IBBA

Paramex, Bertekad Tetap Jadi Merek Terbaik di Era New Normal

Idawati Rahardjo, Manajer Merek Grup PT Konimex.
Idawati Rahardjo, Manajer Merek Grup PT Konimex.

Dalam survei Indonesia Best Brand Award (IBBA) tahun 2020, kekuatan produk obat sakit kepala merek Paramex terletak pada TOM Ad (Top of Mind untuk iklan), TOM Brand (untuk merek), dan Brand Share, yang memiliki skor tertinggi dibandingkan merek-merek lain di kategori ini. Skor TOM Ad Paramex tercatat 29,7; TOM Brand 31,0; dan Brand Share 30.8. Dengan meraih skor tertinggi di tiga parameter dari lima paramater survei (dua lainnya adalah Satisfaction dan Gain Index), Paramex meraih total angka tertinggi di kategori obat sakit kepala, yakni 3.1.

Paramex adalah merek yang dimiliki PT Konimex, perusahaan yang didirikan pada 8 Juni 1967 oleh Djoenaedi Joesoef, yang biasa dipanggil Pak Djoen. Berbekal pengalaman bekerja di toko obat keluarganya dan dengan keyakinan bahwa kebahagiaan dimulai dari hidup sehat, Pak Djoen merintis usahanya dengan keinginan untuk menyehatkan semua keluarga di Indonesia.

Paramex, menurut Idawati Rahardjo, Manajer Merek Grup PT Konimex, menjaga “bobot” advertising agar komunikasi dengan konsumen tetap berjalan terus. Yaitu, dengan media mix yang sesuai, baik melalui above the line maupun below the line, seperti iklan di televisi, media sosial, dan branding.

Idawati mengakui, di era pandemi ini, banyak kategori produk farmasi yang menurun penjualannya, tak terkecuali kategori analgesik ini. “Dari survei ke konsumen kami juga mendapatkan hasil ada sedikit penurunan Incidence of Use (IoU) untuk obat sakit kepala. Tapi, penggunaan konsumen untuk obat sakit kepala masih besar,” katanya.

Penurunan penjualan produk farmasi tersebut, ia menjelaskan, terutama terjadi di kanal gerai general trade atau ritel, dan pasar modern, karena diterapkannya pembatasan sosial berskala besar dan aturan pembatasan per daerah lainnya. “Terjadi penurunan demand dan penjualan melambat pada awalnya. Dari survei terlihat terjadi shifting pada kebiasaan konsumen, meningkatnya tren self medication and health awareness, pembelian melalui toko online, konsumen mengurangi pertemuan langsung dengan tenaga kesehatan. Kami harus jeli menangkap peluang dari situasi yang ada. Paramex harus tetap ada untuk konsumen,” Idawati mengungkapkan.

Karena itu, selain menjaga titik distribusi di outletmedical store, Paramex tersedia di toko online: di official storewww.konimexstore.com, juga di berbagai marketplace. Ini agar konsumen, walaupun stay at home, tetap dapat membeli Paramex untuk mengatasi sakit kepala sehingga aktivitas bisa berjalan terus. Pada survei di akhir Agustus 2020, Idawati mengatakan, terlihat penurunan Paramex tidak sedalam penurunan market obat sakit kepala/analgesik.

Terkait kampanye produk, ia menambahkan, Konimex selalu memantau media, menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada, memilih program-program yang dipandang tepat pada situasi seperti sekarang, serta tetap beriklan di media yang menjadi konsumsi utama untuk target audiens, seperti televisi dan medsos. Konten di medsos, katanya, disesuaikan dengan kondisi Covid-19.

“Salah satu corporate campaign kami adalah ‘Paramex tetap produksi supaya kamu gak sakit kepala di rumah’,” ujarnya. Pada masa pandemi, Paramex juga menggunakan media digital untuk berkomunikasi, seperti YouTube dan platform berita.

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi, Konimex meluncurkan Paramex SK, sebagai pertolongan pertama saat sakit kepala dan sakit gigi dengan format sediaan dan kemasan yang baru. Paramex SK dikemas dalam blister isi enam kaplet, dengan harga terjangkau, sebagai pendamping Paramex dalam melayani pasar sakit kepala. Di samping itu, Idawati menegaskan, Paramex selalu menjaga mutu produk, juga distribusinya agar konsumen mudah mendapatkannya di gerai dengan harga terjangkau.

Tentu saja, untuk memuaskan konsumen di era pandemi ini, Konimex pun menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk proses produksi dan distribusinya. Semua itu, menurutnya, dilakukan untuk menjamin produk sampai ke konsumen dengan aman dari Covid-19. Hal itu diangkat dalam tema kampanye iklan Paramex di medsos bahwa Paramex tetap produksi dan konsumen tetap di rumah saja dan tetap mendapatkan Paramex sebagai solusi pereda nyeri. Komunikasi dengan konsumen, termasuk penanganan keluhan, bisa melalui call centre Konimex, customer service di website, dan medsos, yaitu di Facebook (@cepatparamex) atau Instagram (@cepat_paramex).

Idawati mengklaim, dengan pangsa pasar dua digit, Paramex berada di jajaran dua besar di kategori produk obat sakit kepala. Pangsa pasar ini dibangun melalui brand awareness dan brand image. “Dengan terbentuknya interest, berlanjut menjadi usage. Dan, ketika konsumen puas, terbentuk loyalitas konsumen,” ujarnya.

Ke depan, ia optimistis, keadaan akan menjadi lebih baik, aktivitas masyarakat akan kembali ke new normal. “Paramex siap menyambut new normal dengan produk-produk unggulannya dan terus-menerus meningkatkan mutu, berinovasi untuk menyediakan produk sebagai solusi nyeri untuk masyarakat,” Idawati menegaskan lagi. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved