Best CEO

Parwati Surjaudaja & Prinsip Walk The Talk

Parwati Surjaudaja & Prinsip Walk The Talk

Seorang pemimpin bisa dinilai dari kesesuaian antara ucapan dan tindakannya. Prinsip walk the talk atau always do as you say mesti dipegang teguh. Seperti halnya CEO OCBC NISP, Parwati Surjaudaja.

“Apa yang dikatakan dan dilakukan harus sama. Dengan begitu, apa yang ingin dicapai atau ingin saya drive, pasti tercapai,” kata alumni MBA Akunting dari San Fransisco State University ini.

Menurut dia, pemimpin juga bisa memetik manfaat lain yakni menjadi panutan untuk para karyawan dengan menerapkan prinsip tersebut. Karyawan lebih mudah menerapkan nilai dan budaya perusahaan dengan melihat pemimpin yang kharismatik dan bisa menjadi role model bagi bawahannya.

Dia menjelaskan, seorang pemimpin juga mesti jeli saat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab. Mereka harus melihat kesiapan tim, kompetensi, dan kebutuhan perusahaan. Peran empowerment kian penting di era sekarang, saat generasi millenial mulai banyak bermunculan dalam dunia kerja.

“Dunia berubah sangat cepat. Kalau semua tersentralisasi dan kuasa di bawah pemimpin, pasti kita terlambat. Kita tak pernah tahu persis kondisi di lapangan seperti apa,” katanya.

ParwatiSuriaudjaja (21)

Parwati menekankan pentingnya memberikan empowerment yang efektif untuk menjaga layanan. Untuk itulah diperlukan aturan main yang jelas agar tidak ada area yang abu-abu. Contohnya dalam pemberian kredit, harus dilihat tingkat kehati-hatian, kematangan leadership, kemampuan teknis dalam pengambilan keputusan, mekanisme serta pelaporannya.

“Soal empowerment, kami terus memperbaiki diri. Sejak pertengahan tahun, kami sedang melakukan perubahan. Sebelumnya semua di kantor pusat, kini kami dorong empowerment hingga ke ujung. Jadi, kepala cabang menjadi CEO bagi masing-masing kantornya,” ujar dia.

Tanpa pendelegasian wewenang, para karyawan cenderung pasif. Tak hanya ogah memberi masukan yang membangun buat perusahaan, mereka juga tidak mau ikut bertanggung jawab saat muncul kredit bermasalah.

Dengan empowerment, pelayanan jauh lebih cepat. Keputusan pencairan pinjaman yang cepat membuat nasabah senang. Karena dipercaya, karyawan pun merasa lebih dihargai. Sehingga, kalau ada masalah, mereka pun berani bertanggung jawab.

Sepanjang tahun 2015, pendapatan bunga bersih mencapai Rp 4,4 triliun, tumbuh pesat dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,7 triliun. Laba bersih naik dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. “Setelah lokal CEO diterapkan di kantor-kantor cabang, dana tumbuh lebih cepat dua kali lipat. Sedangkan, kredit tumbuh 50% lebih cepat,” katanya. (Herning Banirestu)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved