Brands

Strategi OLX Mendominasi Iklan Baris Daring Indonesia

Strategi OLX Mendominasi Iklan Baris Daring Indonesia

Dengan 4,4 juta iklan saban bulan, OLX Indonesia (www.olx.co.id) bisa dibilang menjadi salah satu e-commerce penguasa bisnis iklan baris daring (online) di Indonesia. OLX adalah perusahaan Internet global yang didirikan pada 2006 oleh Alec Oxenford dan Fabrice Grinda. Saat ini OLX beroperasi di lebih dari 40 negara, dengan total pengguna aktif lebih dari 260 juta setiap bulan dan lebih dari 19 miliar halaman yang dikunjungi. Kini OLX mempekerjakan total lebih dari 1.000 karyawan di seluruh negara.

Di Indonesia, OLX menjadi jawara bisnis iklan daring setelah mengakuisisi TokoBagus.com dan bergabung dengan Berniaga.com. Kini, OLX menjadi destinasi utama bagi masyarakat Indonesia untuk mencari berbagai produk bekas di Internet.

OLX

Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia

Kategori iklan di dalam OLX mencakup properti, otomotif, gadget, jasa, keperluan pribadi, hobi dan olah raga, rumah tangga, serta perlengkapan bayi dan anak. Pasar OLX disasarkan ke segmen konsumen usia 25-40 tahun, sudah memiliki pendapatan sendiri, dan terhubung dengan Internet.

Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia, mengatakan, misi OLX adalah menjadi media bagi masyarakat untuk menjual barang atau jasa yang dimilikinya melalui iklan daring. Namun, OLX tidak memfasilitasi pembayaran atau proses logistik, sehingga transaksi dilakukan secara langsung, antara penjual dan pembeli.

Daniel menuturkan, yang menjadi keunikan OLX adalah platformnya yang didominasi individu bukan pedagang. “Mayoritas isi platform kami adalah barang bekas, pre-owned, pre-loved. Jadi, pengguna menjual barang karena tidak dibutuhkan lagi, bukan karena mencari untung. Ini yang membedakan positioning OLX dengan platform e-commerce,” kata Daniel.

Motivasi penjual inilah yang memperkuat daya tarik OLX sebagai pusat pencarian daring berbagai produk bekas dengan harga menarik. “Ini yang membawa 20 juta pengguna aktif OLX selalu kembali untuk menemukan ‘harta karun’ mereka di platform kami,” katanya.

Demi memopulerkan layanannya, OLX menggeber berbagai strategi. Pertama, dengan menggunakan pendekatan fungsional, yakni mengingatkan masyarakat bahwa barang bekas mereka bisa menjadi uang dengan menjualnya di OLX.

Kedua, menggunakan pendekatan emosional dengan gerakan Upgrade Indonesia. Kampanye tersebut mengajak masyarakat Indonesia memanfaatkan berbagai hal di sekitarnya untuk memajukan kehidupan dan meraih impian. “Kami sangat senang ketika gerakan ini didukung langsung oleh Bapak Rudiantara selaku Menkominfo, serta Bapak Ridwan Kamil selaku Wali Kota Bandung,” tutur Daniel.

Selain itu, OLX pun mencetuskan gerakan Bekas Jadi Berkah (BJB). Gerakan ini mengajak masyarakat membantu sesama dengan menjual barang bekas di OLX dan menyumbangkan hasilnya kepada yang membutuhkan. Kampanye BJB menghasilkan mobil ambulans dan perahu karet yang disumbangkan untuk Kota Bandung serta sumbangan lain ke berbagai yayasan.

Hingga kini OLX menyandarkan sumber pendapatannya pada fitur berbayarnya. Fitur tersebut, jika dipakai pengiklan, akan menghasilkan lebih banyak calon pembeli. Selain itu, ada pula pendapatan dari iklan digital berbagai merek produk.

Dengan berbagai terobosannya, OLX setiap bulan mampu menarik 4,4 juta iklan baru dan memfasilitasi 1,6 juta transaksi dengan nilai total Rp 37 triliun. Jumlah ini tumbuh secara signifikan dibandingkan Desember 2015. Ketika itu OLX baru mencatatkan 1,4 juta transaksi per bulan dengan nilai Rp 16 triliun.

Meski demikian, menurut Daniel, yang terpenting adalah pencapaian keberhasilan pengiklan dalam menjual produknya yang mencapai lebih dari 75%. Para pengguna menyampaikan bahwa deal antara penjual dan pembeli dapat terjadi dalam hitungan hari, bahkan jam atau menit. “Hal ini yang menjadi penting bagi kami. Bukan hanya jumlah pengguna yang besar, tetapi juga pengguna yang berhasil mendapatkan manfaat dari menggunakan platform iklan baris,” ujarnya.

OLX Indonesia masih menyimpan banyak rencana untuk menggenjot bisnisnya. Di antaranya, dengan memacu pasar consumer to consumer (C2C). “Banyak hal yang ingin kami capai. Kami baru saja memulai perjalanan di dunia C2C. OLX harus ikut membentuk pasar C2C. Kami juga terus berinovasi, menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar dan masyarakat,” ujar Daniel menegaskan. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved