Indonesia Best CFO zkumparan

Sjafvitri Sari Dewi, Kembangkan Energi Terbarukan

Sjafvitri Sari Dewi, Kembangkan Energi Terbarukan
Sjafvitri Sari Dewi, CFO PT Indo Tenaga Hijau (ITH)
Sjafvitri Sari Dewi, CFO PT Indo Tenaga Hijau (ITH)

Ketika didirikan tahun 2009, PT Indo Tenaga Hijau (ITH) –saat itu bernama PT Tangkuban Parahu Geothermal Power– punya satu tugas yang dititahkan induknya (PT Indonesia Power), yakni mengembangkan pembangkit panas bumi WKP Tangkuban Parahu.

Namun, tugas itu ternyata tak bisa mulus dijalankan. Sejumlah masalah menerpa, antara lain terkait setoran modal dari mitra dan proses eksplorasi. Perusahaan pun terancam gagal melakukan pengeboran sumur panas bumi.

Sejumlah upaya dilakukan. Antara lain, menyampaikan ke Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi bahwa sumber daya uap dan panas bumi dari 2×55 MW itu sudah ada hasilnya sebesar 2×30 MW. Artinya, masih ada potensi. Akhirnya, September 2017 surat penugasan eksplorasi diberikan kepada ITH.

Perusahaan juga melakukan perubahan besar nama dan anggaran dasar, termasuk bidang usaha. Tahun 2017, berganti nama dari TPGP menjadi ITH. Bidang usaha berubah dari dedicated PLTP panas bumi menjadi dedicated pengembangan energi baru terbarukan. Selain itu, juga melakukan proses Un-Restricted Subsidiary agar bisa meminjam kepada pihak eksternal. “Target kami melakukan restrukturisasi itu supaya ke depan bisa lebih memperbaiki kondisi kinerja dan finansial,” ungkap Sjafvitri Sari Dewi, CFO ITH.

Sementara menunggu proses pengembangan pembangkit, Sjafvitri dan tim menetapkan model bisnis jangka pendek untuk meraup pendapatan. Antara lain, menyewakan peralatan dan tenaga ahli. “Kami mencoba memberdayakan aset yang ada. Jadi, menyewakan aset-aset tersebut. Progress-nya sudah separuhnya terlihat. Targetnya, tahun depan keuangan akan positif,” tutur Sjafvitri.

Ia menjelaskan, perusahaannya kini sedang mengerjakan pembangkit energi baru dan terbarukan, yakni PLTS untuk rooftop, PLTS di Nusa Penida sebesar 10 MW, dan beberapa PLTB yang sedang tahap studi di Banyuwangi dan Banten. “Mungkin dua tahun ke depan sudah bisa kelihatan,” ungkapnya. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved