Covid 19

A True Balinese Experience, Mulai Bangkit Saat New Normal

I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, owner A True Balinese Experience

Meskipun secara keseluruhan penyebaran Covid-19 di Bali relatif lebih rendah, dibanding kota-kota lain di Indonesia, namun dampaknya sangat dirasakan bagi pelaku bisnis, apalagi yang menggeluti sektor pariwisata.

Hal ini diakui I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, owner bisnis rafting, cycling, elephant riding, tracking, horse riding, Safari Go Topless, dan chocolate factory (Pod Chocolate) di bawah bendera A True Balinese Experience (pengalaman liburan Bali yang sesungguhnya) pandemi Covid-19 nyaris membuat bisnisnya terhenti. “Sudah enam bulan sekitar 300 tenaga kerja harus di rumahkan. Nyaris semua usaha tidak beroperasi karena ketiadaan tamu,” katanya.

Namun, saat tatanan kehidupan baru new normal mulai dicanangkan, perlahan bisnis yang ia geluti mulai bergerak. Namun, tetap harus menjalankan protokol kesehatan (prokes). Misalnya untuk menerima tamu pun dengan persyaratan harus melakukan booking terlebih dahulu dan menolak tamu yang datang on the spot.

“Kami buka hanya saat ada booking. Pegawai yang bekerja juga sesuai dengan jumlah tamu yang akan dilayani. Tidak ada pegawai yang stand by di lokasi,” tutur Inda yang ditemui di Pod Sanur.

Diakui Inda, prokes diterapkan secara ketat baik untuk tamu maupun pegawainya. Misalnya, setiap tamu yang memasuki areal rafting di Desa Carangsari atau elephant riding di Pantai Saba Gianyar diwajibkan cek suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan, dan melakukan social distancing dengan mengurangi kapasitas perahu karet. Selain itu, meniadakan fasilitas makan siang secara prasmanan dan menggantinya dengan nasi boks ramah lingkungan.

Untuk menggerakan bisnisnya, Inda menawarkan harga khusus. Hanya saja harga yang ditawarkan cuma menutup biaya operasional hari itu, akan langsung dibagi-bagi kepada tenaga kerja yang bertugas hingga pembayaran laundry dan makanan yang disajikan. “Nyaris tidak ada yang tersisa untuk perusahaan, tapi saya bersyukur melihat kegembiraan karyawan yang kembali bisa menerima upah,” katanya.

Menurut Inda dengan menerapkan prokes yang ketat sesuai Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) untuk memastikan wisatawan aman dari Covid-19, dan spirit ekowisata, memberdayakan masyarakat pedesaan yang mengacu pada community development, memadukan sisi konservasi, wisata, dan budaya.

Inda mengaku mulai bisa bernafas walau dengan ritme yang masih lemah. Untuk bisnis coklatnya, selain tetap membuka satu-satunya toko di Sanur Inda juga merambah online, bergabung dengan Tokopedia dan Shopee serta layanan Gojek dan Grab dan meniadakan sistem konsinyasi yang selama ini diterapkan di toko oleh- oleh, bandara, dan supermarket. “Lumayan untuk survive,” kata Inda.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved