GCG Companies

Wijaya Karya, Berupaya Ciptakan Standar Kerja Terbaik

Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Wika).
Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Wika).

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau Wika kembali berhasil meraih predikat Most Trusted Company (Perusahaan Sangat Terpercaya) dalam ajang penilaian Corporate Governance Perception Index 2020 yang diselenggarakan IICG dan SWA. Bagi Wika, pencapaian predikat ini bukanlah kali pertama, melainkan telah beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.

Penilaian CGPI 2020 (yang menggunakan data kinerja perusahaan pada 2019) mengusung tema Membangun Keunggulan Bersaing dalam Kerangka GCG. Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, proses penilaian kali ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan Wika, dalam mengembangkan bisnis dan membangun keunggulan bersaing, Wika tetap berkomitmen menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan nilai-nilai etika bisnis. “Melalui GCG, Wika akan selalu memaksimalkan potensi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan bersaing,” kata Mahendra pada kesempatan observasi penilaian GCG oleh Tim IICG dan SWA.

Bagi Wika, penerapan corporate governance merupakan salah satu hal penting. Agar efektif, hal tersebut diatur dalam sejumlah infrastruktur peraturan, di aaranya berupa Code of Conduct, yang dilaksanakan oleh seluruh bagian perusahaan tanpa terkecuali hingga kemudian menjadi budaya perusahaan.

Selain Code of Conduct, Wika juga telah menyusun Code of GCG, Board Manual, dan pedoman GCG lainnya. Pedoman-pedoman ini merupakan acuan bagi peraturan perusahaan yang lebih detail sesuai dengan kebutuhan unit-unit organisasi. “Perseroan akan selalu mengkaji Code of Conduct ini secara berkesinambungan sebagai upaya mencapai standar kerja yang terbaik,” kata Mahendra.

Pada 2020, sesuai dengan arahan Kementerian BUMN, Wika secara resmi memulai proses internalisasi budaya perusahaan BUMN yang disebut AKHLAK, singkatan dari nilai-nilai: Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. “Buat Wika, nilai-nilai AKHLAK ini dijadikan sebagai standar nilai perilaku yang menjadi pedoman dalam berbudaya kerja seluruh insan Wika,” Mahendra menandaskan.

Selain infrastruktur peraturan, Wika juga mengembangkan struktur GCG yang meliputi organ utama dan organ pendukung, guna menjalankan mekanisme GCG sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan best practices. “Dengan mendasarkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip GCG, diharapkan akan tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang,” kata Mahendra.

Perusahaan melaksanakan mekanisme GCG dalam sebuah tatanan: seluruh organ GCG memiliki tanggung jawab tersendiri, tetapi tetap melaksanakan implementasi GCG secara terintegrasi. Berdasarkan mekanisme tersebut, RUPS memiliki kewenangan tertinggi, Dewan Komisaris memiliki fungsi pengawasan dan advis buat direksi, sedangkan Dewan Direksi bertanggung jawab atas pengelolaan perseroan. Lalu, di antara turunan tata kelola perusahaan ada sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system (WBS) sebagai mekanisme pencegahan terjadinya fraud di perusahaan.

Efektivitas penerapan GCG, menurut Mahendra, tecermin dari governance outcome yang telah diperoleh, termasuk dari sisi kinerja bisnis. Buat Wika, pada 2019 nilai penjualan mencapai Rp 27,12 triliun, dengan raihan laba bersih Rp 2,62 triliun. NIlai kontrak yang ditangani mencapai Rp 117,70 triliun, dan capaian kontrak baru Rp 41,18 triliun.

Saat ini, portofolio bisnis Wika cukup terintegrasi, dari hulu ke hilir. BUMN ini punya lima pilar bisnis utama, yakni Industry, Infrastructure & Building,Energy & Industrial Plant, Realty & Property, sertaInvestment. Selain itu, juga ada dua lini bisnis tambahan: Rekayasa Konstruksi dan Integrated TransportationSystem. Dari segi SDM, Wika kini diperkuat 2.285 karyawan, yang terdiri dari 2.060 laki-laki dan 225 perempuan. Jumlah tersebut didominasi generasi milenial, yang mencapai lebih dari 1.500 orang.

Menurut Mahendra, pencapaian kinerja yang cukup dari Wika di tahun 2019 menunjukkan bahwa penerapan prinsip GCG sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dari operasional bisnis Wika. “Dalam roadmap ke depan, GCG menjadi prinsip yang selalu mewarnai setiap operasi perusahaan,” ujarnya.

Pada 2021, Wika akan menerapkan konsep GCG Citizenship, dengan mulai mengimplementasikan World Class Standard, termasuk pengukuran ASEAN Corporate Governance Scorecard. “Kami berharap implementasi GCG dapat semakin baik lagi dalam proses menuju good governed citizen pada tahun-tahun yang akan datang,” kata Mahendra. (*)

Jeihan K. Barlia

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved