Indonesia Best CFO

Orias Petrus Moedak, Mentransformasi Keuangan Pelindo II

Orias Petrus Moedak, Mentransformasi Keuangan Pelindo II

Seorang Direktur Keuangan harus bisa mengatur dan mengendalikan bisnis perusahaan dari yang semula hanya sebagai pendukung. Prinsip inilah yang dipegang teguh Orias Petrus Moedak selama menjabat CFO PT Pelabuhan Indonesia (Persero) II.

“Ketika masuk Pelindo II, yang saya lakukan adalah transformasi keuangan. Tujuannya, untuk menjaga gawang, pertahanan, dan pengatur irama permainan perusahaan,” kata dia.

Peran Direktorat Keuangan tak hanya mengurus hal-hal pasif seperti akuntansi, manajemen IT, pengendalian internal, perpajakan, hubungan investor dan lainnya. Fungsi lain seperti efisiensi biaya serta membenahi aturan yang menghambat gerak bisnis juga penting untuk dilakukan. Serngkali, ada metode baru yang diadopsi untuk memuluskan jalan transformasi keuangan.

Meski begitu, transformasi keuangan tidak semudah membalikkan tangan. Karyawan cenderung ingin mempertahankan zona nnyaman. Mereka takut akan hal-hal dan teknologi baru. Padahal, inilah jalan menuju transformasi keuangan yang dicanangkan perusahaan. Hambatan juga datang dari pesaing dan stakeholder.

“Pesaing ingin perusahaan berpuas diri dengan kemajuan semu. Pemangku kepentingan mencakup pengguna jasa dan mitra usaha mengalami pengaruh negatif dari transformasi yang dijalankan,” katanya.

Tapi, pria yang kini menjabat Direktur Utama Pelindo III ini tak putus asa. Ia mengatur pemanfaatan sumber daya agar lebih efektif. Uang rapat dihapus dan biaya perjalanan dinas masuk dalam komponen biaya. Ia juga yang mengawali penempatan dana di perbankan dengan cara tender.

orias petrus moedak Pelindo III

Ia menyelaraskan jangka waktu investasi dan sumber pendanaan. Pinjaman dari bank internasional dipilih untuk melunasi pinjaman jangka pendek dari perbankan di dalam negeri. Secara bertahap, pendanaan bergeser dari perbankan domestik ke sindikasi perbankan internasional sebagai langkah awal sebelum menerbitkan obligasi global.

“Masalah lainnya adalah proses budgeting masih manual, E-budgeting dimulai sejak 2016. Walaupun belum e-budgeting tapi kami kontrol dengan baik pada 2015 lalu. Misalnya revenue tidak sampai 40-45% dalam waktu setengah tahun, cost kami rem semua,” ujar dia.

Saat bergabung ke Pelindo II, perusahaan memiliki rencana investasi sekitar Rp 40 triliun. Mereka memiliki fasilitas pendanaan yang tersedia dari perbankan, berupa Kredit Investasi Jangka Pendek (revolving loan tenor 1 tahun) senilai Rp 3 triliun dan Kredit Modal Kerja sebesar Rp 1 triliun, dengan tingkat bunga JIBOR +2,5 persen. Saat itu, total aset sekitar Rp 14,9 triliun dengan ekuitas Rp 9,1 triliun dan kas Rp 1 triliun.

Lalu, apa hasil transformasi keuangan? Menurut Orias, perseroan mampu memanfaatkan semua potensi pembiayaan secara maksimal sesuai koridor biaya yang terukur, dari berbagai sumber seperti pembiayaan proyek, perbankan, pasar modal, lembaga pemerintah dan multilateral. Dana internal dipakai untuk mendukung pendanaan eksternal.

Pemanfaatan sumber daya untuk pengembangan perusahaan kini lebih efektif. Investasi dilakukan untuk mempertahankan fasilitas produksi dan meningkatkan produktivitas. Fungsi akuntansi pun berjalan dan tepat waktu dari proses awal pencatatan transaksi sampai proses pembuatan laporan.

Keempat fungsi pengendalian baik pengamanan aset perusahaan, perlindungan secara fisik maupun keuangan, pengendalian internal, asuransi aset, efisiensi dan ekfektifitas operasional telah sesuai rencana perusahaan.

Pada September 2014, Pelindo II mendapat pinjaman sindikasi perbankan asing sebesar US$ 550 juta dengan opsi tambahan US$ 450 juta dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga Libor 3 bulan plus 220 bps. Sindikasi ini untuk menerbitkan obligasi global pada April 2015 sekitar US$ 1,6 miliar dengan tingkat bunga terendah yang pernah diperoleh BUMN selama ini khusus untuk tenor 10 tahun.

“Kami memperoleh globalbBond tanpa jaminan, hanya perlu menjaga kepemilikan negara tetap minimal 51%. Global bond sejauh ini sudah mendapat penghargaan dari Majalah The Assets dan Euromoney IJ Global sebagai Best Issuer 2015,” katanya. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved