Future Business Leaders

Heinrich Vincent, Ingin Membawa UKM Indonesia Go International

Heinrich Vincent, CEO Bizshare.
Heinrich Vincent, CEO Bizshare.

Bakat bisnis sudah ditunjukkan Heinrich Vincent sejak belia. Saat SD dan SMP dia berjualan, mulai dari stiker, pulsa, sampai mi ayam. Menginjak kuliah, lelaki kelahiran 1994 ini mencoba ladang e-commerce, termasuk berjualan dropship barang impor dari China.

Lompatan besar terjadi ketika dia dan beberapa mitra yang bertemu dalam Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang digagas oleh Kemenkominfo mendirikan PT Investasi Digital Nusantara pada 2017. Kendati berusia paling muda, Heinrich ditahbiskan menjadi CEO.

Dengan bendera Bizshare, perusahaan ini menjadi financial technology equity crowdfunding, platform investasi bisnis yang memungkinkan UKM mendapatkan modal untuk ekspansi, dengan cara membagikan persentase kepemilikan sahamnya tanpa harus melakukan IPO. Bizhare membantu dalam hal distribusi laporan keuangan, dividen, urusan legalitas, investor relations, dan peningkatan performa bisnis. Sementara itu, investor dapat berinvestasi ke bisnis tersebut secara bersama-sama sehingga memimalisasi risiko dan memberikan akses kesempatan yang sama. Ini sejalan dengan misi Bizhare, yakni membantu lebih banyak masyarakat Indonesia bebas secara finansial.

Kendati masih seumur jagung, ambisi Bizshare sangat tinggi. “Di tahun 2025, kami menargetkan selain menjadi platform pendanaan yang berperan sebagai ‘Bursa Efek’ untuk UKM di Indonesia, bahkan seluruh dunia, juga menjadi ekosistem investasi bisnis global terintegrasi, yang membantu lebih dari 2.000 bisnis yang menguntungkan, membantu digitalisasi bisnis UKM dan peningkatan kualitas manajemen bisnis, serta dapat membawa UKM Indonesia go international,” kata Heinrich. Untuk mencapai target itu, Heinrich menyematkan berbagai produk dan teknologi yang mumpuni di Bizhare, mulai dari teknologi penerbitan saham hingga artificial intelligence/machine learning dalam melakukan business scoring saat menganalisis risiko bisnis.

Sebagai CEO, tugas Heinrich tidak mudah. Namun, jiwa kepemimpinannya sudah terasah semasa kuliah di Universitas Tarumanagara. Dia pernah menjabat sebagai Pemimpin Umum majalah arsitektur Sketsa. Membawahkan 60 orang, dia berhasil menjual lebih dari 300 eksemplar secara praorder dan meluncurkan website. “Di sini saya belajar banyak membangun sebuah visi dan misi organisasi, berkerjasama dengan tim, serta mendidik anggota dan melahirkan calon pemimpin baru. Ini yang menjadi fondasi dan bekal saya ketika memimpin perusahaan sekarang,” ungkapnya.

Hingga kini Bizhare –yang resmi mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara equity crowdfunding pada November 2019– telah menyalurkan investasi bisnis lebih dari Rp 33 miliar, untuk 41 bisnis UKM di seluruh Indonesia, yang terdiri dari berbagai industri, seperti bisnis laundry, tempat cukur, restoran, ritel, peternakan, dan kedai kopi, dengan 50.300 investor yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia. Pada November 2020, Bizhare mendapatkan pendanaan tahap awal dari berbagai angel investor, venture capital, dan korporasi terkemuka asal Singapura dan Indonesia dengan total pendanaan lebih dari US$ 0,5 juta, yang dipimpin oleh AngelCentral dari Singapura.

“Harapan saya, ingin membawa brand Indonesia go international. Franchise dari Indonesia yang dibawa ke luar, mengapa tidak? Jika sudah mencapai internasional, kami ingin bisa IPO. Kalau sudah bisa IPO, mungkin saya akan step out, menyerahkannya kepada CEO yang lebih profesional lagi, dan saya akan mengembangkan bisnis berikutnya lagi. Saya melihat tim di bawah saya ini sangat bisa melanjutkan,” kata peserta Alibaba E-Founders Fellows 2019 dan peraih Forbes 30 Under 30 tahun 2020 itu optimistis. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved