Brands Brand Value zkumparan

Erajaya Andalkan Trust Konsumen Untuk Menguatkan Brand

Djatmiko Wardoyo, Director Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada Tbk. (Erajaya).

Brand memiliki arti sangat penting bagi PT Erajaya Swasembada Tbk. “Sebab, merek yang kuat akan menjadi preferensi dan referensi orang,” ungkap Djatmiko Wardoyo, Director Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada Tbk. Berbagai cara yang ditempuh untuk menguatkan merek, pertama dengan rajin berpromosi secara konvensional maupun media digital (media sosial).

Djatmiko menjelaskan, Erajaya membawahi merek-merek besar seperti Erafone (PT Erafone Artha Retailindo), iBox (PT Data Citra Mandiri), Samsung Store (PT Nusa Abadi Sukses Artha) dan MiStore.

Pergeseran cara beriklan saat ini memengaruhi porsi mereka dalam cara menawarkan produknya. Iklan digital lebih besar dibandingkan iklan konvensional, porsinya bisa mencapai 70-80% yang meliputi iklan media sosial dan iklan untuk portal berita. Sisanya untuk iklan konvensional. “Situasinya yang membuat seperti ini, tidak bisa dibendung. Beginilah cara menggaet milenial yang notabene merupakan market masa depan kami,” ungkapnya.

Strategi kedua, terus melakukan inovasi. Erajaya baru-baru ini meluncurkan layanan O2O (online to offline & offline to online). Di sini konsumen dapat membeli barang secara online dan produknya dapat diambil melalui jaringan Erafone di seluruh Indonesia. Untuk lokasinya dapat dipilih sendiri oleh konsumen. Ataupun sebaliknya, konsumen dapat membeli barang-barang secara offline di gerai Erafone dan barangnya dapat dikirim ke manapun. “Ini merupakan langkah kami dalam memberikan layanan yang lebih praktis kepada masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, inovasi di bidang Internet of Things (IoT) dikembangkan sejak dua tahun lalu. Erajaya menawarkan perlindungan untuk device bernama Tecprotect untuk memproteksi ponsel akibat kecelakaan atau kecerobohan sendiri. Erajaya selalu memberikan terobosan kepada masyarakat dan dapat dilihat bahwa Tecprotect dapat diterima oleh masyarakat seperti apa.

Ketiga, melakukan off air activation exhibition. Erajaya tergolong aktif menggelar pameran. Sebut saja, Erajaya Expo, Erafone Fair, Gadget Invasion Week, dan Technopolis. Tak hanya itu, pameran-pameran kecil juga diikuti oleh Erajaya sebagai bagian dari aktivasi merek. “Berbagai strategi merupakan cara kami dalam meningkatkan nilai brand sekaligus meningkatkan pertumbuhan bisnis perusahaan,” ujarnya.

Selain itu, yang menjadi perhatian Erajaya untuk meningkatkan merek adalah layanan dan kepercayaan konsumen. “Kami harus membangun kepercayaan. Brand tidak bisa dibangun hanya dengan cara beriklan saja, tapi juga harus dibangun melalui trust dalam layanan terlebih dahulu,” ungkapnya. Hal ini berkaitan dengan cara konsumen akan memberikan testimoni dan review pada sebuah produk dan layanan di internet. Peran reviewer/influencer, menurut Djatmiko, sangat besar dampaknya dibanding cara beriklan.

Dalam membangun sebuah trust, Erajaya melakukannya dengan menciptakan awareness sebagai basis terendah. Setelah itu, di atasnya ada konversi menjadi sebuah pembelian karena trust sudah mulai terbangun. Kemudian, loyalitas. “Tujuan dari brand itu jangka panjangnya loyalitas. Awareness hanya sebagai fondasi,” ungkap Djatmiko.

Erajaya melakukan review nilai merek secara internal. Tim Erajaya melakukan semacam survei di sembilan kota besar untuk mengetahui posisi mereknya di pasar. “Ini semacam survei internal untuk mengetahui posisi Erafone, iBox, dan Samsung Store. Untuk iBox memang jarang memiliki saingan karena toko khusus untuk produk Apple tersebut sangat jarang. “Kami lakukan survei enam bulan sekali guna mengetahui brand yang dimiliki termasuk top of mind atau tidak,” katanya.

Hasilnya, memang untuk kota-kota kecil, Erajaya tidak menang. Maka dari itu, Erajaya mulai memenetrasi kota-kota kecil seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Tegal, Sumedang, dan Palembang. Erajaya ingin hadir dengan target untuk memperkuat pasar dan mengenalkan layanan O2O yang baru diluncurkan. Pasarnya di daerah-daerah kecil cukup besar, namun memang belum dikenal.

Portofolio brand yang dimiliki Erajaya terlengkap di Indonesia dan positioning mereknya hampir semua tersedia, dari device, ponsel, dan IoT. Keberanian Erajaya melakukan inovasi dengan mengeluarkan terobaosan baru dan keikutsertaan dalam pameran guna meningkatkan pertumbuhan bisnisnya. “Pertumbuhan penjualan kami di tahun lalu Rp24 triliun. Tahun ini targetnya Rp30 triliun atau naik 22%,” paparnya. Hasil survei Indonesia’s Most Valuable Product Brands 2018, menempatkan brand value Erajaya sebesar US$52 juta, berada di posisi ke-84.

Reportase: Anastasia Anggoro Suksmonowati

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved