Future Business Leaders zkumparan

Karakteristik dan Tantangan Para Pemimpin Muda

Karakteristik dan Tantangan Para Pemimpin Muda

Penerapan diversity atau keberagaman di tempat kerja beberapa tahun belakangan semakin digalakkan. Penelitian dari McKinsey di 2019 menyebut bahwa perusahaan yang berada di deretan atas dalam penerapan keragaman gender dalam tim eksekutifnya, 25% lebih mungkin meraup profitabilitas di atas rata-rata.

“Sudah banyak publikasi yang menyampaikan bahwa semakin diverse sebuah perusahaan terutama di jajaran eksekutifnya, maka akan semakin baik performa mereka dalam segi bisnis ketimbang para pesaingnya,” ujar Arga M. Nugraha, Sekretaris Umum BUMN Muda dalam webinar Indonesia Young Business Leaders Award 2022 yang diselenggarakan Majalah Swa (27/04/2022).

Salah satu diversity yang didorong selama ini adalah dari sisi gender dan usia. Sejalan dengan itu, Kementerian BUMN telah berkomitmen untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di jajaran BoC, BoD, dan BoD-1 BUMN, dengan target 15% pada 2021 dan mencapai 25% pada 2023. Juga peningkatan keterwakilan generasi muda di jajaran BoD dan BoD-1 BUMN menjadi 5% pada 2021, dan 10% pada 2023.

“Itulah mengapa Kementerian BUMN mendorong diversity usia ini, karena ada beberapa ciri yang dimiliki oleh pekerja yang lebih muda,” katanya. Adapun karakteristik pekerja muda yang disebut Arga di antaranya, pertama communications. Komunikasi dinilai penting di kalangan pekerja muda. Mereka sangat haus akan feedback dan pencapaian.

Kedua tech savvy, saat ini semua bergerak dengan teknologi sehingga digital akan menjadi faktor penting untuk kaum muda. Ketiga kreativitas, pekerja muda dinilai lebih free-thinking. Mereka tidak terpaut dengan hierarki dan biasa berpikir dengan menggunakan perspektif baru. Selanjutnya vision, pekerja mudah lebih banyak berorientasi pada tugas dibandingkan waktu. Mereka siap untuk melakukan lebih banyak upaya sebagai imbalan atas hasil yang diinginkan.

Kelima nurturance, mereka sangat haus untuk diberikan motivasi, bimbingan, dan memaknai interaksi sosial. Keenam drive, keinginan mereka untuk berprestasi sangat tinggi. Mereka juga pekerja keras yang tidak pernah berhenti belajar dan berkembang. Terakhir, ability to embrace change. Pekerja muda lebih fleksibel dan cepat beradaptasi dengan perubahan bisnis.

Namun Arga menegaskan, bahwa kepemimpinan generasi muda ini tetap harus dikombinasikan dengan generasi yang lebih senior. Pasalnya, generasi senior dinilai memiliki pengalaman dan wisdom yang lebih teruji sehingga ketika keduanya dikombinasikan maka akan menjadi hal yang baik untuk perusahaan.

“Semakin diverse dan semakin banyak view di sebuah perusahaan, maka akan semakin menambah wawasan yang menjadi modal atau cara pandang perusahaan tersebut terhadap keseluruhan kondisi yang ada di dalamnya. Jadi perusahaan itu akan semakin aman karena mendapatkan view yang banyak dan berbeda sehingga semakin tajam dalam melihat peta kondisi yang ada di luar sana,” tutur Arga yang juga menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Layanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Di BRI, kata dia, kaum muda sudah menjadi mayoritas yakni mencapai 83%. Bank pelat merah ini juga terus mendorong keragaman gender, di mana saat ini pekerja perempuan sudah mencapai 35% dari total karyawan.

“Kami juga memberikan porsi yang lebih besar bagi kau muda. Kami punya berbagai inisiatif, antara lain BYLI (BRILianN Young Leader indonesia). BRIlian adalah sebutan untuk para pekerja di BRI. Kami memberikan empowerment kepada mereka untuk menduduki posisi lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat,” jelasnya.

Selain keunggulan yang dimiliki kaum muda, Arga juga mengingatkan beberapa tantangan yang akan dihadapi generasi muda ke depannya. Di antaranya keterbatasan pengalaman yang akan berpengaruh terhadap cara berpikir, tekanan kelelahan, lack of self awareness, memimpin orang yang lebih tua, menghadapi kritik, ketidaksabaran, hingga harus menjadi inspirasi untuk yang lain.

“Generasi dulu pasti akan memandang generasi baru dengan agak sedikit sanksi. Ini harus dihadapi secara wajar. Mengakui bahwa challenge ini eksis adalah separuh dari perjuangan kita untuk bertumbuh, meningkatkan kapasitas, dan terus menumbuhkan budaya inovasi dalam diri kita masing-masing,” pesan Arga.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved