Management Trends Covid 19

Cara L'Oréal Bantu Pengelola Salon Hadapi Pandemi

Cecil Era Wahjuni, pemilik Salon The Icon dalam menjalankan protokol keselamatan dan kesehatan di salon

Pandemi COVID-19 sangat berimbas pada pelaku bisnis salon. Makin terasa terutama bagi pengelola jaringan salon yang ada di mal-mal. Salon wajib tutup beroperasi karena layanannya cenderung intim, dekat antara pelanggan dengan hair dresser atau penata rambut. L’Oreal Indonesia sebagai perusahaan yang mengelola berbagai produk perawatan, pewarnaan rambut serta kosmetik merasa penting membantu mereka menghadapi pandemi ini dan juga mempersiapkan post pandemi atau new normal nanti

Provinsi DKI Jakarta merupakan konsentrasi terbesar jumlah usaha salon yaitu sebanyak 55% dari jumlah total dan menyerap lebih dari 300 ribu tenaga kerja. Tidak hanya itu, penyerapan tenaga kerja di industri salon Indonesia yang berasal dari SMK jurusan tata kecantikan pada tahun 2019 terhitung sebanyak 50% atau setara dengan kurang lebih 3.500 lulusan per tahunnya. Bisa dibayangkan, senilai itulah ekonomi yang terhenti akibat pandemi ini dari industri salon dan tata rambut di Indonesia.

Pada konferensi pers virtual yang diadakan hari ini (18/05/2020) disampaikan Michael Justisoesetya, General Manager PPD L’Oréal Indonesia, pandemi ini terlebih dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB menghantam hampir semua bisnis, usaha salon salah satu yang paling terdampak. L’Oréal sebagai mitra penata rambut bersama Komunitas Industri dan Pengusaha Salon (KIPS) di Indonesia berupaya menyikapi kondisi ini secara positif melalui langkah-langkah pengetatan keamanan dan keselamatan serta pelatihan serta membekali industri dengan kiat-kiat menghadapi ‘the new normal’.

“Tentu saja dengan banyaknya salon tutup ini memengaruhi bisnis L’Oreal Indonesia juga. Penurunan bisnis beragam, mengingat kami memiliki banyak merek, rata-rata sekitar 60%, sedangkan untuk produk salon bisa sampai 90%. Tapi intinya bukan di situ, kami bersama L’Oreal global membantu para mitra salon yang tergabung dalam KIPS agar bisa melewati pandemi ini, lalu mempersiapkan diri menghadapi New Normal,” terangnya.

Cecil Era Wahjuni, pemilik Salon The Icon salah satu mitra L’Oreal mengakui, ia berinisiatif menutup salon per 21 Maret, walau ia tahu berat, tapi ia ingin mendukung pemerintah menekan penyebaran virus ini. “Salon saya kan sebenarnya berada di Tangerang, waktu itu belum menjalankan PSBB, namun saya ikut langkah Jakarta dengan alasan kesehatan,” katanya sambil berujar memiliki 7 orang yang bekerja dengannya. Cecil sudah mencoba menjalankan layanan salon dengan protokol keselamatan dan kesehatan di salon dalam beberapa waktu terakhir.

Ia mengungkapkan, kala itu banyak pelanggan mengirim pesan, mengapa salon tutup, dijelaskan bahwa ini langkah terbaik agar kita bisa mendukung Pemerintah menekan penyebaran Covid-19. “Kerugian memang besar, apalagi saya tidak bisa karyawan off dengan unpaid. Kami lalu menjalankan layanan home services, tentu dengan protokol kesehatan yang kami jalankan. Menjaga klien dan juga karyawan kami. Dengan perlengkapan: masker, face shield, masker, juga hand sanitizer,” ungkapnya.

Wisnu G dari Irwan Team Hair Design salah satu mitra salon L’Oreal Indonesia, mengakui ia dan para tenaga penata kerja di salon terkaget-kaget dengan kondisi ini. “Seburuk-buruk krisis ekonomi yang pernah terjadi, tidak pernah seburuk ini. Demi mencegah penyebaran virus, kami mulai meliburkan per akhir Maret 2020, apalagi salon kami ada di mal-mal yang tutup akibat diberlakukannya PSBB,” ujarnya sambil menyebut ada 700 orang penata rambut yang bekerja di Irwan Hair Design.

“Arahan dan pendidikan dari L’Oreal sangat membantu kami. Termasuk bagaimana kami bisa menjalankan Home Services. Karena sebagian besar yang bekerja di salon adalah mitra, bukan karyawan, artinya tidak digaji, tapi bagi hasil dari layanan, maka itu yang kami pikirkan adalah bagaimana menjaga agar mereka tetap mendapat penghasilan. Inovasi Home Service ini lumayan membantu mereka,” terangnya.

Cecil menuturkan setelah mencoba home service, pelanggan mulai nyaman lalu mulai berani ke salon dengan protokol keamanan yang ketat. “Layaan ke rumah, terbatas peralatan dan perlengkapannya, tidak bisa dibawa semua,” ujarnya. Layanan di salon pun mulai ia coba jalankan, walau dengan protokol kesehatan yang ketat. “Pelanggan sangat saya batasi, layanan juga tidak boleh lama-lama, tidak ngobrol,” ujarnya.

Guna memastikan tidak terjadinya penyebaran virus di lingkungan salon, L’Oréal pun mengarahkan para mitra salon, dengan langkah- langkah preventif keamanan dan keselamatan yang sudah diterapkan industri sejak awal wabah virus ini merebak di Indonesia. Pertama membudayakan praktik sanitasi secara rutin dan berkali-kali setiap harinya seperti mencuci tangan dan menggunakan serta menyediakan hand sanitizer; membersihkan dan mensteril peralatan dan perlengkapan kerja; Kedua mengharuskan penggunaan masker dan sarung tangan bagi semua staf dan pelanggan.

Ketiga, wajib melakukan pemeriksaan suhu badan terhadap seluruh karyawan dan pelanggan sebelum masuk ke area salon serta tidak memperbolehkan karyawan atau pelanggan yang sakit untuk datang ke salon. Kelima, menerapkan praktik physical distancing di dalam salon, dengan mengurangi jumlah kursi servis sehingga dapat memastikan jarak antar kursi minimal 2 meter, memberi garis batas pada antrean kasir, membatasi jumlah orang yang berada di dalam salon serta membatasi jenis servis yang dapat dilakukan. Keenam, membatasi kegiatan penerimaan pelanggan melalui sistem “by appointment only” dan menolak memberikan pelayanan kepada pelanggan yang datang tanpa reservasi;

Ketujuh, membatasi jenis jasa yang diberikan kepada pelanggan hanya servis untuk rambut seperti potong rambut, perawatan rambut dan penjualan produk retail dengan sistem pesan antar. Dan keenam, membatasi jam operasional salon yaitu jam 10.00 s/d 16.00 WIB. Lalu terakhir, memberlakukan sistem pembayaran non-cash kepada pelanggan.

Michael mengakui, beberapa public figure maupun netizen melakukan inisiatif selama #dirumahsaja dengan menggunting rambut atau melakukan cat rambut sendiri di rumah. Namun tidak sedikit yang mengeluh tentang susahnya melakukan hal tersebut sendiri tanpa bantuan hairdresser, dan merasa tidak puas dengan hasilnya.

“Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang hairdresser dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengingat ilmu dan keterampilan yang diperoleh membutuhkan waktu belajar serta pelatihan yang sangat lama, profesi ini bukanlah termasuk ke dalam pekerjaan yang mudah. Pengalaman serta jam terbang para hairdresser menangangi berbagai tipe rambut pelanggan membuat profesi ini semakin tidak tergantikan,” jelasnya.

Selain itu, sejumlah aksi solidaritas telah disalurkan oleh divisi Proffesional Product (PPD) L’Oréal Indonesia, beberapa di antaranya dengan memberikan keringanan pembayaran, mendonasikan sejumlah hand sanitizer kepada salon partner, serta memberikan berbagai pelatihan agar kegiatan usaha para mitra salon dapat tetap berjalan mengikuti format the new normal.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved