IBBA zkumparan

Garudafood, Tinggalkan Cara Lama dalam Berkomunikasi

Ferry Haryanto, Direktur Pemasaran Garudafood
Ferry Haryanto, Direktur Pemasaran Garudafood

Disrupsi digital membuat persaingan di dunia bisnis makin seru. Tak terkecuali di industri makanan. Pemain di industri ini pun makin banyak, baik lokal maupun asing.

Ferry Haryanto, Direktur Pemasaran Garudafood, menengarai perusahaan besar dan kecil berlomba-lomba memberikan produk yang inovatif dan berkualitas. “Tantangan di era digital ini adalah hadirnya e-commerce, yang kemudian disusul oleh perusahaan berbasis aplikasi, seperti Gojek dan Grab. Ini merupakan dua sisi mata uang. Di satu sisi dilihat sebagai ancaman yang kita kenal dengan disruptive era, tetapi di sisi lain kita lihat sebagai peluang untuk mengembangkan bisnis asalkan kita mampu mengasah kreativitas dan kecepatan berinovasi,” Ferry menuturkan.

Di samping itu, era disrupsi digital juga membuat banyak hal yang berubah, terutama perilaku konsumen. Saat ini, perilaku konsumen berubah begitu cepat, sehingga pemasar perlu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut lebih cepat lagi. “Kami tidak bisa lagi hanya menggunakan cara- cara lama untuk berkomunikasi. Kami dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Jika kami tidak berubah, kami akan ditinggalkan konsumen. Tentu saja, tanpa meninggalkan core value dari brand kami,” kata Ferry tandas.

Maka, dalam situasi seperti itu, kalau ada brand yang mampu mempertahankan posisinya di pasar dan tetap menjadi brand terbaik, boleh dikatakan ia telah berhasil menyesuaikan diri dan mengadopsi cara-cara baru dalam berpromosi, melakukan pemasaran, dan membangun engagement dengan konsumen. Salah satu brand yang berhasil mempertahankan posisinya di puncak adalah Gery Saluut di kategori produk wafer coating cokelat, merek milik PT Garudafood.

Ferry menjelaskan, dalam mengomunikasikan Gery Saluut, Garudafood mengusung tema yang up-to-date dan sedang tren, seperti Happy Around the World (Perjalanan mencari rasa terbaik untuk produk Gery Saluut Malkist), Goyang Tabur with Tik Tok, dan pencarian rasa baru lewat kampanye TumpukNikmat (Kombinasikan Gery Saluut Malkist Sesukamu). Dalam lima tahun terakhir, Garudafood terus meningkatkan positioning setiap brand produknya di kalangan target pasarnya. “Konsistensi dan key message yang tepat merupakan cara untuk membangun positioning merek. Salah satunya dalam bentuk komunikasi yang searah dan seragam,” katanya.

Sebagai contoh, lanjutnya, Garudafood melakukan kampanye di segala lini, baik above the line, below the line, maupun through the line (kampanye pemasaran digital). “Untuk TVC, kami tidak hanya placement secara konvensional semata, tapi kami juga built in di siaran favorit yang dapat meningkatkan brand awareness,” kata Ferry.

Garudafood juga menerapkan strategi open-collaboration dengan berbagai institusi untuk mencapai tujuannya. Misalnya, melakukan joint promo dengan Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dll. sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk menjangkau konsumen. “Kami juga melakukan co-branding dengan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan destinasi wisata favorit Indonesia pada kemasan Gery Saluut Malkist Coconut. Pada akhir Agustus 2019, Kemenpar meresmikan Gery X-Quest yang merupakan program eduwisata pabrik dengan teknologi digital pertama di Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur,” Ferry memaparkan.

Tim Gery Saluut, kata Ferry, merupakan perpaduan generasi X, Y, dan milenial. “Ini adalah kombinasi yang sangat bagus untuk bisa menjawab tantangan kebutuhan konsumen secara holistik,” ujarnya. Keahlian personal yang ada dalam tim tersebut, menurutnya, adalah di bidang pemasaran, manajemen, bisnis, dan project management.

Untuk mendorong keterlibatan komunitas dalam strategi branding, Garudafood bekerjasama dengan pihak sekolah dan kelompok wirausaha supaya mereka lebih mengenal produk Gery Saluut. Dengan pihak sekolah, perusahaan di bawah Grup Tudung ini menjalankan program School to School dengan kegiatan, antara lain, sampling selling di sekolah, aktivasi dengan murid, branding kantin dan area sekolah, serta penetrasi ritel sekitar sekolah. Untuk menjangkau kelompok wirausaha, Garudafood menggelar program Kampung Wirausaha Garudafood untuk memberikan nilai tambah produknya melalui kreasi olahan makanan dan minuman yang inovatif, selain memberikan manfaat ekonomis bagi anggota komunitas.

Garudafood pun memanfaatkan influencer atau key opinion leader untuk memasarkan produknya di media sosial/digital, seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan Tik Tok. “Ini cukup efektif karena masing-masing memiliki follower yang cukup loyal, sehingga engagement antara produk dan konsumen bisa terjalin lebih baik,” kata Ferry. Pemilihan influencer disesuaikan dengan target pasar dan tujuan kampanye. “Supaya impact dari influencer bisa maksimal, jenis aktivitas yang dilakukan oleh influencer tersebut harus sesuai dengan karakteristik follower-nya,” tambahnya.

Ferry mengungkapkan, pertumbuhan pasar Gary Saluut dari tahun 2018 ke 2019 diprediksi sekitar 10%, sedangkan tahun 2020 ditargetkan 8%. Pangsa pasarnya di kategori malkist crackers di atas 30%. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved