Trends Covid 19

Akibat Pandemi, Penanganan Pasien Anak Kanker Lebih Sulit

Kepala Staf Medis Fungsional Anak dan Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais, Haridini Intan S. Mahdi mengatakan pasien anak penderita kanker sangat rentan terhadap efek komplikasi yang disebabkan infeksi virus Covid-19. Selama Maret 2020 – Februari 2021, tercatat ada 10 pasien anak kanker yang positif Covid-19.

Pandemi ini, menurut Intan, sangat tidak menguntungkan pasien kanker karena menyebabkan penundaan kemoterapi. “Pasien kanker tidak boleh terinfeksi virus, bakteri, atau jamur. Jadi ketika terinfeksi, kemoterapi harus ditunda paling cepat 14 hari. Ini tidak menguntungkan mereka baik untuk tumor padat maupun kanker cair (leukemia),” jelasnya, Selasa (16/2/2021).

Adapun pasien anak kanker yang mengunjungi RS Kanker Dharmais dengan tujuan transfusi maupun kemoterapi diharuskan melalui proses skrining. Anak yang positif harus dirawat di ruang isolasi dengan pendampingan psikolog yang telah disediakan rumah sakit.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia, Ira Soelistyo mengatakan pandemi menyebabkan penerimaan pasien di yayasannya jadi terhambat.

“Normalnya kami melakukan pendampingan pengobatan pasien ke rumah sakit. Namun akibat Covid-19, karyawan yayasan kami dibatasi untuk ikut masuk ke rumah sakit. Kami hanya mengarahkan saja,” tutur Ira.

Ia menambahkan, begitu juga ketika pasien dan keluarganya baru datang, mereka diarahkan untuk melakukan skrining terlebih dahulu. Setelah itu, mereka wajib isolasi mandiri sebelum bergabung di rumah yayasan paling tidak 3-7 hari meskipun hasilnya negatif.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved