Corporate Transformation zkumparan

Pupuk Indonesia, Persiapkan Diri Masuki Pasar Komersial Lewat Transformasi

Panji Winanteya Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia. (Dok. Pupuk Indonesia).
Panji Winanteya Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia. (Dok. Pupuk Indonesia).

PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah menjalankan program transformasi untuk memperluas bisnisnya. Bukan hanya sebagai penyedia produk pupuk atau nutrisi tanaman, tapi juga solusi pertanian. Untuk itu, berbagai langkah transformasi dijalankannya.

Menurut Panji Winanteya Ruky, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, ada beberapa isu yang mendorong perusahaannya bertransformasi.

Pertama, dari sisi eksternal, terdapat wacana pengalihan subsidi pupuk untuk petani. Karena itu, Pupuk Indonesia perlu memperkuat barisan produk komersial agar siap bersaing di pasar komersial.

Panji menilai posisi perusahaannya di pasar non-PSO/komersial selama ini relatif lemah, dengan pangsa pasar di level 20%. Selain itu, juga belum memiliki retail presence, sebab tim pemasaran selama ini hanya menyalurkan pupuk subsidi untuk penugasan pupuk PSO. Gambarannya, pada 2020 penjualan pupuk PSO perusahaan pelat merah ini mencapai Rp 7,9 triliun.

Maka, menurut Panji, pihaknya melakukan langkah transformasi yang sangat besar. “Artinya, kami harus lebih kompetitif dan berdaya saing, sehingga konsumen loyal tanpa harus ada penunjukan dari pemerintah,” kata lelaki yang menjabat posisinya sekarang sejak Agustus 2020 ini.

Kedua, dari sisi internal, ada beberapa tantangan yang dihadapi Pupuk Indonesia. Antara lain, pabrik sudah tua dan kurang efisien. Di samping itu, karena diamanatkan untuk menjalankan penugasan PSO, sifat operasinya sangat production-centric, padahal di pasar yang komersial harus bisa customer-centric.

“Kami juga harus mengikut tren agrikultur dengan melakukan diversifikasi produk dengan menghadirkan pupuk yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tepat guna,” ujar Panji. Tantangan lain, Pupuk Indonesia adalah perusahaan induk dari lima perusahaan pupuk besar lainnya, sehingga harus menyatukan budaya silo yang ada di anak-anak perusahaan.

Melihat aneka tantangan tersebut, Pupuk Indonesia melakukan transformasi secara fundamental dan komprehensif. Panji menyebutkan, Pupuk Indonesia Perseroan telah mengganti visinya. Kini visinya: “Menjadi perusahaan nasional berkelas dunia untuk nutrisi tanaman dan solusi pertanian yang berkelanjutan, serta mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial secara nasional”. Rumusan perannya pun berubah, dari sebelumnya sebagai strategic holding, kini menjadi activist holding, yang menjalankan peran aktif dalam fungsi strategis perusahaan.

Pupuk Indonesia juga merumuskan Strategy House 2020, dengan sejumlah pilar utama, yakni Customer-Centric Model, R&D and Innovation Driven, Excellence in Operation and Supply Chain, Feedstock Security and Optimization, Sustainability, and Circular Economy.

Panji mengungkapkan, saat ini perusahaannya berada pada Fase I transformasi yang bertema Laying the Foundation. Dalam hal ini, dilakukan transformasi organisasi secara masif dan inovasi model bisnis, transformasi digital sebagai enabler, dan transformasi budaya sebagai fundamental perusahaan.

Pada 2022, Pupuk Indonesia akan memasuki Fase II, yakni Evaluasi, Scale up, dan Digitize. Adapun pada 2023-2024, perusahaan diharapkan sudah memasuki Fase III, yaitu Growth Stage.

Dalam hal transformasi organisasi, salah satu upaya yang ditempuh Pupuk Indonesia adalah melakukan sentralisasi organisasi. Menurut Panji, untuk menghapus budaya silo (terpisah-pisah) dan production-centric, diperlukan holding company yang lebih aktif melakukan koordinasi dan eksekusi fungsi-fungsi strategis, sehingga mampu menciptakan nilai perusahaan di level grup.

Dengan demikian, keputusan strategis pemasaran dan pengadaan dilakukan holding, sedangkan anak perusahaan melakukan administrasi. Lalu, manajemen merasionalisasi posisi Direktur, SVP, dan VP di anak perusahaan.Tak kalah penting, langkah redeployment tenaga kerja dari administrasi umum dan operasi ke pemasaran.

Sejumlah manfaat diperoleh dari upaya tersebut. Antara lain, efisiensi biaya tenaga kerja mencapai Rp 49 miliar, efisiensi supply chain melalui manufacturing network footprint Rp 249 miliar, dan langkah procurement excellence menghasilkan efisiensi Rp 349 miliar terhadap angka-angka dalam RKAP 2021.

Sementara itu, dalam hal inovasi model bisnis, Pupuk Indonesia menghadirkan Agro Solution berupa pendampingan intensif kepada petani, budidaya pertanian berkelanjutan, pelibatan rantai pasok, dan penyiapan dukungan teknologi. “Inovasi memungkinkan perusahaan tidak hanya sekadar menjual pupuk, melainkan juga konsultasi agronomi,” kata Panji.

Melalui program Agro Solution, Pupuk Indonesia memberikan pendampingan lengkap hulu-hilir pertanian, baik melalui kegiatan off farm maupun on farm. Dalam kegiatan off farm Agro Solution, Pupuk Indonesia memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi, dan jaminan off-taker hasil panen mereka.

Dalam kegiatan on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro-input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida, maupun lainnya. Di samping itu, juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis. “Hasilnya, kenaikan keuntungan bagi petani bisa sebesar 86% dan kenaikan produktivitas sebesar 40%,” kata Panji.

Dari segi teknologi, Pupuk Indonesia menerapkan Distribution Planning Control System (DPCS). Teknologi ini berupa sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi yang optimal dan aman sepanjang tahun dari pusat produksi sampai dengan lini IV (kios) secara real-time. “Berkat DPCS, kini perusahaan memiliki fitur early warning system pada tiap daerah, untuk mengetahui yang kekurangan atau kelebihan pupuk,” ungkapnya.

Pupuk Indonesia juga menerapkan Retail Management System (RMS) untuk mendigitalisasi distributor dan kios pupuk dengan memanfaatkan aplikasi dalam menjual pupuk ritel, komersial, ataupun pupuk PSO. Dalam implementasinya di lapangan, sistem ini akan berjalan penuh tantangan. Karena, cakupan areanya sangat luas, dari Sabang sampai Merauke.

Tantangan berikutnya, kemampuan digital customer Pupuk Indonesia, yaitu petani yang saat ini banyak yang belum familier dengan teknologi. Jumlah kios yang menggunakan RMS pada tahun 2020 sebanyak 500 dan ditargetkan pada 2024 mencapai 28 ribu kios. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved