Indonesia Best CFO zkumparan

Aditya Dewobroto, Fleksibel Integrasikan Unit Usaha

Aditya Dewobroto, Fleksibel Integrasikan Unit Usaha
Aditya Dewobroto, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin (EPN)
Aditya Dewobroto, Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin (EPN)

Direktur Keuangan dan Administrasi PT Elnusa Petrofin (EPN), Aditya Dewobroto, bergerak lincah dan fleksibel untuk menyokong keuangan dan unit usaha perusahaan. Pria yang akrab disapa Dewo ini bersinergi dengan unit bisnis lainnya di EPN. Sebagai contoh, ia menyinergikan program kerja divisi keuangan dan administrasi dengan divisi teknologi informasi.

“Kami berkomitmen di tataran direksi, bahwa kami tidak akan kaku, sehingga kami dan divisi lainnya berwenang untuk terlibat dalam memperbaiki sistem di divisi lainnya. Saya banyak berperan di hal-hal seperti ini karena sebagian besar perubahan itu ada di bidang-bidang yang berada di bawah naungan saya,” kata Dewo menjabarkan perannya sebagai CFO.

Sebagai CFO, Dewo tak ingin hanya melakoni fungsi keuangan konvensional yang cenderung mengerjakan administrasi dan pencatatan keuangan saja. Ia berkomitmen mengemban tugas CFO yang lebih modern. Misalnya, ia terlibat aktif meramu formula lintas divisi, misalnya antara bagian keuangan dan pemasaran. Untuk menyinergikan hal ini, ia mendorong tim keuangan bersama pemasaran untuk melakukan riset pasar sebagai acuan melaksanakan strategi pemasaran. “Menurut saya, aspek strategi merupakan aspek yang harus dimiliki CFO yang bertugas untuk meramu strategi ke depannya,” ia menegaskan.

CFO, kata Dewo, adalah konduktor dalam mengimplementasikan strategi bisnis untuk dikerjakan unit usaha. “Kemampuan menganalisis strategi itu adalah modal pertama CFO. Modal kedua adalah harus bisa menjadi benteng atau safe guarding. CFO bisa menjadi katalisator dalam sebuah perusahaan dan dapat mendukung percepatan pertumbuhan bisnis,” tuturnya.

Ia melakukan inovasi di bidang keuangan, seperti mengatur tata kelola laporan keuangan antar-unit usaha di EPN. “Di Direktorat Keuangan EPN, saya menangani bagian keuangan dan administrasi, kemudian terlibat di strategic planning, procurement, SDM, dan risk management,” Dewo menjelaskan.

Untuk mitigasi risiko, Dewo mengaplikasikan analisis data yang mengacu data historis. “Misalnya, kami bisa memprediksi berapa jumlah revenue di beberapa bulan ke depan, nah prediksi itu tidak akan jauh dari realisasi. Kemudian, kami bisa memiliki gambaran mengenai potensi mencapai target atau tidak bisa merealisasikan target revenue,” tuturnya. EPN merupakan anak perusahaan PT Elnusa Tbk. yang menggarap segmen bisnis jasa, logistik, dan distribusi BBM. Omset EPN di tahun 2018 senilai Rp 3,8 triliun atau tumbuh 45,3% dibandingkan tahun 2017.

Dewo juga mengimplementasikan proses bisnis berformat digital, seperti invoice, ke vendor dan konsumen, administrasi, tanda tangan, absensi pegawai, dan pengadaan jasa dan barang (procurement). Sistem ini belum terintegrasi lantaran beroperasi di setiap jalur masing-masing. Rencananya, Dewo mengintegrasikan seluruh sistem itu agar tata kelola keuangan, administrasi, dan operasional EPN semakin mudah serta tertata apik di masa mendatang. ”EPN sedang agresif, maka kami saat ini menyiapkan aplikasi dan perangkatnya. Ini adalah tuntutan bisnis. Hal ini harus kami lakukan karena spent of control kami sangat luas,” ia menambahkan.

Dewo menghadapi berbagai kendala, terutama budaya kerja, dalam menjalankan proses ini.

Sebagai gambaran, ia menyebutkan, transformasi budaya menandatangani dokumen ebanking agak terbata-bata dilakukan oleh pegawai dari generasi baby boomer. Kendala lainnya, mengubah perilaku pegawai dari budaya manual ke digital. Setahap demi setahap, Dewo mempraktikkan transformasi budaya kerja di berbagai divisi EPN. Dampaknya mulai terasa di tahun lalu, seiring dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 45,3% itu. (*)

Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved