zkumparan Covid 19

Asuransi Astra, Diversifikasi Portofolio Bisnis untuk Antisipasi Krisis

Rudy Chen, CEO Asuransi Astra
Rudy Chen, CEO Asuransi Astra

Asuransi Astra atau yang dikenal dengan brand layanannya, Garda Oto, juga telah bersiaga untuk menghadapi dampak pelambatan permintaan pasar akibat virus corona. Manajemen Garda Oto terus memantau perkembangan dengan menyiapkan sejumlah strategi.

Rudy Chen, CEO Asuransi Astra, mengakui dampak virus corona (Covid-19) saat ini sudah meluas secara global. Beberapa lembaga survei dunia bahkan telah memberikan proyeksi pertumbuhan dunia tahun 2020 yang semakin melambat akibat dampak Covid-19. Ini memperburuk kondisi setelah sebelumnya terdampak perang dagang Amerika Serikat-China. Industri asuransi, menurutnya, bisa terkena dampak, baik langsung maupun tidak langsung.

“Tahun lalu lini asuransi kendaraan bermotor Asuransi Astra masih tumbuh sesuai dengan target dan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tapi, untuk tahun ini kita harus melihat tren ini sampai dengan beberapa bulan mendatang karena dampak Covid-19 di Indonesia nampaknya mulai bergolak di pertengahan Maret ini,” kata Rudy. Pada Maret, dampak mulai terasa karena mulai diperlakukannya kebijakan work from home (WFH) dan social distancing serta penyesuaian jam operasional beberapa fasilitas publik.

Menghadapi situasi sekarang, untuk mengurangi tingkat risiko, Asuransi Astra akan terus menerapkan strategi diversifikasi portfolio secara keseluruhan. Penerapan strategi diversifikasi portfolio sudah dijalankan tahun-tahun sebelumnya sehingga antarsektor bisa saling menutupi, seperti ketika bisnis di segmen otomotif mendapat tekanan lalu dapat dikover oleh segmen non-otomotif. Demikian pula sebaliknya.

“Strategi ini memang sudah diterapkan sebagai strategi jangka menengah hingga panjang, dengan tujuan utama untuk business sustainability,” kata Rudy. Selain itu, pihaknya juga terus berupaya melakukan inovasi, baik produk maupun layanan.

Terkait virus corona, Asuransi Astra juga mencegah penyebarannya. Misalnya, dengan melakukan thermal checking di pintu masuk, baik kantor pusat maupun cabang. Lalu, menyediakan hand sanitizer di tiap titik krusial di kantor pusat, dan mewajibkan pelanggan yang mengunjungi kantor cabang atau Garda Center untuk cuci tangan dengan hand sanitizer sebelum memasuki kantor.

Perusahaan menyediakan masker dan mewajibkan karyawan yang sakit untuk menggunakannya, juga menyediakan masker untuk pelanggan. Perusahaan pun melarang melakukan jabat tangan ataupun kontak fisik lainnya, baik dengan sesama kolega maupun dengan pelanggan.

Untuk kegitan internal perusahaan, manajemen Asuransi Astra juga meniadakan segala bentuk kegiatan kekaryawanan hingga waktu yang belum ditentukan. Manajemen memberlakukan skema penerimaan tamu nonpelanggan, memberlakukan partial WFH untuk unit kerja yang memungkinkan, dan semakin memaksimalkan peran teknologi digital untuk melakukan diskusi dan meeting secara online.

“Saat ini kami sudah menerapkan WFH untuk fungsi-fungsi tertentu, menyesuaikan dengan jam layanan operasional Garda Center dan kantor cabang, dengan tetap mengutamakan layanan pelanggan, proses bisnis yang termonitor dengan baik sesuai KPI yang ditetapkan,” kata Rudy.

Ia mengakui, industri asuransi adalah industri pendukung. “Jika industri utama mengalami tantangan, tentu akan berimbas. Bagi kami, industri otomotif mempunyai dampak besar karena Garda Oto mempunyai portofolio cukup besar di bisnis otomotif,” katanya.

Yang jelas, meski virus corona mulai menimbulkan dampak pada bisnis, tidak ada tren pencabutan polis di Asuransi Astra. Karena itu, pihaknya merasa bersyukur karena sejak 2014 sudah aktif mendigitalisasi bisnis. Sehingga, pada situasi seperti sekarang bisnis tetap jalan, dibantu dengan pemanfaatan teknologi.

Banyak inovasi produk dan layanan berbasis digital yang dilahirkan sejak 2014. Antara lain, Garda Center, contact center Garda Akses, mobile apps Garda Mobile Otocare, website pembelian asuransi mobil Garda Oto Digital, dan virtual assistant pembelian asuransi mobil pertama, yaitu GarXia (Garda eXperience Intelligent Assistant).

“Strategi digital yang dimulai di tahun 2014 sangat membantu kami dalam melewati masa-masa seperti saat ini,” ungkap Rudy. Karena itu, pihaknya tidak akan berhenti melahirkan inovasi dan mengantisipasi disrupsi digital dan perubahan perilaku, serta beradaptasi untuk memastikan business sustainability perusahaan. (*)

Sudarmadi & Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved