Best Cities

Pembenahan Ala Pemkot Medan Untuk Menyedot Investor

Pembenahan Ala Pemkot Medan Untuk Menyedot Investor

Pemerintah Kota (Pemkot) Medan mencanangkan visi pembangunan Kota Medan 2020 sebagai kota masa depan yang berdaya saing tinggi. Pemkot Medan giat membangun beragam fasilitas, pembangunan infrastruktur, memudahkan perizinan, debirokratisasi, dan deregulasi agar memperbaiki iklim investasi semakin sehat ke depannya. Sebagai kota metropolitan, Kota Medan memiliki beberapa keunggulan dan potensi sebagai kota tujuan investasi.

Sebut saja ketersediaan sistem transportasi darat, pelabuhan dan bandara udara, memiliki 1 juta angkatan kerja yang relatif semakin terampil, kaya sumber daya alam, memiliki kawasan industri, tata ruang yang pasti, dan memiliki infrastruktur sosial ekonomi yang relatif sudah lebih baik dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. “Strategi pokok untuk memajukan Kota Medan adalah meningkatkan kualitas infrastruktur dan ketersediaan berbagai utilitas kota, sehingga biaya investasi di Kota Medan cukup efisien,” ucap Dzulmi Eldin, Wali Kota Medan.

Program itu meruapakan upaya Pemkot Medan berbenah diri untuk menjadi smart city. Pemkot Medan baru-baru ini menjalin kerjasama dengan Pemkot Bandung dalam Jaringan Lintas Perkotaan. Kerja sama ini mencakup kerjasama pengembangan smart city, ekonomi kreatif, koperasi dan UMKM, kebudayaan, pariwisata, pengembangan industri, perdagangan, investasi, serta metrologi. Tak hanya itu saja, kerjasama ini juga menyentuh bidang pendidikan, pengembangan SDM, pertanian, ketahanan pangan, budi daya laut, kebersihan, dan pertamanan.

Tantangan yang dihadapi Pemkot Medan adalah menyediakan berbagai fasilitas publik dan menyempurnakan pembangunan infrastruktur. “Tantangan pembangunan selalu dihadapi, terutama membiayai pembangunan infrastruktur,” ujar Dzulmi. Untuk mengatasinya, “Pemkot Medan mendorong partisipasi sektor swasta untuk membangun infrastruktur kota termasuk meminta dukungan dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Dzulmi Eldin, Wali Kota Medan. (Foto : Dokumen Pemkot Medan).

Dzulmi Eldin, Wali Kota Medan. (Foto : Dokumen Pemkot Medan).

Lalu, dia memprioritaskan pembangunan Kota Medan dengan cara merehabilitasi jalan dan jembatan yang didukung satuan kerja pemerintah daerah di atasnya. “Kami juga membangun infrastruktur strategis, seperti jalan underpass,fly over, jalan tol, dan melanjutkan pembangunan jalan lingkar luar,” ujarnya. Selain itu, Pemkot Medan memberikan kemudahan perizinan yang cepat, tepat waktu, kepastian tata ruang, menekan pungutan liar dan insentif bagi kalangan pebisnis. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Medan pada 2015 tumbuh 8%, menjadi Rp 167 triliun dari Rp 147 triliun tahun 2014.

Lebih lanjut, Dzulmi menuturkan Pemkot Medan juga berhasil meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD di tahun 2015 sebesar Rp 1,41 triliun, tumbuh 2,17% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun. PAD di tahun lalu juga lebih tinggi 17,5% dari tahun 2013 (Rp 1,20 triliun). Sumber PAD Pemkot Medan diantaranya berasal dari pendapatan pajak daerah, retribusi, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kota Medan tercantum di peringkat ke-20 dari 21 kota atau kabupaten yang dinilai pengusaha nasional di survei Best Cities for Business 2016. Survei yang digelar Majalah SWA ini berhasil memetakan kota-kota terbaik untuk bisnis. Kota Surabaya pada survei tahun ini memuncaki posisi pertama dan menjadi kota bisnis terbaik lantaran meraup skor Index Best Cities (IBC) sebesar 80,16. Sedangkan skor Kota Medan sebesar 71,57.

Metode survei Best Cities for Business berdasarkan sampel purposif, yakni pengambilan sampel yang telah ditentukan target respondennya dan mewawancarai responden dari kelompok tertentu, yaitu para pengusaha dan eksekutif perusahaan. SWA menentukan responden yang berasal dari kalangan pebisnis, mulai dari pemilik perusahaan, pemimpin perusahaan seperti direktur utama, direktur, general manager (GM), vice president dan manajer senior perusahaan di Indonesia yang setidaknya berinvestasi di dua daerah atau lebih dari jumlah tersebut. Wawancara responden dilakukan tatap muka, melalui sambungan telepon dan kuesioner di dalam jaringan internet (online). Survei dilaksanakan pada Mei-Juli 2016.

Jumlah responden yang berhasil diverifikasi Tim Riset SWA sebanyak 288 responden dari jumlah total database calon responden 600 orang. Responden yang terverifikasi itu terdiri dari pemilik perusahaan 10 orang, CEO/presdir (45), direktur (81), GM atau setingkat manajer senior (152). Setiap responden memberikan skor di 8 variabel mengenai tingkat kepuasannya dalam berinvestasi di kota/kabupaten. Skor dihitung dalam skala 1-10 dari 8 variabel, di antaranya memberikan penilaian mengenai ketersediaan infrastruktur, perizinan, dukungan pemerintah daerah dan pelayanan terpadu di daerah tertentu . Kemudian, data yang terkumpul itu diolah lebih lanjut oleh Tim Riset SWA. Pengolahan data ini menghasilkan skor IBC. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved