Young Women Leaders zkumparan

Fitri Puspitasari, Menjaga Security Supply Batu Bara Indonesia Power

Fitri Puspitasari, Menjaga Security Supply Batu Bara Indonesia Power
Fitri Puspitasari,Manajer Perencanaan dan Pengendalian Energi Primer Batu Bara PT Indonesia Power

Anggapan bekerja di perusahaan pembangkit listrik hanya untuk kaum lelaki tidak sepenuhnya berlaku. Hal ini dibuktikan oleh Fitri Puspitasari, wanita yang bekerja di PT Indonesia Power, perusahaan pembangkit listrik. Mengawali karier sebagai analis kimia PLTGU Tambak Lorok di Semarang tahun 2008, Fitri kemudian menjabat sebagai Supervisor Auxiliary PLTU Labuan tahun 2009-2013 dan Ahli Madya Batu Bara pada 2013-2017, sebelum menjadi Manajer Perencanaan dan Pengendalian Energi Primer Batu Bara di kantor pusat PT Indonesia Power.

Sebagai kaum hawa di industri energi, tugas yang diemban Fitri cukup menantang, yaitu memastikan kebutuhan batu bara di Suralaya sebanyak 12,8 juta ton per tahun bisa tercukupi. Terlebih lagi, penyediaan batu bara sangat bergantung pada regulasi pemerintah dalam penetapan harga. “Pada saat harga batu bara ekspor lebih mahal dibandingkan dalam negeri, secara otomatis pemasok akan lebih memilih menjual ke luar negeri. Akhirnya, kami harus memiliki strategi bagaimana menjaga stok batu bara,” katanya.

Strategi yang dilakukan Fitri ialah security supply, dengan menjalin kontrak batu bara jangka panjang sampai tahun 2026, selain mengoptimalikan sinergi anak perusahaan melalui peningkatan pasokan dari PT PLN Batubara. Salah satu upaya menekan biaya pokok penyediaan energi primer ialah dengan mengoptimasi pasokan batu bara PT Bukit Asam (Persero) Tbk. yang memiliki jarak terdekat, sehingga menurunkan biaya angkutan batu bara.

Tak ketinggalan, melakukan pengadaan kapal SUV batu bara. “Untuk green power plant, kami akan blending batu bara agar memenuhi baku mutu emisi PLTU batu bara dan breakthrough idea-nya adalah mengimplementasi smart grid melalui battery (energy saving), automatic generator controlling, dan renewable energy integrated,” Fitri menjelaskan.

Sampai Februari 2019, batu bara masih memegang peran dominan, sebesar 57 persen, dalam produksi PT Indonesia Power yang sebesar 3.622.574.143 kWh. Menurut Fitri, untuk menjamin sustainability perusahaan dalam jangka panjang, Indonesia Power harus mampu menyediakan energi listrik dengan biaya serendah mungkin. Namun, tetap andal dan ramah lingkungan. “Coal switching, pengadaan SUV, capping tarif angkutan batu bara, dan implementasi smart grid adalah langkah konkret untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik terbaik di kelasnya,” katanya menegaskan.

Sri Niken Handayani & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved