Covid 19

Dosis Pertama vaksin COVID-19 AstraZeneca Tiba di Indonesia melalui Skema COVAX

Dosis pertama vaksin COVID-19 AstraZeneca yang didatangkan ke Indonesia melalui skema COVAX hari ini tiba di Jakarta. Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang menerima dosis vaksin COVID-19 melalui inisiatif global yang dikelola oleh badan dunia World Health Organization (WHO) ini. COVAX Facility bertujuan untuk memastikan akses yang tepat waktu dan merata terhadap vaksin COVID-19 yang aman dan efektif untuk semua negara yang termasuk dalam negara AMC (Advanced Market Commitment), terlepas dari tingkat pendapatan negara tersebut. Seperti diketahui, COVAX Facility memiliki target pengadaan vaksin bagi 20 persen dari populasi setiap negara AMC dan mendukung kesiapan negara AMC untuk melakukan rencana vaksinasi nasional.

Kedatangan 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca lewat skema COVAX tersebut disambut baik oleh pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Debora Comini, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia, drg. Arianti Anaya, MKM, Plt. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan Dr N. Paranietharan, Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia. Ini adalah bagian dari 11,7 juta dosis yang akan tiba mulai sekarang hingga Mei 2021.

Selain itu, AstraZeneca akan memasok 50 juta dosis lagi ke Indonesia. AstraZeneca bangga menjadi mitra COVAX dalam memastikan masyarakat di seluruh dunia dapat mengakses vaksin secepat mungkin. Kemitraan ini menekankan komitmen AstraZeneca untuk menyediakan vaksin yang aman dan efektif secara nirlaba selama pandemi dan memastikan vaksin COVID-19 tersedia di seluruh dunia untuk negara berkembang. Hari ini menandai langkah penting dalam memperluas akses global yang merata terhadap vaksin dan mengubah situasi pandemi ke arah yang lebih baik.

Distribusi vaksin mengikuti Daftar Penggunaan Darurat (Emergency Use Listing atau EUL) terbaru dari WHO untuk imunisasi aktif pada individu berusia 18 tahun ke atas, memberikan jalur akses yang vital dan cepat. Dosis telah dialokasikan dengan merata sesuai dengan Kerangka Kerja Alokasi COVAX yang menentukan volume per negara peserta berdasarkan beberapa faktor.

Sewhan Chon, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, mengatakan, “Kami sangat senang melihat kedatangan dosis pertama vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia melalui COVAX. Meskipun sebelumnya vaksin bukanlah fokus utama kami, AstraZeneca telah bekerja dengan mitra secara global untuk menyediakan akses vaksin secara luas, merata dan tepat waktu bagi sebanyak mungkin orang secara nirlaba, selama masa pandemi. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada COVAX, pemerintah Indonesia, dan mitra multilateral atas kerja sama ini. Kami juga berharap masyarakat di Indonesia akan segera terlindungi dari COVID-19 saat mereka menerima vaksin kami.”

AstraZeneca adalah perusahaan farmasi global pertama yang bergabung dengan COVAX pada Juni 2020 sejalan dengan komitmen bersama perusahaan terhadap akses global yang merata terhadap vaksin. Bersama dengan mitra lisensinya, Serum Institute of India, ratusan juta dosis vaksin AstraZeneca direncanakan akan diberikan kepada 142 negara melalui skema COVAX, apabila memungkinkan dari sisi operasional dan ketersediaan.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca telah terbukti dapat ditoleransi dengan baik dan efektif dalam mencegah COVID-19 dengan gejala. Satu dosis vaksin memiliki kemanjuran 76% terhadap COVID-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi, tanpa penurunan perlindungan yang signifikan selama periode ini. Kemanjuran vaksin setelah dosis kedua lebih tinggi apabila diberikan dengan interval yang lebih lama, mencapai 81,3% apabila interval pemberian dosis pertama dan kedua 12 minggu atau lebih.

Hasil uji klinis telah mengkonfirmasi Vaksin COVID-19 AstraZeneca mampu 100% mencegah terjadinya penyakit parah, rawat inap, dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan. Penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin mengurangi penularan virus tanpa gejala secara signifikan hingga dua pertiga, berdasarkan swab test mingguan yang dilakukan pada sukarelawan dalam uji coba di Inggris.

Sebelumnya AZD1222 Vaksin COVID-19 AstraZeneca ditemukan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-outnya, Vaccitech. Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2. Setelah vaksinasi, protein permukaan spike diproduksi, yang mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

EUL WHO ini didasarkan pada hasil analisis kemanjuran gabungan dari 11.636 peserta penelitian berusia 18 tahun ke atas, menghasilkan 131 infeksi COVID-19 dengan gejala dari Inggris dan Brasil, dalam uji klinis Fase III yang dilakukan oleh Universitas Oxford.

Keamanan keseluruhan didasarkan pada analisis sementara dari data yang dikumpulkan dari empat uji klinis yang dilakukan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan yang mencakup 23.745 peserta berusia 18 tahun ke atas. Vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada kejadian keamanan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin tersebut. Para peserta berasal dari berbagai kelompok etnis dan geografis yang sehat atau memiliki kondisi medis awal yang stabil.

Selain program yang dipimpin oleh Universitas Oxford, AstraZeneca pun sedang melakukan uji coba besar di AS dan juga global. Secara total, Universitas Oxford dan AstraZeneca berharap dapat menyertakan hingga 60.000 peserta penelitian secara global.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diberikan otorisasi pemasaran bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 50 negara, dengan WHO EUL sekarang mempercepat jalur akses di hingga 142 negara melalui Fasilitas COVAX.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved