Brands

PP Incar Kontrak Baru Rp 40 Triliun

PP Incar Kontrak Baru Rp 40 Triliun

IncarPT PP (Persero) Tbk menargetkan kontrak baru perseroan tahun ini mencapai Rp 40 triliun, di sisi lain pendapatan (revenue) tembus Rp 27 triliun dan net income ratio berada di level 5,8%. Kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) diyakini ikut mendorong meningkatkan kontrak baru perusahaan tersebut. Tax amnesty membuat dana-dana yang terparkir di luar negeri masuk ke Indonesia, sehingga iklim investasi di Tanah Air bisa bergairah lagi, terutama bisnis properti.

Direktur Utama PP Persero, Tumiyana, mengungkapkan, tahun ini perseroan memfokuskan diri pada pasar middle low yang mana potensi pasarnya paling besar. Efek dari kebijakan tax amnesty sangat besar. Dana-dana yang parkir di luar negeri masuk ke Indonesia sehingga iklim investasi di Indonesia bisa bergairah lagi.

“Saya optimistis bisnis properti bisa kembali berjaya pada 2017. Pada 2017, nilai kontrak baru kami akan mencapai Rp 40 triliun, revenue Rp 27 triliun, dan net income ratio di angka 5,8%. 2017 juga tidak ada tantangan yang bisa menggoyang PP, kami hanya harus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) guna menaikkan net gearing,” ungkap dia.

Tahun ini, PP Persero melakukan sejumlah strategi pada anak usaha. Pertama, PP Energi akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada kuartal IV-2017 dengan target dana Rp 1,04 triliun. Selanjutnya, pada kuartal IV-2018 PP Energi juga akan melakukan penerbitan saham baru (right issue) dengan target dana Rp 7,80 triliun.

Kedua, PP Precast dan PP Peralatan akan meningkatkan aset PP Peralatan sampai net Rp 400 miliar dengan melakukan join venture bersama perusahaan luar negeri untuk menguatkan PP Pracetak (PP Precast). Ketiga, pada akhir kuartal II-2017 PP Pracetak dan PP Peralatan akan melakukan IPO masing-masing ditargetkan memperoleh dana Rp 2,05 triliun dan Rp 2,10 triliun.

Keempat, PP akan mengakuisisi perusahaan pondasi untuk mendukung PP Peralatan dan bekerja sama dengan mitra BUMN untuk pengembangan lahan. PP Precast akan dispesialisasikan untuk high residential building precast, sedangkan PP Peralatan akan dikhususkan untuk spesialisasi pondasi dan pekerjaan hard moving.

Keenam, PP Properti akan melakukan right issue dengan melepas 30-35% saham kepada publik di kuartal I-2017 dengan target pencapaian dana Rp 1,5-1,7 triliun, meningkatkan land bank sampai dengan DER-1, dan meningkatkan recurring income. Hasil dari right issue untuk proyek terkait perumahan, termasuk pemukiman masyarakat berpenghasilan rendah.

“Perseroan berencana untuk roadshow di beberapa negara di Asia dan Eropa untuk menggugah minat investor terhadap PP Properti,” jelas Tumiyana.

Dengan strategi itu, kata dia, bisnis perseroan akan terintegrasi dan pencetakan laba akan terdorong dari three point swing impact dari upstream, middle, dan downstream sehingga net profit perseroan akan melampaui 5% dan tumbuh lebih tinggi di atas rata-rata industri.

“Pada 2017, ekuitas kami Rp 5,1 triliun dan akan meningkat menjadi Rp 34 triliun pada 2019. Kami menganggarkan belanja modal Rp 26 triliun, sekiar 40% untuk sektor energi, 18% untuk proyek residensial, dan sisanya untuk proyek infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara,” jelas dia. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved