GCG Companies

MRT Jakarta, Integrasikan GCG dan GRC untuk Kinerja Berkesinambungan

William P. Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta.
William P. Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta.

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) merupakan penopang utama perusahaan dalam mengelola keuangan dan operasional yang apik. Prinsip GCG ini dipraktikkan manajemen perusahaan untuk memandu direksi, komisaris, dan seluruh pegawai untuk memacu kinerja operasional berbasis pencapaian target.

Hal seperti itu ditunjukkan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda) yang berhasil menyelesaikan target pembangunan proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) pada 2019, mencetak laba bersih, mengurangi emisi gas karbondioksida sebanyak 100,6 juta ton berdasarkan penghitungan World Wildllife Fund (WWF), meningkatkan volume penumpang MRT, menghimpun pendapatan tiket (farebx) dan nontiket (non farebox), serta menyediakan pelayanan berstandar internasional. Yang patut digarisbawahi, peningkatan kinerja bisnis dan operasional ini senada dengan prinsip GCG yang diterapkan MRT Jakarta.

William P. Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta, mengatakan, jajaran Direksi dan Komisaris bersama Komite SDM, Komite Pemantau Risiko dan Security, Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko rutin menggelar rapat setiap bulan dan aktif menjalin komunikasi untuk melaksanakan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (governance, risk management, and compliance/GRC) serta memiliki Risk Officer di setiap unit kerja. “Kami mencapai keunggulan di tahun 2019, yang pertama adalah menyelesaikan konstruksi fase 1, yaitu dari Bundaran HI ke Lebak Bulus, secara ontime, on budget, dan on quality,” kata William tandas.

Kedua, operasional MRT berstandar internasional sekaligus menciptakan budaya dan peradaban baru dalam sistem transportasi publik di Jakarta. Yang ketiga, MRT pada 2019 untuk pertama kalinya berhasil meraih laba bersih. “Untuk mencapai ketiga mandat besar itu, kami melakukannya dengan memperkuat governance, risk management, dan compliance di seluruh aspek kegiatan korporasi,” William menambahkan.

MRT Jakarta meraih penghargaan Indonesia Most Trusted Companies Award 2020 dengan predikat Indonesia Trusted Companiy, berdasarkan pencapaian skor dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2020. Penghargaan yang sama juga dicapai di tahun 2019. “Tahun 2019 adalah tahun kesuksesan untuk MRT Jakarta, ada 14 penghargaan nasional dan internasional, termasuk penghargaan Indonesia Trusted Companies,” ungkap William.

BUMD Provinsi Jakarta ini memiliki core values I CAN, yaitu Integrity, Customer focus, Achievement orientation, and Nurturing teamwork. William menyebutkan, langkah nyata penerapan nilai Integrity, misalnya MRT Jakarta sejak 2017 mengimplementasikan sistem pengaduan whistleblowing system (WBS) yang mudah diakses melalui website, membuat laporan penerimaan dan penolakan gratifikasi, serta melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan menyepakati surat pernyataan kepatuhan. Sekadar catatan, MRT Jakarta pada 2019 memproses 14 pengaduan WBS.

Berikutnya, nilai Customer focus terindikasi dari indeks kepuasan konsumen yang sebesar 82,78%, menangani seluruh keluhan konsumen, dan zero accident. “Kemudian, capaian penting kami pada 2019 di Achievement Orientation adalah pencapaian KPI (Key Performance Indicators) perusahaan sebesar 123%, ontime performance mencapai 100%, penyelesaian konstruksi fase 1 sesuai target, serta laba bersih tumbuh 207%, menjadi Rp 146,7 miliar dari rugi Rp 137,5 miliar di 2018,” William menjelaskan.

Pihaknya juga berinovasi agar tidak mengandalkan pendapatan dari pemasukan tiket penumpang. “Misalnya, beberapa area stasiun diubah menjadi co–working space, atau ruang iklan,” tambah doktor bidang transportasi dari University of Canterbury, Selandia Baru (2000-2004), ini. Pada nilai Nurturing teamwork, MRT Jakarta rutin melaksanakan pertemuan bulanan (monthly townhall), konsinyasi dan pelatihan, serta pengembangan karier pegawai.

Yang tak kalah penting, infrastruktur teknologi informasi (TI) dikembangkan untuk mengawasi pelaksanaan GCG melalui fitur dashboard untuk memantau kegiatan operasional, mulai dari laporan keuangan, demografi SDM, keluhan pelanggan, pencapaian performa, realisasi penumpang berdasarkan alat pembayaran, perkembangan pembentukan anak perusahaan, hingga assessment GCG. Dashboard sejenis juga tersedia bagi Dewan Komisaris, untuk memudahkan pemantauan kegiatan manajemen, surat-menyurat, pengawasan internal, rapat antara Dewan Direksi bersama Dewan Komisaris, dan isu-isu di media arus utama.

Terkait pengembangan TI, perusahaan ini menerapkan ISO 27001:2013 (Information Security Management System), dan manajemen risiko TI. Perihal implementasi GCG di 2019, MRT Jakarta mendapat apresiasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang memberikan predikat Baik, dengan skor 87,33.

William menegaskan, pihaknya mengintegrasikan GCG dan GRC yang baik dan efektif untuk mendorong kinerja bisnis dan operasional yang berkesinambungan di kondisi pandemi Covid-19, menyokong program pemulihan ekonomi nasional dan kesehatan masyarakat di masa pandemi ini. Semua itu terangkum dalam program protokol kesehatan bertajuk BANGKIT (Bersih, Aman, Nyaman, Go green, Kolaborasi, Inovasi, dan Tata kelola).

MRT Jakarta berencana mengembangkan penerapan GCG untuk menyokong pembangunan MRT fase II-IV. Baru-baru ini, MRT Jakarta tercatat sebagai BUMD pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti-Penyuapan yang memberikan panduan untuk mencegah, mendeteksi, dan menindaklanjuti penyuapan dan tindakan korupsi lainnya.

“Seluruh insan MRT Jakarta berkomitmen menjalankan kebijakan serta tugas masing-masing dalam Sistem Manajemen Anti-Penyuapan dengan senantiasa menerapkan prinsip 4 NO’s, yakni No Bribery, No Kickback, No Gift, dan No Luxurious Hospitality,” ungkap William yang lahir di Makassar pada 4 November 1966. (*)

Yosa Maulana & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved