Best Exporter Trends Economic Issues zkumparan

Indonesia Eximbank Peroleh Pinjaman US$ 580 Juta

Penandatanganan pinjaman dana untuk Indonesia Eximbank dari PT Bank ICBC Indonesia. (Foto : LPEI)

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memperoleh pinjaman senilai US$ 580 juta dari China Eximbank dan PT Bank ICBC Indonesia. Pinjaman tersebut dalam bentuk term loan facility masing-masing dari China Eximbank senilai US$ 200 juta dengan tenor tiga tahun dan Bank ICBC Indonesia senilai US$ 380 juta untuk tenor tiga dan lima tahun. Penandatanganan kerja sama pinjaman tersebut dilakukan secara terpisah dimana LPEI diwakili oleh Agus Windiarto dan Henry Sihotang sebagai Direktur Pelaksana LPEI dengan Gao Ning, Deputy General Manager of Corporate Banking Department China Eximbank dan Thomas Arifin, Direktur PT Bank ICBC Indonesia.

Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI, Daniel James Rompas, menyampaikan sebesar 50% dari total pinjaman China Eximbank itu akan digunakan untuk mendukung keperluan pembiayaan modal kerja eksportir dengan prioritas pada proyek-proyek yang memfasilitasi perdagangan, investasi, dan infrastruktur antara Indonesia dan Tiongkok. “Pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja nasabah LPEI dalam rangka mendorong pertumbuhan ekspor dan impor antara Indonesia dan Tiongkok,” ucap Daniel dalam siaran pers seperti dikutip SWA Online di Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Kerja sama antara LPEI dan China Eximbank menunjukkan sinergi antar Eximbank yang tergabung dalam The Asian Exim Banks Forum yang relasinya semakin erat dan saling memperkuat di masa pandemi Covid-19. Sedangkan sinergitas antara LPEI dan PT Bank ICBC Indonesia, Daniel menyampaikan sinergi ini mempercepat pertumbuhan ekspor nasional melalui penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor yang berorientasi ekspor. Pinjaman dari PT Bank ICBC Indonesia ini juga diyakini memberikan ruang bagi LPEI untuk memberikan pembiayaan dengan tenor yang relatif panjang.

Dijelaskan pula, kerja sama tersebut juga membuktikan bahwa LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di Kementerian Keuangan terus mendapatkan kepercayaan dan dukungan penuh dari lembaga keuangan internasional dalam menjalankan mandat undang-undang yakni mendorong kinerja ekspor nasional. ’’Fasilitas pinjaman ini juga merupakan bentuk kepercayaan dari lembaga keuangan internasional kepada LPEI dalam mendapatkan akses pendanaan guna mendukung kegiatan perdagangan luar negeri. Kami berharap, kerja sama ini akan berlanjut di masa mendatang,’’ ucap Daniel

LPEI berkomitmen terus mendukung sektor UKM dan korporasi di dalam negeri agar mampu menembus pasar ekspor. Saat ini, LPEI juga memberikan perhatian kepada supplier dari eksportir yang membutuhkan pembiayaan melalui skema Supply Chain Financing yang memungkinkan produk mereka diekspor lewat perusahaan lain.Melalui skema Supply Chain Financing, LPEI mendukung sinergi antar rantai pasok ekspor, sehingga produk Indonesia diharapkan benar-benar mampu memenuhi permintaan pasar ekspor.

’Dengan demikian, peran LPEI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat lebih mudah dijalankan. “Saat ini LPEI mendapat penugasan menyalurkan pembiayaan ke UKM berorientasi ekspor, serta melakukan penjaminan kredit korporasi,’’ tuturnya.

Selain itu, ditengah situasi yang kian menantang, LPEI juga terus berusaha mencari pendanaan dengan biaya yang kompetitif. Dengan begitu, dana tersebut dapat disalurkan dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi yang akan membantu PEN.’LPEI berkomitmen untuk mencari sumber pendanaan dengan suku bunga kompetitif sekaligus melakukan diversifikasi sumber dana.

Berdayakan Petani KakaoPada kesempatan terpisah, LPEI yang meluncurkan pilot project berupa program Desa Devisa di Kabupaten Jembrana, Bali di akhir tahun lalu, dianugerahi penghargaan Global CSR Award untuk kategori ”Empowerment of Women” pada 15 September 2020. Program ini merupakan pengembangan dari kegiatan komunitas petani penghasil kakao. Program ini dinilai berhasil di mata internasional. Melibatkan 600 petani kakao yang lebih dari separuhnya kaum perempuan.

LPEI dinilai memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan prinsip keberlanjutan usaha dan menerapkan tanggung jawab sosial lembaga yang memberi dampak nyata, meski tengah mengalami tantangan luar biasa akibat pandemi Covid-19. Para juri juga mengapresiasi program yang menerapkan standar dan target bisnis sambil menggunakan prinsip dampak sosial dan lingkungan.

Sekretaris Perusahaan LPEI, Agus Windiarto, menyampaikan keberhasilan LPEI meraih penghargaan, merupakan bukti nyata bahwa program Desa Devisa di Bali itu bermanfaat untuk masyarakat dan mendorong para petani semakin mampu melahirkan berbagai produk yang inovatif, hingga menembus pasar global. Desa Devisa merupakan komunitas atau klaster yang melakukan aktivitas produksi kakao secara berkelanjutan dan ikut ambil bagian dalam rantai pasokan ekspor global baik secara langsung maupun tidak langsung. Program Desa Devisa menjadi salah satu solusi pengembangan ekonomi dan komoditi unggulan suatu daerah. ”Keberadaan program Desa Devisa ini dapat memajukan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pengembangan produk unggulan setempat,” ucap Agus.

Dipilihnya komunitas petani kakao Jembrana sebagai pelopor dari program ini melalui proses kurasi yang dilakukan oleh LPEI dan Institut Pertanian Bogor. Komunitas yang tergabung dan didampingi oleh Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) di Desa Nusasari, Jembrana, Bali, didirikan sebagai sentra pengembangan bagi petani kakao sejak 2006 melalui program Kakao Lestari.

Direktur Yayasan Kalimajari, I Gusti Agung Widiastuti, yang merupakan pendamping program Kakao Lestari di Kabupaten Jembrana, mengatakan sejak 2015 hingga 2019, para petani kakao di Desa Jembrana sudah memproduksi sekitar 81,6 ton biji kakao fermentasi yang sebagian besar dikirim ke negara-negara di Eropa seperti Perancis, Belgia, Jepang dan Australia. Perancis merupakan pembeli dengan volume terbesar yang mencapai 12,5 ton setiap tahunnya.

Kini Koperasi KSS juga terus memperluas pasar baru sperti Belanda, Rusia, dan Pakistan. Pembeli asing yang tertarik dengan karakteristik biji kakao Jembrana karena memiliki aroma yang kuat disbanding hasil produksi kawasan lain. Desa Jembrana merupakan satu-satunya produsen biji kakao di Indonesia yang melakukan proses fermentasi sebelum biji di proses ke tahap selanjutnya hingga menjadi cacahan atau nibs.

Kerja sama yang dilakukan Kalimajari dan KSS ini ditemukan hal-hal unik, spesifik, dan punya karakter dari biji-biji kakao yang dihasilkan Kabupaten Jebrana. “Kami menjalankan satu program yang memberikan ruang untuk perempuan-perempuan tangguh petani kakao di Jembrana itu bisa melakukan improvisasi, bisa meningkatkan kapasitas mereka,” ujar Agung.

Ni Ketut Sri Astuti, salah satu petani kakao Jembrana mengaku sangat senang karena berkat dukungan dari LPEI, ia bisa belajar banyak hal guna meningkatkan kualitas produksi kakao. “Sangat senang sekali, karena sebagai petani wanita kami diakui, di KSS, saya bertemu petani wanita-wanita lain, menyatakan bahwa perempuan bisa menunjukkan harga dirinya, meningkatkan perekonomian keluarga dan membawa kakao Jembrana ke internasional,” ucap Sri Astuti.

Agung menambahkan, dukungan yang diberikan oleh LPEI kepada KSS terbukti telah mampu meningkatkan kapasitas produksi dan menaikkan kualitas produk kakao. Berkat dukungan LPEI, kini koperasi KSS semakin maju. Sebelum bersinergi dengan LPEI, dari sisi perlengkapan, pengelolaan, juga manajemen masih terkendala, pasar juga masih kecil. Saat ini, perlengkapan semakin lengkap dan terdapat beberapa infrastruktur yang membantu kegiatan operasional, seperti lantai jemur, solar dryers, kotak fermentasi. ”Dukungan LPEI memberi dampak luar biasa. Dukungan LPEI kepada KSS telah memberikan kontribusi yang luar biasa, karena mampu mendorong koperasi, UMKM, dari sesuatu yang imposiblle menjadi possible. Terimakasih kami sampaikan ke Indonesia Eximbank atau LPEI atas seluruh dukungannya yang sudah diberikan selama ini,” ujarnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved