Covid 19

Program Vaksinasi COVID-19 Dapat Menekan Peluang Lahirnya Varian Baru

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito (Foto: dok KPCPEN)

Beberapa minggu terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19 di zona merah di Indonesia. Hal ini dikhawatirkan dapat melahirkan varian baru yang lebih ganas dann cepat menular. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, pada prinsipnya virus bukanlah makhluk hidup. Karena virus hanya dapat memperbanyak diri pada inang yang hidup seperti manusia. Dan dalam proses perbanyak diri inilah virus dapat bermutasi dan dapat menghasilkan varian baru.

Prof Wiku menegaskan bahwa upaya terbaik menghindari masuk ke dalam tubuh melalui disiplin protokol kesegaran yang ketat. Upaya lain, meminimalisir penularan yang terjadi dengan mempercepat pelaksanaan strategi vaksinasi nasional.

“Karena peluang terbentuknya varian baru pada orang yang sudah divaksin lebih rendah dari orang yang belum divaksin,” Wiku saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, (29/7/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Untuk vaksin yang diberikan kepada masyarakat, sepenuhnya gratis baik skema program nasional ataupun progam Gotong Royong. Adapun adanya temuan yang menyebutkan ada vaksinasi berbayar di lapangan akan ditindaklanjuti oleh satgas COVID-19 di daerah setempat.

Sementara untuk penerima booster vaksin saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko. Sekaligus vital dalam mendukung pelayanan dalam kesehatan khususnya dalam masa pandemi COVID-19.

Pemerintah melalui berbagai kebijakan terus dilakukan seperti penerapan PPKM, optimalisasi posko dan pengaturan pelaku perjalanan untuk mencegah penularan di tengah-tengah masyarakat. Serta mencegah improtasi kasus yang dapat memperburuk kondisi COVID-19 nasional.

Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Kesehatan RI memperluas jangkauan penggunaan layanan telemedicine di lingkungan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Namun penggunaannya baru menjangkau skala perkotaan.

Sebelumnya layanan telemedicine ini diujicobakan di DKI Jakarta kemudian diperluas sehingga mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

Selain Jabodetabek, kini penggunaan layanan telemedicine ini diperluas lagi, antara lain Karawang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota Denpasar.

Ada 11 platform telemedicine di Indonesia yang bekerjasama dengan Kemenkes antara lain Halodoc, YesDok, Alodokter, Klik Dokter, SehatQ, Good Doctor, Klinikgo, Link Sehat, Milvik, Prosehat, dan Getwell.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati, MKM mengatakan layanan telemedicine ini gratis dimulai dari proses pengambilan dan pemeriksaan sampel di laboratorium.

”Untuk mendapatkan layanan ini, pasien harus melakukan tes PCR/Antigen di laboratorium yang telah terafiliasi dengan sistem New All Record (NAR) Kementerian Kesehatan,” katanya.

Jika hasilnya positif dan laboratorium penyedia layanan test COVID-19 melaporkan data hasil pemeriksaan ke database Kementerian Kesehatan (NAR), maka pasien akan menerima pesan Whatsapp dari Kemenkes RI (dengan centang hijau) secara otomatis.

Namun, apabila tidak mendapatkan WA pemberitahuan, pasien bisa memeriksa NIK secara mandiri di situs isoman.kemekes.go.id. Untuk WA pemberitahuan, pasien bisa melakukan konsultasi secara daring dengan dokter di salah satu dari 11 layanan telemedicine. Caranya tekan link yang ada di pesan WA dari Kemenkes atau di link yang muncul saat pengecekan NIK mandiri di situs isoman.kemkes.go.id, lalu memasukkan kode voucher supaya bisa konsultasi dan dapat paket obat gratis. Sebelum berkonsultasi, pasien harus menginformasikan bahwa dirinya adalah pasien program Kemenkes. Selesai konsultasi, dokter akan memberikan resep digital sesuai kondisi pasien. Hanya pasien kategori isoman, yang akan mendapatkan obat dan vitamin secara gratis.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved