut Sutadi, Direktur Bisnisnya, dari segi prinsip, pihaknya berupaya mengedepankan akuntabilitas dan profesionalisme dalam memberikan pelayanan. “Kami juga berpegang teguh pada visi perusahaan, yakni menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya, yang turut berkontribusi pada peningkatan taraf hidup masyarakat,” katanya.

Sutadi menjelaskan bahwa pihaknya sudah cukup lama membangun merek BFI Finance. “Namun, ada strategi yang berbeda tiap waktu,” ujarnya. Alasannya, pihaknya harus menyesuaikan dengan banyak hal, seperti perubahan perilaku dan gaya hidup konsumen, pemilihan media yang dinilai paling efektif sesuai dengan perubahan perilaku tadi, dan segmen konsumen yang akan difokuskan oleh setiap produk BFI Finance.

BFI Finance, menurut Sutadi, berupaya memberikan nilai tambah kepada konsumen dengan inovasi produk pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang konsumen; memberikan program reward untuk konsumen setia, baik melalui direct gifts maupun non-direct gifts; serta bekerjasama dengan banyak merchant agar konsumen BFI Finance dapat memperoleh diskon khusus. Tentu, menurutnya, perusahaan pembiayaan ini menjalankan strategi above the line dan below the line, yang juga memanfaatkan perkembangan teknologi digital dan media sosial, untuk aktivitas promosinya.

Di luar strategi penjualan dan promosi, kata Sutadi, pihaknya juga menjalankan berbagai kegiatan edukasi keuangan untuk meningkatkan literasi keuangan pada masyarakat umum dan para pebisnis UMKM.

Program-program yang terkait dengan peningkatan nilai merek di BFI Finance, menurut Sutadi, dikelola secara sinergi. Yang terlibat di dalamnya yakni bagian Marketing Communication (berada di bawah Direktorat Bisnis), bagian yang khusus menangani Service Quality, serta bagian Corporate Communication dan CSR.

Untuk mengukur keberhasilan program peningkatan nilai merek ini, tim internal BFI Finance menjalankan riset, bekerjasama dengan tim riset independen di tiap akhir tahun. “Dari hasil riset itu, kami sesuaikan lagi strategi yang akan dilakukan untuk tahun berikutnya,” kata Sutadi. “Sejauh ini, kami nilai brand name perusahaan kami cukup kuat sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia,” tambahnya.

Untuk tahun 2019, BFI Finance belum banyak beralih dari produk yang ada sekarang, seperti pembiayaan kendaraan roda empat, roda dua, alat berat, dan mesin. Kendati begitu, demi mengakomodasi kebutuhan gaya hidup saat ini, BFI Finance juga telah mengembangkan beberapa produk pembiayaan baru, seperti BFI Education dan BFI Leisure. “Kami berharap produk-produk baru ini dapat memperkuat merek BFI Finance sebagai perusahaan pembiayaan yang terus berinovasi,” kata Sutadi.

Joko Sugiarsono & Nisrina Salma

www.swa.co.id