Covid 19

Filosofi Baru Hachi Group di Masa Adaptasi Baru

Githa Nafeeza, Pendiri Hachi Group.

Hospitality merupakan salah satu sektor yang paling parah terdampak pandemi covid-19. Bagaimana tidak, dengan adanya pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) yang dilakukan oleh pemerintah dan adanya kewaspadaan masyarakat untuk tidak terlalu sering keluar rumah dan pergi ke tempat publik, membuat jumlah kunjungan hotel dan restoran menurun.

“Rata-rata restoran di Indonesia mengalami penurunan penjualan sebesar 70\% sampai dengan 80\%, bahkan ada restoran yang tutup. Kondisi pandemi ini juga berimbas pada kinerja group kami,” ujar Githa Nafeeza, Pendiri Hachi Group dalam wawancara eksklusif bersama SWA.

Sejak tanggal 22 Maret hingga pertengahan Juli lalu, restoran yang berada di bawah naungan Hachi Group sempat ditutup dan baru dibuka kembali 1,5 bulan belakangan. Penutupan tersebut, menurutnya, berimbas pada kinerja keuangan group.

Ghita mengatakan bahwa kinerja keuangan perusahaanya minus, hingga sampai harus menjual aset. Kondisi perusahaan yang cukup berat tersebut sulit untuk diperbaiki hingga tahun 2021 mendatang. Meskipun begitu, dirinya tetap optimis akan dapat keluar dari krisis dan dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan di tahun 2021 mendatang.

Menyeruaknya wacana masa adaptasi baru dan transisi, merubah pola perilaku masyarakat. Perubahan laku tersebut ditangkap oleh Hachi Group. Perusahaan, sejak dibuka kembali, mulai membangun kepercayaan konsumen melalui komitmen terhadap penerapan protokol kesehatan.

“Sebelum membuka kembali restoran Shabu Hachi, kami melakukan survei kepada loyal konsumen. Hasilnya, mereka tidak lagi menempatkan makanan dan minuman enak, serta pelayanan sebagai prioritas. Mereka meletakan kepercayaan di urutan pertama,” kata dia menambahkan.

Kepercayaan yang dimaksud berupa komitmen restoran dalam menjaga kebersihan, keselamatan, keamanan, serta kesehatan pengunjung dan karyawan. Melihat fenomena tersebut, Githa mulai menempatkan protokol kesehatan yang ketat untuk pegawai dan pelanggan di urutan pertama.

“Kami memiliki filosofi baru yakni you protect me, you protect us. Artinya, kami melindungi anda sebagai konsumen dan kamu juga harus melindungi kami dengan ikut menerapkan protokol kesehatan,” ujar mantan pembawa berita ini. Penerapan protokol kesehatan yang dilakukan untuk para pengunjung adalah pemasangan oximeter untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah. Alat ini bisa digunakan untuk menjaring Orang Tanpa Gejala (OTG).

Selain itu, pengunjung juga diberikan masker dan sarung tangan. Lebih jauh, restoran juga mengurangi kapasitas pengunjung sebanyak 50\% sesuai dengan aturan pemerintah. “Tidak hanya untuk pelanggan, kami juga melengkapi karyawan dengan masker dan faceshield, serta membuat pakta integritas untuk mematuhi protokol kesehatan,” kata Githa menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved