IBBA

E-Commerce Bikin Galau Dirut Garuda

E-Commerce Bikin Galau Dirut Garuda

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai kebanggaan bangsa kita. Di usianya yang sudah 67 tahun, merek airlines asli Indonesia ini memiliki trust worthy sebagai flag carrier nasional. Tapi, masih ada satu hal yang masih bikin galau Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo. Apa itu? “Masak, pesan ojek saja bisa online dengan aplikasi, pesan tiket pesawat masih off line. Maka itu, backbond e-commerce sedang kami bereskan agar added value-nya semakin banyak, melalui peningkatan koneksi dengan korporasi lain,” katanya.

Kini, pesan ojek atau taksi memang semudah menggerakkan ujung jari di smartphone. Go-Jek menjadi pionir dengan layanan ojek berbasis aplikasi. Hasil karya anak negeri ini kedatangan kompetitor yakni Grab asal Malaysia. Belakangan, Uber pun merambah bisnis ojek online.

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo

Menurut Arif, kontribusi e-commerce di Garuda Indonesia baru 30-40%, sisanya adalah transaksi off line. Seiring perkembangan teknologi, penetrasi internet dan smartphone yang semakin tinggi, ke depan angka tersebut akan terbalik. Meski penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 80 juta, penggunaan e-commerce dan aplikasi untuk maskapai masih rendah.

Arif menjelaskan, inovasi adalah kunci sukses membangun merek lokal unggulan. Salah satu cara menguatkan mereka adalah dengan mengadopsi tren masa kini, seperti e-commerce. Dengan begitu, orang semakin mudah untuk naik pesawat. Layanan check-in bisa via mobile dan membeli tiket pun tidak perlu antre di call center karena bisa melalui mobile apps.

“Ini yang sedang didorong tumbuh cepat oleh Garuda Indonesia. Meski demikian, memang ada daerah yang masih rendah tech literacy-nya. Kecepatan koneksi internet juga belum merata,” katanya.

Saat ini, Garuda Indonesia juga sudah mengalihkan fokus ke digital marketing. Maskapai pelat merah itu telah mengurangi biaya promosi lewat billboard dan media konvensional seperti TV dan media cetak hingga 70%. Lewat digital, mereka bisa membuat viral marketing.

Saat ini, Garuda Indonesia berada di posisi 8 dari 10 besar maskapai terbaik di dunia. Dari total 250 airlines di dunia, Arif menargetkan Burung Besi kebanggaan Negeri ini bisa menjejak ranking ke-5 dunia pada 2020 mendatang. Ia berharap orang melihat Garuda sebagai kekuatan merek bangsa.

“Seperti orang melihat mobil dengan presisi tinggi ya ke Jerman. Kalau jam itu ke Swiss. Mobil dengan inovasi tinggi ya Jepang. Kekuatan merek Garuda kian kuat bila dipadukan dengan Indonesia Hospitality,” katanya. (Reportase: Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved