Best Exporter zkumparan

Indotama Omicron Kahar, Kapasitas Produksi 150 Kontainer Kayu Lapis per Bulan

Lawrence Yu, Direktur Indotama Omicron Kahar
Lawrence Yu, Direktur Indotama Omicron Kahar

Tak semua industri berbasis kayu dalam kondisi muram. Lihatlah PT Indotama Omicron Kahar, eksportir kayu lapis (plywood) asal Purworejo, Jawa Tengah. Diam-diam perusahaan ini sudah mengekspor produknya ke sejumlah negara Asia (terutama Asia Tenggara dan Jepang), Afrika, dan Timur Tengah. “Ke Eropa kami juga sudah mulai, tapi baru terbatas di beberapa negara seperti Belanda, Jerman, dan Belgia,” kata Lawrence Yu, Direktur Indotama Omicron Kahar. Pabriknya, Lawrence menambahkan, berkapasitas produksi 150 kontainer per bulan dan mempekerjakan 1.500 karyawan.

Indotama berkembang mengikuti peluang dan tantangan yang dihadapi. Ketika awal berdiri 1990, Indotama hanya memproduksi sumpit bambu sekali pakai yang diekspor ke Taiwan. Jumlah karyawan pun masih sangat terbatas. Tahun 1994 mulai bergeser ke produk kayu berupa solid laminating board, memanfaatkan kayu sengon sebagai bahan baku yang banyak terdapat di sekitar Purworejo. Lalu, pada 2007 mulai memproduksi kayu lapis (plywood blockboard LVL) dengan bahan baku masih dari kayu sengon.

Tahun 2010 Indotama menghentikan produksi sumpit bambu dan mulai fokus ke kayu lapis. “Tahun 2016, kami menemukan penemuan baru, yaitu memanfaatkan limbah serbuk kayu menjadi wood pellet dan tahun 2019 plywood kami matangkan lagi (secondary processed plywood) dengan cara dicat untuk meningkatkan nilai tambah,” Lawrence memaparkan.

Kini 70-80% produk Indotama untuk pasar ekspor, yaitu Timur Tengah, Asia Tenggara, Eropa (beberapa negara), juga Jepang. Karena persaingan antarpemain plywood yang makin ketat –pesaingnya dari Australia, Cina, dan Vietnam– Indotama berusaha mencari pasar yang lebih unik. Misalnya, dengan membuat plywood untuk interior yacht dan karavan. Juga, mengembangkan pasar yang suka kayu dengan sengon warna putih sedikit kekuningan. Dalam menjual, pihaknya melakukan deal langsung dengan pelanggan yang rata-rata datang ke pabrik. “Tujuannya,” kata Lawrence, “supaya kami tahu untuk apa kayu plywood kami digunakan.”

Salah satu keunggulan Indotama, industrinya zero waste. Kayu yang digunakan semua termanfaatkan. “Kulit kayu kami pakai untuk bahan bakar boiler. Pada pengupasan pertama, kepingan kayunya kami manfaatkan untuk konstruksi plywood lapis pertama. Sisa pemotongan plywood yang tidak terpakai juga kami manfaatkan untuk diolah ulang. Serbuk kayu kami kumpulkan untuk dipres menjadi wood pellet, bahan bakar ramah lingkungan,” Lawrence memerinci. Kapasitas produksi Indotama di 2018 hampir 100 ribu kubik plywood, ini tak termasuk kapasitas produksi wood pellet.

Manajemen Indotama sangat concern untuk mempromosikan dan membuktikan bahwa pihaknya menggunakan bahan baku kayu sengon yang berasal dari perkebunan rakyat. Maklum, negara-negara maju selalu minta pembuktian dari sertifikasi FSC. Indotama pun sudah mendapat sertifikat CARB & US EPA.

Untuk sumber bahan baku, pihaknya bekerjasama dengan pusat pembibitan sengon yang dijalankan berbagai kelompok tani. “Bahan baku kami 65% dari Purworejo. Sistem pembelian langsung dari petani, siapa saja boleh setor selama dokumennya resmi dan benar. Saat ini kami punya kurang-lebih 1.000 pemasok bahan baku,” ungkap Lawrence seraya menambahkan, alam Purworejo cocok untuk budidaya sengon. (*)

Sudarmadi & Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved