Listed Articles CEO Interview Young Women Leaders zkumparan

SWA Business Leader Talk: Strategi Pan Brothers Pertahankan Kepercayaan Global Brand

Anne Patricia Sutanto, Wakil Direktur Pan Brothers (bawah)

Kenal Adidas? The North Face? Atau brand pakaian basic attire Uniqlo? Ternyata, beberapa jenis produk mereka diproduksi di Indonesia. Siapa pemain industri garmen asal Indonesia yang menarik hati para merek global tersebut?

Ialah Pan Brothers, salah satu eksportir garmen yang telah berdiri kurang lebih selama 40 tahun di Indonesia. Memasok untuk 30 global brand selama bertahun-tahun ternyata bukan hal yang mudah, tapi juga bukan yang sulit untuk dilakukan. Anne Patricia Sutanto, Wakil Direktur Pan Brothers menceritakan bagaimana perusahaan yang berdiri di tahun 1980 ini bisa bertahan di tengah persaingan industri garmen dalam perbincangan IG Live SWA Business Leader Talk: Strategi Pan Brothers Pertahankan Kepercayaan Global Brand. Berikut ini petikan wawancaranya:

Mengapa brand-brang global mempercayakan sebagian produksinya kepada Pan Brothers?

Ada tiga hal yang menjadi kunci pilar kepercayaan global brand pada kami yaitu komitmen terhadap kualitas, pengiriman, dan Research and Development.

Bagaimana kapasitas produksi Pan Brothers dan apa keunggulannya?

Pan Brothers sangat kuat di product development. Dengan kapasitas produksi per tahun lalu 117 juta pakaian dnegan 97% untuk pasar ekspor, proses produksi bukan hal yang main-main bagi perusahaan .

Untuk mencapai kesepakatan pengembangan produk, desainer dan tim procurement klien akan datang ke Indonesia setidaknya 3-4 kali setahun untuk langsung terlibat dalam pengembangan produk hingga membuat prototype.

Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap produksi perusahaan?

Sayang sekali, di tahun ini semua proses tersebut terpaksa dilakukan secara virtual akibat pandemi. Hal ini bukan menjadi proses yang menyusahkan, justru kami melihat hal tersebut sebagai wadah menonjolkan digitalisasi yang telah dilakukan oleh Pan Brothers.

Bagaimana dengan fasilitas penunjang atau teknologi yang digunakan?

Kami punya software dan teknologi lain yang menunjang proses pengembangan produk hingga prototype yang sudah kami kembangkan sejak 2015. Sayangnya jarang dipakai karena klien lebih suka datang ke pabrik. Di masa pandemi ini, kami berkesempatan untuk memaksimalkan teknologi tersebut. Cara ini bisa mengurangi biaya sampling tanpa harus mengurangi jenis dari sample tersebut.

Lalu, bagaimana dengan quality control?

Quality control tidak hanya dilakukan di tahap produksi, namun juga saat pengembangan. Kontrol tidak hanya dilihat dari standarisasi spek bahan baku dan aksesoris penunjang, namun juga sejak dalam proses pengembangan. Background supplier bahan menjadi hal krusial yang harus diperhatikan, sama pentingnya dengan kontrol supply chain yang tidak boleh melesat.

Bagaimana dengan penggunaan bahan baku?

Kami selalu menanamkan untuk menggunakan sumber daya lokal dalam produksi pakaian. Namun, keunikan dan variasi brand mitra membuat kami harus mengimpor bahan baku dan aksesoris dari luar negeri. Saat ini, pasokan bahan Pan Brothers adalah 30% lokal dan 70% impor dari Taiwan, Vietnam, China, Thailand, Malaysia, Korea, bahkan Italia.

Produk pakaian apa saja yang banyak diorder mitra atau pemilik brand?

Demand terbesar dan kelihatannya akan tetap tumbuh adalah pakaian fungsional, terutama yang seasonal seperti jaket atau layered pieces. Sehingga bahan dan aksesorisnya banyak yang kami impor.

Jumlah dan lokasi pabriknya di mana saja?

Hingga saat ini, Pan Brothers telah memiliki 6 pabrik yang berlokasi di Tasikmalaya, Boyolali, Bandung, Sragen, Tangerang, dan Ungaran. Adapun jumlah karyawan mencapai 38 ribu karyawan. Selain memproduksi pakaian, tahun ini Pan Brothers juga fokus untuk membantu produksi Alat Pelindung Diri dan masker yang penggunaannya masih dikhususkan untuk kebutuhan domestik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved