Leaders Best CEO zkumparan

Strategi CFO Petrokimia Gresik Hadapi Piutang Subsidi Hingga Kenaikan Harga Bahan Baku

Strategi CFO Petrokimia Gresik Hadapi Piutang Subsidi Hingga Kenaikan Harga Bahan Baku
Budi Wahju Soesilo, Direktur Keuangan PT Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik (PG) bersama PT Pupuk Indonesia Group lainnya memiliki tugas menyalurkan pupuk subsidi sesuai penugasan pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, sekaligus tetap mencapai target kinerja keuangan yang diberikan pemegang saham. Untuk itu diperlukan sinergi dalam melaksanakan strategi agar kedua tujuan tersebut dapat tercapai.

Hal ini disampaikan Direktur Keuangan Petrokimia Gresik Budi Wahju Soesilo dalam Webinar bertajuk ‘The New CFO Roles as Business Transformer and Growth Initiator’ yang diselenggarakan SWA Media Group dan rangkaian acara penghargaan Indonesia Best CFO 2022.

“Dalam melaksanakan tugas tersebut, kami mempunyai beberapa tantangan. Pertama, piutang subsidi. Kami mempunyai piutang subsidi yang sangat besar. Dalam penugasan tersebut kami mempunyai kewajiban untuk menyediakan stok minimal dalam rangka penyaluran pupuk bersubsidi. Sampai dengan Agustus 2022, piutang subsidi kami mencapai Rp12,56 triliun,” ungkap Budi.

Dalam rangka menyiapkan produk-produk pupuk subsidi di seluruh Indonesia, Petrokimia Gresik (PG) harus menyiapkan stok minimum di semua daerah yang kurang lebih untuk 2-3 minggu kebutuhan. Stok tersebut jika dikonversikan dalam nilai rupiah mencapai Rp10,4 triliun sehingga total dana yang ada dalam piutang maupun persediaan mencapai hampir Rp23 triliun.

Kedua, kenaikan harga bahan baku utama. Bahan baku dalam produksi pupuk sebagian besar merupakan produk impor, seperti belerang, phosphate rock, amonia, asam fosfat, asam sulfat, DAP dan KCL. Kenaikan dari awal 2021 sampai Agustus 2022 sangat signifikan. Dari US$400 pada awal 2021 hingga menembus US$1000 pada Agustus 2022.

“Jadi sudah dua kali lipat dan kami juga kesulitan untuk mendapat bahan bakunya, bahkan ketika pembayarannya ada sedikit kendala terutama dari negara-negara yang sedang berkonflik seperti Rusia Ukraina.” Jelas Budi.

Ketiga, mismatch currency & volatilitas nilai tukar valas. Cash inflow dalam IDR, sedangkan cash outflow dalam US$. Selain itu, adanya volatilitas nilai tukar IDR terhadap US$. Maka sebagai nahkoda dalam hal tata kelola keuangan perusahaan, Budi dan timnya mengambil beberap strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Pertama, strategi penagihan subsidi pupuk. PG mempunyai piutang subsidi yang sangat besar sehingga yang dilakukan terkait teknis yaitu bagaimana PG patuh terhadap dokumen yang ada di penyaluran subsidi, sehingga setiap bulan tidak mempunyai kendala terhadap dokumen penagihan. Jadi tim harus menyiapkan dokumen-dokumen penagihan sampai verifikasi dokumen agar tidak menambah waktu penagihan atau pencairan subsidi di bulan berjalan pada Kementerian Pertanian.

Di samping piutang di tahun berjalan, saat ini juga ada piutang yang belum dibayar oleh pemerintah di 2020 dan 2021 sebesar Rp4,2 triliun dan Rp420 miliar. Ditambah dengan adanya gap antara HPP Penagihan dengan HPP Realisasi yang sudah mencapai Rp6 triliun, yang mana HPP penagihan sudah ditentukan oleh Kementerian Pertanian dengan memakai HPP audit tahun lalu. Sementara tahun berjalan realisasi HPP nya mengalami peningkatan karena ada kenaikan harga bahan baku. Oleh karena itu selain kelengkapan dokumen, PG juga melakukan pendekatan dan komunikasi dengan Kementerian Pertanian untuk pencairan subsidi.

Kedua, distributor financing. Bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan pendanaan kepada distributor-distributor sehingga penebusan pupuk untuk nilai yang tidak disubsidi pemerintah, sudah bisa dilakukan secara langsung oleh distributor melalui financing perbankan. Kami pun mendapatkan pembayaran dari perbankan.

Ketiga, cost reduction program. Caranya, sosialisasi kepada seluruh unit kerja untuk melakukan cost reduction program di semua lini dan di semua biaya yang bisa efisiensi sehingga harapannya kinerja perusahaan semakin baik.

Keempat, pemanfaatan fasilitas perpajakan. Melakukan tax planning untuk mendapatkan kepatuhan terhadap sisi perpajakan

Kelima, cash outflow. Agar penerimaan dan pengeluaran sama, dilakukan transaksi pembelian bahan baku menggunakan fasilitas: LC UPAS (Usance Payable at Sight), SCF (Supply Chain Financing)

Keenam, mitigasi fluktuasi nilai tukar. Memanfaatkan fasilitas hedging (lindung nilai). Untuk mendukung agar strategi di atas dapat berjalan dengan baik, maka PG didukung oleh fasilitas pendanaan yang beragam. PG mempunya plafon pinjaman Rp27,13 triliun dan US$455,5 juta. Rate pinjaman 3,20-6,00%. PG juga memiliki shareholder loan yang berasal dari obligasi Pupuk Indonesia 5,60-7,20%.

PG juga bekerja sama dengan beberapa perbankan untuk menjaga cost competitiveness dan fleksibilitas penggunaannya, sehingga kami bisa mencari alternatif pendanaan yang paling efisien. Dengan sifat antara lain omnibus/switchable (cash loan & non cash loan), multicurrency, tearm loan 4-6 tahun, dan obligasi PT Pupuk Indonesia.

Ketujuh, rencana investasi. Sebagai salah satu strategi perusahaan agar tetap sustain dan growth, pada tahun 2023, Petrokimia Gresik telah melakukan perencanaan investasi sebagai berikut :

1) Soda AshPerkiraan nilai projek sekitar US$281 juta menggunakan kredit investasi dari perbankan– Menjadi pabrik soda ash pertama di Indonesia.– Strategi related diversified industry, memanfaatan produk samping jadi produk baru yang mempunyai nilai tambah.– Soda ash merupakan bahan baku untuk pembuatan deterjen, kaca, keramik dan sabun yang saat ini seluruh kebutuhannya masih dipenuhi dari impor. Soda Ash ini dibangun untuk mengisi pasar di Indonesia karena kebutuhannya 1 juta ton tapi semuanya impor, sehingga PG mempunyai penugasan untuk membangun pabrik soda ash.

2) Phonska VPerkiraan nilai projek sekitar Rp648 miliar menggunakan kredit investasi dari perbankanPenambahan kapasitas produksi phonska sebesar 600.000 MTPY bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar NPK dalam negeri yang belum terpenuhi dari alokasi subsidi.

Phonska V ini dibangun karena pemerintah sudah memutuskan adanya pengurangan subsidi dari 5 jenis pupuk menjadi 2 jenis pupuk yaitu urea dan NPK, maka kami menambah kapasitas produksi dan membangun pabrik Phonska V.

Dengan perencanaan yang baik, investasi kedua projek tersebut diperkirakan tidak akan mengganggu pendanaan aktivitas operasional perusahaan sehingga rasio-rasio keuangan yang menjadi KPI dan Financial Covenant juga dipastikan tetap baik. “Saat ini, sudah ada beberapa bank telah menyampaikan minat untuk mendanai proyek-proyek tersebut,” ungkap Budi.

Pencapaian kinerja PG hingga Agustus 2022, dari net income sampai return on investment telah mencapai posisi melebihi RKAP yang dibutuhkan oleh pemegang saham.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved