Indonesia Best CFO zkumparan

Ervina Waty, Mentransformasi Departemen Keuangan Grup Ismaya

Ervina Waty, Mentransformasi Departemen Keuangan Grup Ismaya
Ervina Waty, CFO Grup Ismaya
Ervina Waty, CFO Grup Ismaya

Ervina Waty, CFO Grup Ismaya, menarik napas dalam-dalam tatkala mencermati manajemen keuangan perusahaan ini. “Pencatatan keuangannya masih tradisional, laporan keuangan berantakan, saya kesulitan menelusuri data historis arus keluar-masuk keuangan perusahaan,” kata Ervina mengenang masa-masa awal berkarier di Grup Ismaya.

Ervina yang berlabuh di Grup Ismaya pada April 2017 ini memetakan permasalahan manajemen keuangan Grup Ismaya. Ia mendapat restu dari para pendiri perusahaan untuk membenahinya. Kelompok usaha yang didirikan Bram Hendrata, Christian Rijanto, dan Brian Sutanto ini menggarap bisnis gaya hidup dan hospitality, seperti restoran Blowfish dan Dragonfly, serta pertunjukan musik (We The Fest dan Djakarta Warehouse Project). Wilayah operasional bisnisnya: Jakarta, Bali, Shanghai (China), dan Dubai (Uni Emirat Arab).

Langkah selanjutnya, Ervina menetapkan Key Performance Indicators (KPI) dan secara bertahap mengimplementasikan digitalisasi agar manajemen keuangan perusahaan lebih accessible serta tertata apik. ”Di awal-awal saya bergabung, pengumpulan dan pengolahan data masih dikerjakan. Saya melakukan perombakan SDM dan menanamkan prinsip integritas kepada pegawai,” ia menguraikan strateginya. Perlahan-lahan, digitalisasi keuangan mempercepat proses pengolahan arus kas perusahaan.

Pengelolaan keuangan yang menerapkan digitalisasi itu mampu menekan tingkat risiko kebocoran perusahaan. Perusahaan ini cenderung padat modal ketika melakukan investasi di lini bisnisnya itu. Investasi awal resto, misalnya, berkisar Rp 3 miliar-30 miliar per resto. Tidaklah mengherankan, Ervina pun menginisiasi digitalisasi keuangan dalam mengelola keuangan resto yang jumlah gerainya sekitar 90 unit, beragam pertunjukan hiburan, dan 3.500 pegawai. Digitalisasi keuangan diklaimnya sebagai metode yang pertama kali dipraktikkan oleh manajemen Grup Ismaya.

“Saya juga meng-update sistem perangkat dengan ERP system. Step awal kami akan mengaplikasikannya di backbonefinance. Kemudian, step kedua di sektor lifestyle, dan terakhir di bisnis restoran. Walaupun fasenya belum selesai, dengan perbaikan itu kami sudah bisa memangkas durasi pelaporan keuangan dari 80 hari menjadi 13 hari. Jadi, banyak proses yang sudah saya rapikan dan melatih karyawan untuk membiasakan diri melaksanakan proses yang benar dan efektif,” tutur Ervina.

Ke depan, Ervina dan tim bakal menyempurnakan manajemen keuangan perusahaan. Tujuannya, laporan keuangan Grup Ismaya sesuai dengan standar pelaporan keuangan untuk menyongsong rencana perusahaan melaksanakan pencatatan saham perdana (IPO) di tahun 2023.

“Nah, untuk go public itu, langkah pertama yang diambil adalah mengaplikasikan sistem ERP selama setahun,” kata wanita yang pernah berkarier di salah satu unit bisnis Trakindo ini. Kompetensi dan kualitas pegawai turut dibenahi. Baginya, prestasi CFO di zaman disrupsi digital ini bukan hanya menyajikan laporan keuangan, tetapi menyokong laju bisnis perusahaan yang memaksimalkan sistem teknologi informasi. (*)

Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved