Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah memiliki empat strategi dalam menghadapi pandemic Covid-19. Pertama mengenai protokol kesehatan dengan melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Kedua, mendeteksi dengan meningkatkan tes hingga 400 ribu/hari. Tujuan pemeriksaan bagi suspek dan kontak erat perlu diprioritaskan, dibandingkan skrining Budi mengatakan bahwa deteksi harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah kemaian.

“Saat ini banyak pasien yang terlambat datang ke RS sehingga ini yang menyebabkan tingginya angka kematian di Indonesia, kadar oksigen di bawah 94 sudah harus dibawa ke rumah sakit,” jelasnya. . Ketiga perlunya peningkatan produksi dan distribusi obat, pasalnya kebutuhan obat untuk terapi pasien Covid-19 mengalami peningkatan hingga 12 kali lipat sehingga kecepatan produksi tidak mampu mengimbanginya. Adapun dalam proses produksi mulai dari pembelian bahan baku hingga distribusi membutuhkan waktu antara 4 sampai 6 minggu agar kapasitas produksi obat dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan.

“Kami sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi dan sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan juga distribusinya,” jelasnya. Selain itu, pemerintah juga melakukan impor obat untuk pemenuhan gap suplai obat dan penerapan Government Use untuk produksi Remdesivir dan Tocilizumab dalam negeri.

Keempat, perlu dilakukan percepatan laju vaksinasi melalui kordinasi yang erat antara Pemda, Dindes, TNI/Polri sehingga target cakupan vaksinasi dapat tercapai. Ia menargetkan sampai akhir Agustus di DKI Jakarta dan Bali dapat mencapai 100% target sasaran vaksinasi dosis pertama. Sedangakan 40 kabupaten/kota aglomerasi lainnya dapat mencapai 70% target sasaran divaksinasi dosis pertama.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id