SWA100

Rahasia RSPI Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Rahasia RSPI Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) sukses mencetak pertumbuhan dobel digit. Tahun 2015 bahkan mencapai 18% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 13%. Apa rahasianya? “Yang terus kami lakukan untuk meningkatkan layanan adalah mendengarkan pasien. Sebab pasien yang merasakan secara langsung kualitas layanan kami,” kata Yanwar Hadiyanto, CEO RSPI.

Menurut dia, apapun input dan masukan dari pasien sangat membantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit yang berlokasi di Pondok Indah dan Puri Indah itu. Baik, kualitas sumber daya manusia maupun layanan medisnya.

Yup, semua orang suka curhat dan bahkan sering ada curcol alias curhat colongan. Untuk menyatakan isi hati, perasaan bahagia dan senang, hingga keluhan dan sakit hati yang muncul tiba-tiba seusai berinteraksi dengan orang lain. Itulah kenapa kemampuan mendengar sangat bermanfaat terutama di bidang usaha jasa seperti rumah sakit. Selama 10 tahun terakhir, RSPI tidak pernah tumbuh kurang single digit.

Dirut RSPI, Yanwar Hadiyanto

Dirut RSPI, Yanwar Hadiyanto

Tahun 2015, pertumbuhan mendekati 20%. Tahun ini, RSPI masih yakin mampu tumbuh dua digit. Seperti tahun 2014 dan 2015 dengan pertumbuhan bisnis berturut-turut mencapai 13% dan 18%.

Namun, jumlah pasien tumbuh kurang dari 18% sepanjang tahun lalu. Setiap harinya, ada sekitar 1.200 pasien yang datang untuk melakukan cek kesehatan, konsultasi, hingga berobat ke RSPI. “Karena ada peningkatan harga. Tapi secara volume, terus tumbuh,” kata dia.

Sejak menjadi orang nomor satu di RSPI tahun 2010, lanjut Yanwar, perseroan fokus membenahi sumber daya manusia selama tiga tahun pertama. Selanjutnya, fokus meningkatkan layanan dan terus berinovasi, yakni membuka layanan klinik khusus sebagai mesin pertumbuhan.

Saat ini, ada sekitar 400 orang dokter di dua RSPI di Pondok Indah dan Puri Indah dengan lebih dari 1.000 orang tenaga perawat. Untuk meningkatkan loyalitas tenaga medis, RSPI menciptakan suasana kerja yang kondusif dan komunikatif. Dokter ataupun perawat yang ingin mengembangkan keahliannya juga diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Dokter bisa kuliah lagi di universitas dalam dan luar negeri. Untuk perawat, kami bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Saint Carolus untuk jenjang D3 dan S1. Kami juga memberi beasiswa untuk perawat yang ingin melanjutkan ke jenjang S2,” katanya. (Reportase: Syukron Ali).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved