Indonesia Best CFO

Bukit Rahardjo, Sukses Menjaga Stabilitas Keuangan dan Mendongkrak Kinerja

Bukit Rahardjo, CFO , Axa Financial Indonesia (AFI).
Bukit Rahardjo, CFO , Axa Financial Indonesia (AFI).

Menjadi kepuasan tersendiri bagi Bukit Rahardjo bisa membantu perusahaannya, Axa Financial Indonesia (AFI), tetap berkinerja kinclong di-masa pandemi yang umumnya sangat menantang bagi para pengelola perusahaan. Dalam dua tahun terakhir, kinerja perusahaannya tetap moncer berkat pengelolaan keuangan yang dia pimpin sebagai CFO. Dua tahun terakhir, secara keuangan AFI selalu bisa mencapai target yang ditetapkan.

Tahun 2021, tim manajemen AFI mampu memberikan dividen ke shareholders yang jumlahnya naik 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, underlying earning mencapai Rp 128 miliar atau 11,8% di atas target yang ditetapkan. Bukit juga membantu perusahaannya sukses menaikkan laba bersih sebesar 75%. Pendapatan dari investasi (investment income) juga naik 20%. Tak mengherankan, AFI mendapatkan berbagai penghargaan dari sejumlah lembaga karena prestasi keuangannya yang tetap biru tersebut.

Dalam mengelola keuangan AFI, Bukit menggunakan dua metode budgeting, yakni Activity-Based Budgeting dan Value Proposition/Creation Budgeting. “Dari sana banyak saving yang bisa didapatkan dan bisa menjadi financial resource untuk investasi ke depannya,” katanya.

Pada tahun 2021, pihaknya juga sukses menekan operating expenses sebesar 16,2%. “Dari sana kami menghasilkan RBC yang naik 406% di tahun 2021, dari 282% di tahun 2020,” ujarnya. Dalam mengelola keuangan, dia fokus menjaga stabilitas keuangan dan likuiditas perusahaan. Tak mengherankan, walaupun pada 2021 pihaknya harus membayar klaim Rp 167,5 miliar terkait Covid, stabilitas perusahaan tetap terjaga dengan baik.

Banyak inisiatif yang dilakukan Bukit dalam memimpin pengelolaan keuangan AFI. Di antaranya, memperkuat program digitalisasi. Menurutnya, saat ini AFI sudah data driven dan risk management driven dalam pembuatan keputusan.

Dia juga memimpin organisasi perusahaannya untuk menerapkan remote working. “Kini proses audit juga menjadi lebih cepat,” ujarnya.

Untuk program digitalisasi, pihaknya melakukan investasi digital di front end dan back end. Kini lini operasi dan klaim sudah didigitalisasi. Customer journey juga sudah didigitalkan sehingga mendapatkan klaim jadi lebih mudah.

Pihaknya baru saja melakukan investasi untuk meningkatkan kapabilitas remote working dengan menyediakan laptop bagi 320 karyawan, menguatkan data recovery center di Cibitung, memperkuat bandwidth, dan memberikan allowance internet untuk karyawan. Untuk penerapan smartworking, kini AFI menerapkan tiga hari kerja di kantor dan dua hari di rumah.

Ke depan, di bidang keuangan Bukit tetap akan memperkuat risk management, melakukan efisiensi operational expenses and distribution cost, serta fokus berinvestasi pada bisnis yang tumbuh dan sustainable. Risk management dan operational expenses adalah caranya untuk menciptakan kapasitas pada financial resources dengan memilih bisnis yang benar.

Untuk menjaga risiko, Bukit memetakan likuiditas perusahaan, mulai dari tipe risiko kurang dari setahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun, hingga 10 tahun lebih. “Saya melakukan rebalancing ke masing-masing duration sehingga bisa merepresentasikan aset yang ada. Di samping itu, meng-create financial capacity dari expanse yang sudah di-save dan investment income yang baik,” katanya.

Manajemen portofolio produk di AFI dilakukan secara cukup berimbang, 40% market-nya di asuransi kesehatan dan 60% di asuransi jiwa. Saat ini, AFI memiliki 300 ribu pelanggan.

Kini AFI mulai masuk ke dalam ekosistem platform. “Kami memiliki platform Emma, application based untuk nasabah dan karyawan,” ujar Bukit. Selain itu, AFI pun berkolaborasi dengan Good Doctor untuk melengkapi ekosistem Emma sejak Desember lalu. “Kami ingin menciptakan ekosistem agar jangkauan semakin bagus dan bisa me-leverage konsumen,” dia menegaskan. (*)

Sudarmadi & Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved