Companies Leaders Factory

Ekonomi Lesu, Kinerja FIF Masih Moncer

Ekonomi Lesu, Kinerja FIF Masih Moncer

Perlambatan ekonomi global memukul industri pembiayaan. Laju bisnis semakin menantang seiring banyaknya pemain yang berebut kue yang sudah menyusut. Untuk itu, perlu strategi yang mumpuni untuk bisa memenangi persaingan sengit di pasar. PT Federal Internasional Finance (FIF) lumayan berhasil melakukannya.

“2015, industri kontraksi 13%, secara profit atau industri, FIF Grup tumbuh 16,8%. Indikatornya, net service asset (NSA) piutang yang kami kelola tumbuh 9,76% menjadi Rp 33,59 triliun. Net income kami Rp 1,58 triliun tumbuh 16,8%,” kata Setia Budi, Vice President Chief of Human Capital FIF Group.

Menurut dia, nasabah aktif FIF Group saat ini mencapai 4,19 juta dari sisi finance dan operation. Saat pasar sedang mengkeret, market share perseroan justru dari 46.6% menjadi 49% dari total kredit sepeda motor. Hebatnya lagi, customer satisfaction index mencapai 92,5%.

Ide-ide baru untuk peningkatan kinerja dari karyawan juga semakin banyak bermunculan. Selama 3 tahun terakhir, ada 1.590 ide segar. Kemudian, turnover karyawan turun dari 7,25% 2012 menjadi 6,5% di 2015. Produktivitas yang diukur dari jumlah nasabah dibagi jumlah karyawan naik. Setiap karyawan mengelola 160 nasabah.

FIF Group

“Strategi kami di leadership ada 3 hal, yakni head office caring and development program, kami bedakan antara head office dan branch. Di tengahnya, ada general leadership program, ini yang menjadi jembatan. Jadi, ada technical skill yang di tengahnya ada soft skill,” katanya.

Dia menjelaskan, ada tiga aktivitas di setiap development program, yakni pre-activity, development in class sendiri dan ada class activities. Untuk memetakan talenta terbaik sekaligus manajemen suksesi, ada manajemen sistem yang terbagi menjadi talent mapping, talent development, dan talent retention.

“Harapannya kami bisa mendapatkan dua hal, buffer sistem dan replacement talenta. Kami ada jenjang karir di branch office dan head office. Talent branch office paling tinggi di branch manager dan marketing manager,” katanya.

Selanjutnya, para lulusannya bisa naik ke tingkatan yang lebih tinggi seperti division head, atau director dengan mengikuti proses coaching. Dalam development, mapping dan talent development adalah kesepakatan dengan individu, hingga review progress. Setiap talent, diberikan coach yang jabatannya dua level di atas mereka. misalnya BOD jadi coach untuk division department head.

Hasilnya, 97% leader yang ada di seluruh organisasi berasal dari dalam pada tahun 2015 lalu. Rinciannya, section head 100% dari dalam, di representative head ada 3% dari dalam, lalu 2% untuk branch head. Yang direkrut dari luar yakni Grup Astra yakni 7% hanya departemen head karena ada produk baru yang membutuhkan kompetensi khusus dan prosesnya memakan waktu lama.

“Untuk jabatan manager ke atas kami memiliki formula khusus, setiap jabatan harus memiliki 2 orang successor,” katanya. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved