Companies zkumparan

Grab, Menilai Aspek Performance dan Culture dalam Manajemen Kinerja

Grab, Menilai Aspek Performance dan Culture dalam Manajemen Kinerja
Endang Prastiwi, People and Business Partner Grab Indonesia (tengah), bersama team Grab

Sebagai perusahaan yang dikelompokkan sebagai decacorn (startup dengan valuasi di atas US$ 10 miliar), Grab meyakini bahwa faktor utama kesuksesan ini terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan budaya perusahaan. Untuk menunjang dua hal tersebut, pimpinan Grab mengaku membutuhkan sistem manajemen kinerja (performance management) yang andal untuk dapat memotivasi karyawan.

Hingga sekarang layanan ride-hailing Grab sudah merambah 222 kota di Indonesia. Dengan penyebarannya yang luas ini, manajemen Grab harus mampu menilai performa seluruh Grabber (karyawan Grab, bukan mitra driver) dalam mendukung kinerja para mitra driver. “Performance management menjadi suatu hal yang penting karena bisa membawa Grab pada pertumbuhan yang baik, sesuai dengan visi-misi perusahaan sebagai super app di Asia Tenggara,” ujar Endang Prastiwi, People and Business Partner Grab Indonesia.

Metode yang dilakukan Grab dalam menerapkan sistem performance management ialah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap Grabber untuk bisa menunjukkan potensi terbesarnya. Caranya, melalui sistem appraisal yang dilakukan dengan menggunakan sistem currency, yakni faktor Performance dan Culture dengan proporsi masing-masing 50 persen.

Menurut Endang, pertimbangan proporsi yang seimbang bagi kedua currency dipakai karena dalam prosesnya, manajemen Grab ingin aspek culture dapat secara konsisten dijalankan dan selalu menjadi bahan penilaian perusahaan. “Pada saat merekrut karyawan, Grab memang mencari orang dengan karakter yang sesuai dengan perusahaan,” katanya.

Kepada setiap Grabber, manajemen memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai apa itu Objectives & Key Results (OKR) dan prinsip/nilai-nilai yang dianut perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut yakni Outserve Our Customers, Disrupt or Be Disrupted, Intellectual Rigor, Grab Before Self, Grab Friends Forever, dan Your Problem is My Problem..

Dengan adanya aturan main tersebut, setiap individu (Grabber) bisa melakukan self-assessment terkait apa saja yang sudah dicapai. Aturan tersebut juga memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk bisa mendapatkan 360º feedback. “Kami juga menjalankan 1-on-1 conversation antara manajer dan staf untuk memastikan apakah OKR sudah tercapai atau belum di setiap milestone,” kata Endang. Proses seperti itu, menurutnya, bisa dilakukan harian, mingguan, ataupun bulanan.

Mengenai metodenya, Grab memiliki dua siklus yang masing-masing terdiri dari jangka waktu enam bulan. Di setiap siklus, Grabber bisa melakukan self-assessment dan akan mendapatkan 360º feedback, masing-masing pada Juni dan Desember. Kemudian, catatan rating akan dikalibrasi sesuai dengan grading lembaga partisipan.

Agar dapat meminimalkan bias yang mungkin terjadi pada proses pemberian 360º feedback, setiap karyawan bisa menominasikan nama-nama yang akan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri. Nantinya, setiap rekan atau atasannya akan memberikan umpan balik dengan nama yang disembunyikan (anonim).

Grab, menurut Endang, melakukan pengaturan OKR per kuartal, disusul dengan regular feedback 1-on-1 minimal sebulan sekali. Adapun performance review diberikan setiap Desember-Januari dan Juni-Juli. Lalu, mengenai Rewards & Promotion akan merujuk pada hasil dari performance index. Mengenai reward yang diberikan, akan dilihat berdasarkan besaran dampak yang diberikan seseorang kepada perusahaan.

Endang menjelaskan, performance review dilakukan dua kali dalam setahun karena Grab Regional sudah memprediksi bahwa portofolio perusahaan bisa meningkat 30 persen jika performance review dilakukan dua kali setahun.

Untuk kategori penilaiannya, jika seorang Grabber mencapai OKR, ia akan masuk ke kategori Meets All Expectations. Jika melebihi OKR, ia akan masuk ke kategori Exceeds Expectations. Sebaliknya, apabila nilainya kurang dari OKR, ia akan masuk ke kategori Needs Improvement yang akan berlanjut pada proses Performance Improvement Plan.

Ke depan, menurut Endang, pihaknya akan berupaya memberikan waktu yang lebih banyak, agar umpan balik yang masuk lebih transparan dan berdampak. Grab juga ingin mempercepat periode Performance Review, yang biasanya lebih dari 150 hari dipercepat menjadi sekitar 90 hari saja.

Jeihan Kahfi Barlian dan Chandra Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved