Green Companies zkumparan

Campina, Optimalkan Penggunaan Sumber Daya

Adji Andjono (kiri), Direktur Penjualan dan Pemasaran Campina
Adji Andjono (kiri), Direktur Penjualan dan Pemasaran Campina, bersama Tim

Kesadaran menjalankan green initiatives bukan hanya bisa ditemukan pada perusahaan multinasional ataupun BUMN besar, tetapi juga perusahaan keluarga. Salah satunya adalah produsen es krim PT Campina Ice Cream Industry, yang didirikan keluarga Darmo Hadipranoto di Surabaya. Bahkan, program go green Campina telah berjalan secara berkesinambungan dalam 10 tahun terakhir.

Perusahaan yang mempunyai arti nama “Kampiun di mana-mana” ini membangun program Campina Go Green dengan beberapa sasaran, yaitu efisiensi energi; berjalannya program 3R: Reuse, Reduce, Recycle; ruang terbuka hijau, pendidikan & pelatihan, serta corporate social responsibility (CSR). Prinsipnya adalah bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mendukung kelestarian lingkungan.

Upaya Campina dalam beberapa tahun terakhir terkait efisiensi energi yang diterapkan di pabrik, kantor, dan jalur distribusi antara lain penggunaan pencahayaan LED, sensor lampur, desain jendela kantor yang besar, serta upgrade sistem pendingin amoniak.

Perlu diketahui, sistem pendingin amoniak yang digunakan dalam proses produksi dan penyimpanan merupakan salah satu faktor yang menggunakan energi cukup besar. Dalam hal ini, Campina telah melakukan beberapa langkah perbaikan dan peningkatan sistem pendingin, seperti memperbaiki pipa amoniak yang bocor (agar mengurangi gas amoniak yang lepas ke udara) dan mengganti mesin kompresor.

Hasilnya, terjadi efisiensi energi sebesar 15% dari sebelumnya menggunakan 14 juta Kkal pada 2012 menjadi 11,8 juta Kkal pada 2018. Kemudian, juga terjadi efisiensi penggunaan listrik sebesar 20% dari 11,1 juta Kwh pada 2012 menjadi 8,8 juta Kwh pada 2018.

Dari segi produksi, Campina menggunakan ulang (reuse) karton untuk semi finished goods, sehingga ada efisiensi 72,24% dengan mengubah kemasan dari karton 20 kg menjadi BIN (1 ton).

Inovasi menarik lainnya adalah mengganti refrigerant mesin AC dari freon menjadi air chiller. Dalam proses produksi biasanya dibutuhkan air chiller atau air dingin (0-2 oC) sebagai media pendingin. Air pendingin inilah yang juga dimanfatkan sebagai media pendingin pengganti freon pada AC. Hasil uji coba telah dilakukan sejak tahun 2016 dan berjalan dengan baik; suhu yang dihasilkan bisa lebih dingin dibandingkan dengan menggunakan freon.

Hingga saat ini telah dilakukan modifikasi pada AC di berbagai area pabrik dan kantor Campina. Secara bertahap, penggunaan AC di Campina akan beralih ke air chiller sebagai media pendingin, sebab lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan freon.

Menurut Adji Andjono, Direktur Penjualan dan Pemasaran Campina, komitmen untuk berpegang teguh pada prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi produksi, sehingga akan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. “Salah satu visi perusahaan kami adalah memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan lingkungan yang tertuang dalam value SALAM Campina,” kata Adji. SALAM ini singkatan dari nilai-nilai : Suka-cita dalam bekerja, Aktif mencapai hasil sempurna, Lestarikan sumber daya, Adaptif dan berjiwa muda, serta Menghargai setiap orang.

Adji menyebutkan, sejak menjadi perusahaan publik pada Desember 2017, Campina merasa memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada shareholder tetapi juga stakeholder mengenai cara menjalankan perusahaaan yang bersahabat dengan lingkungan. “Melestarikan sumber daya mengandung makna bahwa dalam operasional, kami harus concern terhadap penggunaan sumber daya agar bumi kita tetap baik dan sustain,” katanya tandas.

Di samping program go green dalam proses bisnis dan produksi, Campina juga memiliki program CSR yang dirancang agar bisa membantu pengembangan masyarakat di semua kalangan. Untuk itu, Campina memiliki unit kerja khusus di bawah Departemen Public Affairs. Program ini didukung dengan sistem perencanaan dan pemetaan sosial. Sejauh ini program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Campina meliputi: pengadaan kumbung jamur, ikut serta dalam kegiatan Green and Clean Surabaya, serta program school-to-school untuk berbagi ilmu tentang daur ulang.

Tujuan awal program CSR ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini dimulai pada 2012 dengan membuat program pengadaan kumbung jamur. Target program ini bukan hanya masyarakat desa atau kecamatan, tetapi juga murid dan guru sekolah. Kontribusi Campina pada program ini meliputi pembangunan kumbung, penyediaan baglog jamur, dan pemberian wawasan kepada masyarakat. Hingga tahun 2017, sudah ada tujuh daerah di Jawa Timur yang memiliki kumbung jamur; dan masyarakat sudah cukup mandiri untuk bisa merawat, menanam, dan menjual jamur.

Adji mengatakan, pihaknya berencana memperluas cakupan program CSR, terutama soal budidaya jamur. “Ketika masyarakat semakin cerdas, mereka akan melihat tanggung jawab dari perusahaan yang membuatnya,” katanya. Menurutnya, hal ini akan menjadi nilai tambah untuk merek Campina sehingga bisa sustain. “Tujuan kami adalah bisa bersama-sama sustain, baik perusahaan maupun lingkungan,” kata Adji menandaskan. (*)

Jeihan K. Barlian dan Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved