Future Business Leaders

Abd Wahid Wijaya, Punya Visi “Build Great Legacy Whereever I Stand”

Abd Wahid Wijaya, AVP Divisi Transformasi Budaya BRI.
Abd Wahid Wijaya, AVP Divisi Transformasi Budaya BRI.

Sepanjang meniti karier selama 10 tahun di PT Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), Abd Wahid Wijaya berhasil mengukir sejumlah prestasi. Di antaranya, delapan kali memperoleh penilaian kinerja dengan predikat sangat baik, menjadi manajer senior/pemimpin cabang termuda pada 2016 dengan masa kerja enam tahun, dan lima kali meraih kemenangan dalam ajang BRInovation (lomba inovasi tingkat nasional).

Bagaimana bisa? Sejumlah terobosan memang berhasil ia torehkan hingga menjabat sebagai AVP Divisi Transformasi Budaya BRI saat ini. Pertama, membangun pengelolaan BRI Community. Berkat upayanya itu, kini terdapat 24 komunitas BRI di bidang seni dan olahraga yang sudah memiliki AD/ART dan pengurus resmi. “Bahkan, para direksi pun telah menjadi pembina di komunitas yang berbeda-beda,” ujar alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini, bangga.

Kedua, mengembangkan BRILian Apps. Wahid menjadi project leader dalam penciptaan aplikasi work–life balance BRI. Terdapat tiga fitur menu di dalamnya, yaitu booking co-working space BRI, aktivitas komunitas, dan event. Saat ini aplikasi tersebut digunakan oleh 30 ribu karyawan BRI secara aktif.

Ketiga, membangun BRILian Center. Dalam proyek pembangunan tempat komunitas dan co–working space ini, Wahid ditunjuk menjadi project leader-nya. Termasuk, menjadi inisiator awal dalam konsep open space work di 2017.

Keempat, mengembangkan BRILian Values. Ditunjuk sebagai Group Head Corporate Culture BRI, pada 2017 Wahid turut menginisiasi pembangunan infrastruktur pengelolaan culture BRILian Values, antara lain social media activation, culture event, dan culture agent enhancement, sehingga dapat mendukung pertumbuhan kinerja berkelanjutan.

Dan kelima, Wahid juga terlibat dalam pengembangan Portal Inovasi, yang memungkinkan pekerja BRI menuangkan idenya ke dalam sistem. Pada 2019 -2020, tercatat ada 14.000 lebih ide.

Di akhir 2020, Wahid terpilih menjadi team leader bidang HC untuk pembentukan BRI Innovation Management, yang disebut emBRIo, di lingkungan Grup BRI. emBRIo merupakan next level dari pengelolaan budaya inovasi. Tujuannya, ide-ide yang banyak dari bawah jangan sampai terbuang atau terlewatkan. Lewat emBRIo, ide-ide tersebut nantinya bisa terkumpul dan disimpan untuk dilanjutkan menjadi produk ataupun jasa yang impactful bagi BRI.

“Jadi, emBRIo ini semacam fungsi di BRI yang bergaya ala startup di mana ada product validation dan customer validation,” ungkapnya. Dengan emBRIo, karyawan BRI yang mempunyai ide dapat mewujudkan mimpinya menjadi nyata.

Karyawan BRI saat ini didominasi generasi milenial, sebanyak 78%. “Dengan komposisi milenial yang sangat dominan, inisiatif saya dalam melakukan improvement diarahkan untuk membangun engagement, employer branding, dan produktivitas pekerja,” kata Wahid.

Mantan Koordinator Milenial BRI 2018-2019 ini mempunyai visi “Build Great Legacy Whereever I Stand”. Baginya, di mana pun ia ditempatkan, baik di unit bisnis ataupun seperti saat ini di unit budaya, ada tiga prinsip yang dipegang teguh.

Pertama, siapa pun timnya, ia harus melakukan mapping kekuatan anggota tim yang berada di organisasi tempat ia ditugaskan, yang dibagi menjadi lima aspek kekuatan, yaitu creativity, strategic, execution, collabs, dan administrative. “Ini saya kenali lewat coaching, wawancara, ataupun melihat kinerja sehari-hari mereka,” kata peraih gelar MBA dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini.

Kedua, digital-based working, yaitu dalam menjalankan sistem kerja bersama tim selalu melakukan monitor pekerjaan/proyek dengan bantuan apps. “Jadi, sejak sebelum pandemi ini, kami sudah terbiasa dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung memonitor pekerjaan,” ungkap Wahid.

Dan ketiga, di setiap mutasi pekerjaan ke fungsi yang lain, ia membiasakan diri membuat dokumen lengkap tentang kondisi unit kerja (strength, peluang, dan area to improve) untuk leader pernggantinya. Dengan demikian, orang baru yang menggantikannya paling tidak mendapat gambaran, sehingga ketika memulai tugas dan pekerjaannya dapat terbantu. (*)

Dede Suryadi dan Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved