Brands Legend Brand zkumparan

50 Tahun Berjaya, Antam Genjot Sektor Hilir Pertambangan

Setelah berhasil mengambangkan bisnis hulunya, PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) yang kini usianya mencapai 50 tahun, agresif menggarap sektor hilir. Antam berkomitmen akan mengelola sumber daya alam Indonesia dengan prinsip-prinsip good mining practices serta mendukung rencana pemerintah memajukan industri pertambangan nasional.

Menurut Direktur Utama PT Antam Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo, saat ini Antam telah terintegrasi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, penjualan dan tentu saja pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dan lingkungan.

Untuk komoditas nikel, semangat hilirisasi Antam sudah dibuktikan sejak tahun 1976 dengan pendirian pabrik feronikel yang pertama (FeNi I) milik Indonesia di Pomalaa, Sulawei Tenggara. Dilanjutkan pembangunan pabrik FeNi II tahun 1992, lalu FeNi III tahun 2003 dan kini kapasitas produksi tahunan feronikel Antam telah mencapai 27.000-30.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Sekarang, Antam juga sedang melakukan konstruksi pabrik feronikel di Halmahera Timur dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan akan pengujian di akhir 2018. “Untuk commercial operation pada pertengahan Juni 2019.Sedangkan untuk komoditas emas, kita punya tambang emas di Bogor dan Cibaliung, sedangkan pabrik pengolahan dan pemurnian emas ada di Pulogadung Jakarta,” ungkap Arie.

Komoditas bauksit dan pabrik alumina milik Antam berada di lokasi Tayan Kalimantan Barat. Untuk bauksit terdapat proyek Smelter Grader Alumina Refinery (SGAR) yang sedang dikembangkan bekerja sama dengan INALUM. “Ini merupakan bukti hilirisasi Antam yang merupakan sebuah komitmen. Upaya ini sebagai bagian dari rencana strategis menjadikan korporasi yang memiliki daya saing internasional melalui peningkatan nilai tambah komoditas mineral,” ujarnya.

Antam meningkatkan produktivitas operasional salah satunya dengan memastikan progres pekerjaan diseluruh lini dapat berjalan tepat waktu. Hal ini berhubungan dengan banyak hal, misalnya keterlambatan proses di penambangan atau pengolahan. Antam akan melakukan evaluasi di bagian procurement dan mengoptimalkan alat produksi yang ada. “Kami memastikan leadership dapat berjalan untuk meningkatkan performa sumber daya manusia. Alhamdulillah jika dibandingkan antara semester 1 tahun 2018dengan semester 1 tahun 2017 terlihat peningkatan yang signifikan,” ungkapnya.

Pada semester I tahun 2017, Antam mencatatkan pendapatan perusahaan sebesar Rp3 triliun dan kerugian ditekan hingga Rp496 miliar. Kemudian, pada akhir tahun 2017 (FY17) realisasi kinerja bisa ditingkatkan secara signifikan dimana pendapatan bisa tercatat sebesar Rp12,65 triliun dan kondisi perusahaan yg semula rugi, turn around menjadi laba bersih Rp136 miliar. Dilihat dari produksi terjadi peningkatan cukup signifikan, misalnya penjualan emas di semester I tahun 2017 sebesar 2,7 ton tapi di FY17 tercatat 13,2 ton.

Tahun 2018 hingga semester 1 tahun 2018 sudah 13,7 ton, angka ini cukup signifikan dengan kenaikan 400%. Hal ini juga terjadi pada produksi feronikel, pada 1H17 lalu tercatat hanya tercapai 9.327 ton nikel dalam feronikel (TNi), sedangkan di 1H18 tercatat 12.879 TNi, kenaikannya 38%. “Semua komoditas naik. Kami juga mengupayakan menjaga level biaya tunai agar tetap rendah. Tahun 2018, Antam tetap berkomitmen menjaga biaya tunai agar memiliki daya saing usaha khususnya ditengah volatilitas harga komoditas,” tambah Arie.

Antam berfokus pada percepatan proyek-proyek hilir, di antaranya adalah P3FH dan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). P3FH pada tahap I untuk line 1 memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Sedangkan SGAR mengolah bijih bauksit menjadi smelter grade alumina (SGA) untuk fase-1 memiliki kapasitas sebesar 1 juta ton SGA per tahun. Saat ini Bankable Feasibility Study (BFS) telah selesai dan bersiap untuk memasuki proses selanjutnya dan diharapkan ground breaking diestimasikan pada kuartal IV tahun 2018.

Antam juga tengah menyiapkan mesin-mesin pertumbuhan baru. Antam juga akan mengembangkan hilirisasi di Pulau Gag dengan mendirikan smelter nikel berkapasitas 40.000 ton nikel dan pabrik stainless steel berkapasitas 500.000 ton. “Saat ini sedang beauty contest calon partner. Di Pulau Gag terdapat sumber daya 391 juta ton bijih nikel dan 100% dikelola oleh Antam,” ujarnya.

Strategi Antam adalah melakukan divestasi sebagian tambang nikel tersebut, untuk dijadikan modal membangun smelter. Antam berusaha mencari partner yang menguasai pasar, berpengalaman dan menguasai teknologi dan punya kemampuan finansial. Perusahaan juga tengah menggarap smelter nikel kadar rendah di Haltim menggunakan teknologi blast furnace.

Untuk komoditas emas, Antam berupaya meningkatkan utilitas terpasang manufaktur emas Logam Mulia menjadi 50 ton pertahun. Inovasi juga dilakukan pada produk emas Antam LM, salah satu yang dilakukan untuk memperluas distribusi penjualan emas adalah bekerja sama dengan PT Pos Indonesia perihal penjualan emas. Kini masyarakat bisa membeli emas di 205 Kantor Pos Pemeriksa. Antam berharap penjualan emas domestik dapat meningkat dengan kerja sama ini.

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset perusahaan yang paling berharga bagi Antam. Oleh karena itu, fokus dari pengelolaan sumber daya manusia Antam adalah meningkatkan kapabilitas tenaga kerja perusahaan secara berkelanjutan, meningkatkan pelatihan tenaga kerja, penurunan jumlah tenaga kerja secara selektif dan penyelarasan antara prestasi kerja dengan kompensasi.

Antam juga secara berkesinambungan meningkatkan kompetensi dan keterampilan karyawan untuk meningkatkan prestasi dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. “Di tahun 2016, kami telah menyelesaikan perubahan Divisi Learning and Development menjadi unit bisnis tersendiri sehingga keberadaannya menjadi lebih strategis. Di tahun 2017 kami mengadakan program-program pengembangan kepemimpinan maupun pengembangan kompetensi teknis, studi banding dan program magang di perusahaan tambang lain,” ungkap Arie.

Selain diharuskan meraih profit, Antam juga berperan untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan wilayah operasionalnya terdapat di remote area. Maka dari itu, Antam selalu mengupayakan pembangunan smelter di setiap tambang yang dimiliki, sehingga berperan dalam peningkatan multiplier effect untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved