Brand Value zkumparan

Garuda Indonesia: Fokus pada Safety, Service, dan Profitability

Irfan Setiaputra, Dirut Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia sebagai national flag carrier mampu mempertahankan nilai merek (brand value/BV)-nya dengan cukup baik. Dalam peringkat 100 Most Valuable Brands 2020 yang dilansir Brand Finance, bekerjasama dengan SWA, merek Garuda Indonesia menduduki peringkat 12, sama persis dengan capaiannya di tahun sebelumnya. Nilai mereknya kali ini (berdasarkan data kinerja bisnis 2019) mencapai US$ 606 juta, tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 607 juta.

Berdasarkan valuasi Brand Finance, enterprise value (EV) Garuda adalah US$ 2,21 miliar, naik 15% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,93 miliar. Adapun proporsi BV terhadap EV Garuda kali ini sebesar 27%, turun dibandingkan tahun sebelumnya (31%), semata karena adanya peningkatan nilai enterprise-nya (EV). Sementara brand rating maskapai pelat merah ini adalah A+.

Irfan Setiaputra, Dirut Garuda Indonesia, mengapresiasi penilaian tersebut. Eksekutif yang relatif belum lama menjadi komandan Garuda ini meyakini bahwa branding maskapai ini sudah terbangun sejak didirikan –dengan nama pertama Garuda Indonesian Airways yang diberikan oleh Presiden Soekarno.

Irfan membandingkan, Garuda berbeda dengan kebanyakan perusahaan milik negara lainnya, yang umumnya merepresentasikan bidang atau kegiatan perusahaannya. Contohnya, ada nama seperti Pupuk Indonesia, Perusahaan Listrik Negara, dan Kereta Api Indonesia. Jika melihat pola penggunaan nama seperti itu, katanya, mestinya perusahaan ini dinamakan Pesawat Indonesia. “Tapi, yang dipilih adalah nama Garuda Indonesia, yang memiliki pesan bahwa tugas Garuda adalah menyatukan bangsa Indonesia sekaligus memperkenalkan Indonesia di mata dunia,” kata Irfan kepada SWA.

Irfan membanggakan Garuda, yang sebagai full service airline telah membangun brand positioning yang cukup kuat. Buktinya, mampu mendapatkan predikat 5-Star Airline, yang merupakan bukti pengakuan dunia. Selain itu, Garuda sebagai anggota aliansi Sky-Team memiliki jejaring network yang luas serta kesempatan untuk dikenal masyarakat dunia. Dengan dukungan armadanya saat ini, Garuda punya potensi untuk berekspansi dalam melayani penerbangan domestik, regional, dan internasional.

Tidak hanya itu, Irfan juga menyebutkan, Garuda telah berhasil memperoleh pengakuan internasional sebagai The Most Punctual Airline in the World pada ajang Punctuality League 2020. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemeringkatan on time performance independen asal Inggris, OAG Flightview, yang menilai kinerja tingkat ketepatan waktu maskapai dunia. Berdasarkan data Punctuality League 2020, Garuda berhasil mencatatkan capaian tingkat ketepatan waktu tertinggi, sebesar 95,01% dari 57,5 juta flight record penerbangan di seluruh dunia selama tahun 2019. Pencapaian ini sekaligus menjadikan Garuda sebagai maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik di Asia Pasifik.

Menurut Irfan, pengakuan yang diperoleh dari berbagai pihak ini menandakan bahwa perusahaan ini tidaklah dikelola secara sembarangan. “Hal ini tecermin pada merek Garuda yang cukup kuat. Dengan branding yang kuat inilah kami membawa perusahaan hingga hari ini dan mungkin bisa menyelamatkan kami dalam banyak turbulensi,” katanya tandas.

Namun, Irfan mengakui, berbagai perhargaan yang diterima tersebut bukan merupakan tujuan, melainkan sebagai alat agar kinerja perusahaannya dapat diukur melalui sejumlah kriteria yang ketat. Penghargaan ini, menurutnya, juga dapat menjadi motivasi dalam mempertahankan kinerja operasional maskapai.

Ke depan, ia berharap pencapaian kinerja perusahaannya dapat terjaga. Caranya, melalui koordinasi intensif dan optimalisasi lini layanan operasional agar selalu mengedepankan operational excellence dalam menyediakan layanan penerbangan.

Ada tiga hal yang menjadi fokus utama Garuda untuk menjaga dan membangun pilar-pilar dalam hal branding. Hal inilah yang menurut Irfan akan terus dijaga dalam kondisi apa pun, termasuk ketika menghadapi krisis pandemi Covid-19. Pertama, faktor safety (keselamatan) tidak bisa ditawar-tawar. “Garuda terus menjaga aspek operational safety, yang diterapkan di seluruh lini operasional perusahaan,” ujarnya.

Kedua, faktor service (layanan). Sebagai maskapai full service dan end-to-end dengan layanan Indonesian style, pihaknya dari waktu ke waktu terus mencari inisiatif baru yang out of the box untuk memastikan layanan yang diberikan ke pelanggan adalah yang terbaik. Salah satunya adalah menjaga dan memastikan ketepatan waktu.

Ketiga, profitability. “Ketiga poin ini adalah urutan berdasarkan prioritas, yang tidak bisa dibalik, apa pun kondisinya,” ia menegaskan. (*)

Jeihan Kahfi Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved