Covid 19

Jurus Pengusaha Furniture Bertahan Hadapi Covid-19

Shinta Melodi Pengusaha Furniture dalam talkshow Geliat Pengusaha Lokal Untuk Menembus Pasar Global Dalam Transisi Era Pandemi (Foto: Anastasia AS/SWA).

Pandemi Cov-19 membawa stagnasi perekonomian suatu negara, bahkan kemunduran. Kondisi tersebut muncul akibat dari melemahnya mobilitas masyarakat, sehingga memunculkan keterengahan rantai produksi dalam putaran roda ekonomi. Salah satu bidang yang terdampak akibat pandemi Covid-19 adalah furniture.

“Sebesar 70% penjualan kami menyasar pasar ekspor. Namun, karena diberlakukan lockdown. Penjualan kami pun mengalami penurunan,” kata Shinta Melodi, pengusaha furniture dalam talkshow Geliat Pengusaha Lokal Untuk Menembus Pasar Global Dalam Transisi Era Pandemi (17/11/2020).

Untungnya, penuranan tersebut tidak berlangsung lama. Pada bulan Juni 2020, Shinta mulai kembali melakukan pengiriman barang ke luar negeri akibat telah dilonggarkannya kebijakan lockdown di banyak negara. Bersamaan dengan hal tersebut, permintaan pasar di sektor domestik pun meningkat.

“Saat ini, kami merambah pasar domestik. Karena, orang-orang yang tadinya budget uangnya untuk traveling, digunakan untuk mendekorasi rumah dan membuat kantor di rumahnya masing-masing,” kata dia menambahkan.

Tidak ingin melepaskan kesempatan tersebut, Shinta mulai melakukan inovasi dengan membuat furniture yang biasa digunakan untuk kantor seperti meja kerja, kursi, dan alat kantor lain. “Selama lockdown kami tetap melakukan produksi, karena adanya order dari pasar domestik. Pabrik kami tetap jalan. Namun, tetap dengan malakukan social distancing.”

Selain melakukan social distancing untuk memutus mata rantai penularan covid-19, pihaknya melakukan pengecekan suhu, menggunakan masker, melakukan pertemuan melalui daring, dan memberlakukan isolasi mandiri selama 14 hari bagi karyawan yang merasa tidak enak badan. “Sampai saat ini belum ada pengurangan tenaga kerja, kami hanya melakukan social distancing, pemberian vitamin dan hand sanitizer,” kata dia menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved