Brands

Tas President, dari Tegal Alur Bisa Tembus ke Banyak Negara

Tas President, dari Tegal Alur Bisa Tembus ke Banyak Negara

Bagi kalangan pengguna tas, khususnya tas koper, biasanya tak asing dengan tas merek tas President yang memang punya pangsa yang kuat di pasar tas jenis hardcase termasuk koper. Tas merek President ini rupanya tak hanya sukses di Indonesia namun juga eksis di banyak negara karena sudah diekspor ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, India, Pakistan hingga Jepang. Kapasitas produksi per tahun juga tak bisa dibilang kecil, sekitar 250 ribu tas/tahun.

Tas President

Iwan Hendrawan, Manajer Pemasaran Tas President

Namun tak banyak yang menyangka, tas merek President ini merek yang berasal dari Indonesia. Perusahaan pendirinya (PT Continental Panjipratama) asli Indonesia, dan juga pemiliknya. Perusahaan tas yang mempunyai pabrik di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan sudah dibangun sejak 1970. Sekarang perusahaan yang dikomandani Johan Iskandar ini bahkan juga sudah punya pabrik di China. Pengusaha pendirinya sangat jitu dalam membangun brand dan menjaga merek tas ini hingga bisa survive sampai sekarang. Pada saal awal-awal pendirikan, perusahaan ini bermitra dengan Jepang dalam hal investasi, produksi maupun branding walaupun kini mereka sudah menjalankannya sendiri.

“Kami punya spesialisasi memproduksi tas hardcase dengan frame dari alumunium. Perusahaan lain di Indonesia masih jarang yang bisa membuat jenis tas ini. Jangankan di Indonesia, di China saja masih jarang yang bisa bikin frame dengan alumunium. Hanya beberapa perusahaan besar saja yang bisa,” ungkap Iwan Hendrawan, Manajer Pemasaean Tas President. Iwan menjelaskan, perusahaannya sudah sangat pengalaman di produksi tas koper, sejak 1970. “Kami adalah perusahaan koper pertama di dunia yang mendapat ISO, tahun 1996 itu. Waktu itu ISO belum terlalu populer ,” ungkap Iwan.

Untuk memproduksi tas hardcase, lanjut Iwan, pihaknya memiliki komponen bahan tas yang dirakit sendiri, khususnya untuk kulit dan frame. “Mulai dari biji plastik, sehingga menjadi fit, lalu menjadi shell, hampir semua ini kami buat sendiri. Sementara kebanyakan pabrik di luar sana mereka cenderung pesan barang yang sudah jadi. Kalau kami dari A sampai Z kami buat sendiri,” Iwan menjelaskan strategi produksinya.

Merek tas President , Iwan menambahkan, selama ini menyasar pasar kelas menengah dan atas. “Kami tidak bermain di bawah, karena biasanya yang banyak membutuhkan tas begini ialah mereka yang suka bepergian jauh dan biasanya kelas atas,” ungkapnya. Range harga produk tas President dari Rp 900 ribu sampai Rp 2 juta.

Terkait inovasi produk, selama ini pihaknya banyak melakukan dari sisi material tas. “Sekarang orang-orang inginnya tas yang kuat tapi ringan. Kalau dulu kebanyakan tas kuat tetapi berat. Kami ada material baru yang bisa ditipiskan kira-kira 20% lebih tipis, tapi dengan kekuatan yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Jadi, lebih ringan namun lebih kuat,” lanjutnya.

Dalam menjual produknya, PT Continental Panjipratama tidak melakukannya sendiri secara langsung, tapi melalui distributor. “Kita ada wholesale dan retailer. Kalau di retail misalnya ada Studio Tas dan Travel Experience, dan juga ada di semua shopping mall. Kalau yang wholesale mereka menjual di Mangga Dua, Tanah Abang, Senen, dan toko-toko lain yang sejenis itu,” ungkap Iwan. Pihaknya selama ini juga melayani pemintaan produksi tas yang sifatnya customized dengan menggunakan brand pengorder. “Misalnya tas untuk promosi atau permintaan pembuatan untuk agensi travel,” katanya.

Iwan menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir, bisnis tas Pesident rata-rata bisa tumbuh 11%. “Kalau market share saya juga agak sulit cari datanya. Tapi kalau bicara hardcase dan bicara yang punya merek kuat, tas President punya market mungkin sekitar 30%-40%. Di luar itu merek-merek kecil,” Iwan menjelaskan amatan pasarnya.

Ia optimis penjualan produknya sangat berprospek karena sekarang jumlah kelas menengah di Indonesia meningkat signifikan. “Traveling sekarang sudah semakin gampang, tidak seperti dulu yang harga tiketnya mahal. Ditambah lagi beberapa negara juga sudah bebas visa. Jdi kecenderungan untuk travelling bagi orang Indonesia akan naik. Nah kalau traveling naik kami harapkan pembelian produk tas juga meningkat. Bisnis kami memang di situ, yang pakai kebanyakan orang traveling,” tunjuk Iwan. (Reportase: Yosa Maulana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved