IBBA zkumparan

Konimex, Kanal Digital Pacu Pertumbuhan Penjualan

Idawati Rahardjo, Manajer Merek Grup Konimex,
Idawati Rahardjo, Manajer Merek GrupKonimex

Untuk memelihara eksistensi Paramex, PT Konimex menggunakan metode TOWS: Threat, Opportunity, Weakness, & Strength, sebagai peranti untuk mengidentifikasi peluang dan kekuatan, serta mengatasi kelemahan dan ancaman dalam meningkatkan ekuitas Paramex di era digital. Konimex mengimplementasikan strategi bauran (mix) untuk meningkatkan citra merek (branding) yang berkontribusi terhadap peningkatan ekuitasnya sebagai obat sakit kepala yang diandalkan konsumen.

Idawati Rahardjo, Manajer Merek Grup Konimex, menyebutkan, perubahan perilaku konsumen di era digital ini memicu perusahaan untuk membangun komunikasi dua arah di platform digital dan konvesional, yakni situs cepatparamex.com, Facebook @cepatparamex, Instagram @cepat_paramex, layanan konsumen melalui sambungan telepon di nomor 0-800-1-999-234, serta menggunakan influencer atau key opinion leader. “Kami membangun digital asset dengan menciptakan konten yang sesuai dengan target audiens yang dituju dan dimasukkan ke media sosial, sehingga terjadi feedback atau komunikasi dua arah dengan konsumen,” tutur Idawati.

Ihwal penggunaan influencer, pihaknya memilih influencer yang profil dan pengikut (follower)-nya sesuai dengan target konsumen Paramex, yakni berusia muda atau berasal dari kalangan milenial. Konten yang dikreasikannya pun disesuaikan. “Influencer yang digunakan Paramex cukup banyak dan tidak permanen, karena disesuaikan dengan bentuk aktivitas digital yang dijalankan,” kata Idawati.

Dalam menggenjot citra merek Paramex di ranah digital itu, Konimex selektif memilih medsos yang sesuai dengan strategi yang ditetapkan dan menyusun alokasi media bauran yang efektif serta efisien. Tujuannya, agar pesan yang dikomunikasikan di konten mengenai Paramex ini selaras dengan profil audiens yang ditargetkan, seperti anak-anak muda.

“Kami mulai menggunakan media digital secara masif untuk mengantisipasi kenaikan tren media ini yang cukup cepat, terutama ke segmen muda,” ungkap Idawati. Konten-konten reguler Paramex pun dirancang berdasarkan skema reach and frequency. “Facebook dan Instagram yang memberikan engagement rate yang cukup baik dengan biaya yang relatif efisien,” ungkapnya.

Guna memuluskan strategi ini, Konimex memiliki tim untuk meningkatkan dan memelihara ekuitas brand Paramex. “Fokus kami adalah kepuasan konsumen. Faktor kepuasan konsumen serta kemudahan konsumen membeli Paramex adalah beberapa fokus yang diperhatikan tim kami untuk selalu dijaga agar Paramex bertahan menjadi brand yang dicari oleh konsumen,” Idawati menjelaskan. Pencapaian strategi ini menggembirakan. Riset internal Konimex menunjukkan, konsumen memersepsikan Paramex sebagai obat sakit kepala yang bagus.

Menurut Idawati, Paramex semakin berkembang di segmen analgesic dan cold remedies. Ini mencakup merek Paramex untuk sakit kepala, merek Paramex Nyeri Otot untuk nyeri otot dan sendi, serta Paramex Flu & Batuk. “Semua varian mengalami pertumbuhan penjualan. Paramex untuk sakit kepala dan Paramex Flu & Batuk tumbuh single digit di tengah pasar yang minus growth. Paramex Nyeri Otot sebagai pemain baru di kategori nyeri otot, kinerja brand-nya sangat baik dengan pertumbuhan penjualan double digit,” ungkapnya. (*)

Chandra Maulana & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved