Leaders Future Business Leaders zkumparan

Tiga Kunci Pemimpin Perempuan Lepas dari Jerat Pandemi

Tiga Kunci Pemimpin Perempuan Lepas dari Jerat Pandemi
Priyantono Rudito, Vice Chairman Social Economy Accomodation Lab (SEAL) Amazon Web Service dalam webinar and virtual awarding The Most Extraordinary Women Business Leaders “Effective Leadership for Indonesian Business Revival” yang digagas SWA

Covid-19 merupakan kondisi yang baru saja kita alami dan belum memiliki sejarah. Situasi tersebut membuat bisnis harus meraba untuk mencari jalan keluar dari ketidakjelasan. Namun, di tengah kabut gelap ketidakpastian itu, para pemimpin perempuan Indonesia berhasil membawa situasi yang untraceable menjadi traceable atau dapat dipahami. Bahkan, mereka berhasil untuk membuat roadmap untuk pertumbuhan bisnisnya di masa mendatang.

“Pemimpin perempuan Indonesia telah berhasil melakukan shifting dari kondisi untraceable menjadi traceable. Mereka berhasil mengenali tantangan dan membalikan keadaan sehingga bisnisnya bisa terus tumbuh,” kata Priyantono Rudito, Vice Chairman Social Economy Accomodation Lab (SEAL) Amazon Web Service dalam webinar and virtual awarding The Most Extraordinary Women Business Leaders “Effective Leadership for Indonesian Business Revival” yang digagas SWA (31/05/2022).

Priyantono menjelaskan ada 3 tantangan yang harus dilalui pemimpin perempuan yakni securing, surviving, dan sustaining. Dalam securing, pemimpin harus bisa memanage kesehatan dan keselamatan karyawannya dengan baik. Setelah itu, mereka juga harus membawa kinerja perusahaan tetap bertumbuh di tengah situasi pandemi (surviving). “Hebatnya, mereka ini tidak hanya berhasil bertahan dalam situasi yang berat, tetapi juga berhasil membuat roadmap untuk pertumbuhannya di masa depan atau sustaining,” ujarnya.

Dalam penemuannya, berdasarkan data survey dan analisis kinerja pemimpin perempuan di tengah pandemi covid-19 yang dilakukan bersama SWA, para pemimpin itu berhasil belajar dari kondisi pandemi hingga menciptakan 3 strategi untuk bertumbuh. ketiga strategi yang dimaksud meliputi, pertama recovery, dimana mereka melakukan decoding ekonomi atau mendefinisikan ulang bisnis mana yang harus difokuskan.

Kedua, para perempuan ini juga membangun portofolio bisnis baru untuk tetap bertumbuh. Hebatnya, sebagian besar dari portofolio baru tersebut tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya. Ketiga, lewat kedua strategi tersebut, perusahaan pun melakukan restrat ekonomi dan bisnis mereka. “Upaya tersebut menunjukan bahwa tantangan yang dihadapi selama pandemi dapat menjadi peluang bisnis untuk mengerek pertumbuhan,” kata dia menambahkan.

Lantas apa yang membuat para Srikandi tersebut sukses mengubah tantangan menjadi peluang?

Mantan Staf Ahli Kementerian Pariwisata periode Arief Yahya tersebut mengatakan, para Srikandi sukses melakukan kontekstualisasi terhadap situasi yang berubah cepat. Dengan kecerdasannya, mereka berhasil berdaptasi dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Kedua, dia mengatakan, para pemimpin perempuan juga berhasil melakukan kolaborasi vertikal maupun horizontal. Maksudnya, mereka sukses berkolaborasi dengan Board of Direction (BoD) lain yang merupakan rekan kerja setaranya dan melebarkan kolaborasi tersebut hingga level paling muda, generasi milennial atau karyawan yang baru masuk. Ketiga, dengan melakukan co-creating atau mengambil insiatif strategis sehingga bisa menciptakan pertumbuhan.

Namun, dia menegaskan, ketiga cara tersebut tidak lepas dari ciri khas kepemimpinan perempuan yakni memberikan arahan yang jelas. Sehingga karyawan bisa bekerja sekaligus hidup dalam purpose yang lebih tinggi, serta memiliki value dan meaning yang tinggi dalam bekerja dan berkarir. “contextualization, collaboration, dan co-creating menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan di tengah pandemi. Bahkan bisa tetap bertumbuh atau sustain di masa mendatang,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved